Part 13

698 33 1
                                    

Bintang baru saja keluar dari ruang operasi. Rasanya badannya remuk karena hari ini banyak jadwal pasien yang mau dioperasi. Dia melirik arlojinya menunjukkan pukul tujuh malam. Setelah mengganti baju di loker, Bintang mengambil hpnya.
" Langit mana ya? " gumam Bintang. Karena biasanya jam segini Langit sudah menelpon akan menjemputnya. Tapi kali ini tidak ada panggilan dari suaminya itu. Bintang pun mencoba menelpon, tapi tidak ada jawaban. Bintang mencoba menelpon lagi.
" Halo." Terdengar suara perempuan dari seberang. Bintang langsung melihat layar hpnya, dia takut salah menelpon orang. Tapi, ternyata itu benar nomor Langit.
" Halo, ini siapa ya? " tanya Bintang bingung.
" Gisel." Jawab perempuan diseberang. Sontak saja Bintang kaget mendengar nama itu.
" Kenapa? Lo nyari Langit? Dia lagi sama gue." Lnjut Gisel lagi.
" Kalian dimana? Langit harusnya jemput gue jam segini." Kata Bintang tak mau kalah.
" Dia lagi gak bisa diganggu, kita lagi having fun."
" Maksud lo? "
" Lo itu polos atau bego sih? Kita lagi party."
" Party? "
" Iya. Lo gak usah nunggu Langit, dia gak bakal jemput lo. Mending lo pulang sendiri aja sana."
" Gak bisa, dia harus pulang bareng gue karena nanti Mama pasti nanyain." Jawab Bintang ngotot.
" Ah elah, bandel banget sih lo? Langit gak bakal pulang ke rumah malam ini. Dia pulang ke apartemen." Kata Gisel mulai emosi.
" Apartemen? "
" Heh, cewek panti, denger ya. Jangan ngimpi kalo Langit mencintai lo. Dia gak bakal jatuh cinta sama lo. Satu2nya cewek yang ada dihatinya itu cuma gue. Ngerti lo!! " kata Gisel dengan nada membentak.
" Sel..."
" Tut... Tut... Tut..." telepon terputus sebelum Bintang selesai bicara.
" Dasar cewek stres! " gumam Bintang kesal.
" Apartemen? " tanya Bintang bingung. Dia tidak tau kalo Langit punya apartemen. Dia langsung menelpon mama Langit.
" Halo, Ma. Apartemen yang biasanya ditempati Langit dimana ya? " tanya Bintang setelah telepon tersambung.
" JCI lantai tujuh nomor 115. Kenapa, Bin? "
" Oh, gak papa. Tadi Langit nyuruh aku ke apartemen, tapi aku lupa nanya alamatnya." Jawab Bintang berbohong.
" Kalian tidur disana? "
" Ee... Iya, Ma."
" Yaudah, hati2 ya."
" Iya, Ma. Udah dulu ya. Assalamualaikum."
" Walaikumsalam."
Setelah telepon terputus, Bintang langsung mencari taksi.

***

Gisel memapah Langit yang mabuk berat menuju kamar. Mereka sudah sampai di apartemen Langit. Gisel memang sudah paham bahwa kunci apartemen Langit selalu tersimpan di laci mobilnya.
" Haahhh... Akhirnyaaa..." kata Gisel lega setelah berhasil membaringkan Langit di kasur. Pinggangnya terasa sakit sekali.
" Lang, maafin aku harus buat kamu mabuk gini karena aku pengen deket kamu terus. Aku gak bisa jauh dari kamu." Kata Gisel sambil membuka jas dan kancing kemeja Langit hingga Langit bertelanjang dada. Tak lupa dia juga membuka sepatu dan kaos kakinya. Langit sudah tertidur pulas hilang kesadaran. Dia terlalu asyik meneguk minuman beralkohol itu hingga lupa menahan diri. Gisel membuka lemari Langit untuk mengambil kaos dan celana pendeknya. Gisel mengganti baju dengan baju dan celana itu. Setelah dia membersihkan diri, dia pun tidur di samping Langit. Dia menyenderkan kepalanya di dada Langit yang bidang.
" Lang... Kamu ingat gak dulu kamu selalu bilang cinta aku? Aku juga cinta sama kamu, Lang. Kamu ingat gak dulu kamu janji mau nikah sama aku? Sama, aku juga mau nikah sama kamu. Tapi, kenapa sekarang kamu nikah sama perempuan lain, Lang? Hatiku hancur, duniaku rasanya runtuh saat mendengar itu. Lang, aku gak pengen jauh dari kamu, aku sayang sama kamu..." kata Gisel yang tak terasa menitikkan air mata.
" Gisel, Langit..." tiba2 Bintang masuk ke kamar dan melihat posisi Gisel yang sedang terbaring di dada telanjang Langit.
" Bintang? Kok lo bisa disini? " tanya Gisel kaget. Dia langsung bangkit dari tidurnya. Bintang melihat pakaian yang dipakai Gisel adalah milik Langit. Dia melihat Langit tertidur pulas.
" Kalian ngapain? " tanya Bintang syok dengan apa yang dilihatnya.
" Seperti yang lo lihat, kita lagi bobo bareng." Jawab Gisel santai
" Sel, dia suami gue." Kata Bintang emosi.
" Nyatanya suami lo gak mencintai lo. Dia lebih mencintai gue sampe bela2in tidur disini buat nemenin gue." Kata Gisel berbohong. Bintang merasa kepalanya mau pecah melihat kelakuan Gisel dan Langit. Memang dia dan Langit menikah karena kesepakatan, tapi melihat suaminya tidur dengan perempuan lain ntah mengapa membuat hatinya sakit. Dia merasa benar2 tidak dihargai. Bintang tak mau bersikap bodoh, dia langsung pergi dari sana sebelum emosinya meledak. Gisel tersenyum senang penuh kemenangan. Bintang menghentikan taksi dan langsung pergi dari apartemen itu.

Langit & BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang