Langit dan Bintang tiba di rumah pukul lima sore. Mereka sengaja pulang lebih awal karena Langit yang masih lelah dari Surabaya.
" Aku mau mandi dulu." Kata Langit masuk ke dalam kamar.
" Iya." Jawab Bintang sambil mendorong koper Langit. Dia membukanya dan mengambil baju kotor suaminya itu. Bintang melihat kemeja putih Langit yang masih bersih belum terpakai lalu menciumnya. Aroma parfum Langit yang khas masih menempel walaupun sudah dicuci. Entah kenapa Bintang ingin memakainya. Sambil merapikan baju2 Langit, Bintang seperti mendapat ide. Setelah semua rapi, Bintang pun mandi.***
Bintang keluar dari kamar mengenakan kemeja putih Langit yang tadi diambilnya dari koper. Jelas saja baju itu kebesaran di tubuh mungilnya. Tak lupa dia memakai celana pendek yang tertutupi karena kemeja putihnya kepanjangan.
Bintang ke dapur dan bersiap memasak untuk makan malam. Dia akan memasak spagetti bolognaise kesukaannya.
Langit yang sudah mandi langsung keluaf saat mendengar suara berisik dari dapur. Dia kaget melihat pemandangan di hadapannya. Seorang perempuan dengan kemolekan tubuhnya sedang memakai kemejanya yang terlihat kebesaran di tubuh perempuan itu. Tidak lupa rambutnya yang masih setengah basah terurai. Paha mulusnya membuat Langit menelan ludah. Langit perlahan mendekat dan langsung memeluk Bintang dari belakang.
" Siapa bilang kamu boleh pake kemeja aku? " tanya Langit di telinga Bintang. Bintang yang kaget langsung tersenyum mendengar pertanyaan itu.
" Emang gak boleh? " tanya Bintang ssmbil terus mengaduk mienya.
" Gak boleh, karena kamu bisa menggodaku dengan pakaian ini." Jawab Langit yang membuat Bintang semakin tertawa.
" Salah sendiri kenapa tergoda. Hahaha..."
" Kamu harus tanggung jawab."
" Tanggung jawab apa? "
" Tanggung jawab dengan juniorku." Kata Langit yang ternyata miliknya sudah menegang hanya dengan mencium dan meraba tubuh Bintang.
" Klik! " Langit mematikan kompor.
Kemudian dengan cepat dia mengangkat tubuh Bintang ke atas meja. Dia mencium bibirnya dan mulai melakukan permainannya.
" Lang..."
" Cup! " sebuah ciuman mendarat di bibir Bintang sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya. Langit merindukan bibir itu, bibir yang selalu membuatnya candu. Dia melumat dan menghisapnya dalam2, membuat Bintang sesak nafas. Ciuman Langit turun ke leher jenjang Bintang, dihirupnya aroma tubuh Bintang dalam2, tak lupa dia mengisapnya dan memberi tanda disana. Kemudian ciumannya turun ke payudara Bintang, dia menenggelamkan wajahnya disana. Langit mengendus2kan wajahnya di belahan payudara Bintang.
" Aahhh..." Bintang mendesah pertama kali yang membuat Langit semakin semangat. Bintang menarik tubuhnya ke belakang, sehingga Langit lebih leluasa bermain di area payudaranya. Satu tangan Langit mengelus paha mulus Bintang yang terekspos karena celananya pendek.Langit membuka kemeja Bintang dan melemparkannya ke bawah. Tampak dua gunung kembar yang masih dibalut bra berwarna hitam, yang sejak tadi sudah menggoda Langit karena terlihat jelas di balik kemeja berwarna putih yang dipakai Bintang. Langit meremasnya, kemudian menjilati puncak payudara Bintang.
" Aaahhh..." desah Bintang untuk kedua kalinya. Langit membuka baju dan celanaya hingga kini dia cuma memakai celana dalam. Bintang bisa merasakan gundukan di balik celana dalam Langit saat menyentuh perutnya. Langit membuka pengait bra Bintang lalu membuangnya. Kini payudara sintal itu terlihat jelas tanpa sehelai benang pun. Putih, mulus dan terbilang besar dengan tubuh Bintang yang mungil. Putingnya yang berwarna pink kecoklatan membuat Langit tak kuat untuk tidak mengisapnya. Langit langsung menghantam payudara Bintang dengan mulutnya. Dihisapnya, kemudian memilinnya, lalu menggigitnya yang membuat Bintang semakin terangsang.
" Akkkhhhhhh... Lang..." desah Bintang sambil meremas rambut belakang Langit.
" Aku merindukanmu, Bin." Gumam Langit di sela hisapannya. Tangan satunya meremas payudara yang lain. Kemudian Langit meremas keduanya dan menenggelamkan wajahnya di belahan payudara itu.
" Aaahhh..." desah Langit saat mencium bau sabun yang masih tertinggal di tubuh Bintang.
Kemudian Langit membuka celana dalam Bintang dan celana dalamnya. Ternyata Bintang sudah basah. Sementara juniornya sudah mengeras dan siap untuk dimasukkan.
" Lang..." kata Bintang saat tau Langit akan memasukkannya. Bintang masih trauma dengan rasa sakit itu.
" Aku akan melakukannya dengan pelan, Sayang." Bisik Langit lalu mencium bibir Bintang. Bintang hanya bisa pasrah. Langit menidurkan Bintang di atas meja batu marmer dapur mereka. Kemudian dia memasukkan juniornya yang sudah menegang dari tadi.
" Aakkhhh..." teriak Bintang saat merasakan sesuatu memasukinya. Langit meremas payudaranya untuk mengalihkan rasa sakit itu. Langit menusukkannya lagi lalu memggoyangkan pinggulnya.
" Aakkhhh... Lang..." desah Bintang sambil meremas lengan Langit.
" Hah... hah... hah..." hentakan nafas Langit seperti orang yang olahraga.
Setelah puas dengan posisi itu, Langit mendirikan Bintang dan membungkukkan tubuhnya di atas meja. Kemudian Langit memasukkan juniornya dari arah belakang Bintang.
" Aakkhhhhh..." kali ini Bintang mendesah lebih keras karena ini lebih sakit rasanya. Langit menggoyangkan tubuhnya dan Bintang mengikuti irama Langit. Setelah puas, Langit mengeluarkan juniornya dan ingin mengubah gaya. Kali ini Bintang tak mau hanya pasif, dia bereaksi dan mendorong tubuh Langit ke tembok. Langit sedikit kaget dengan sikap aktif Bintang itu, tapi dia menikmatinya. Bintang melumat bibir Langit seperti yang biasa Langit lakukan padanya. Dia juga mencium dan menggigit leher Langit.
" Aakkhh, Bin..." desah Langit. Bintang semakin bersemangat. Ciumannya turun ke dada bidang milik Langit. Tidak six pack, tapi terlihat kekar dan macho. Bintang mengemut puting Langit, tak lupa tangan yang satunya meremas dada sebelahnya.
" Aakkhhh..." desah Langit semakin terbuai dengan permainan Bintang.
Bintang memegang penis Langit dengan kedua tangannya, terasa keras dan besar. Bintang mengurutnya dari dalam keluar yang membuat Langit mengerang.
" Bin, ja..ngan... Itu... Nikmat..." kata Langit di sela desahannya. Bintang semakin semangat mengurutnya.
Langit tak terima dengan ketidakberdayaannya, dia langsung menarik tubuh Bintang dan membalikkannya menyender tembok. Kini posisi mereka bertukar. Langit melumat bibir Bintang, kali ini dia lebih liar. Lalu menggendong Bintang ke pinggangnya dan memasukkan kembali penisnya ke vagina Bintang.
" Aaaahhhhhh..." desah Bintang saat mulai merasakan kenikmatannya.
Langit berjalan menuju kamar tanpa melepaskan penyatuan mereka. Langit menghempaskan tubuh mereka di atas tempat tidur, kemudian mulai memompa Bintang. Dia melakukannya berulang dengan berbagai gaya hingga merasakan sesuatu ingin keluar.
" Lang... Keluarkan di luar." Kata Bintang mengingatkan.
" Enggak, biarkan dia tumbuh dalam rahim kamu, Bin." Kata Langit menolak permintaan Bintang.
" Aaaaaahhhhhhhh..." Bintang mendesah panjang saat merasakan semburan hangat dalam vaginanya.
" Aaaaahhhhhh..." Langit juga mendesah puas saat berhasil menembakkan spermanya dalam vagina Bintang. Bintang langsung lemas dan menutup matanya saat Langit menyudahi permainan itu.
" Tumbuh dan berkembang disana ya, Nak." Bisik Langit sambil mencium perut Bintang. Kemudian dia menarik selimut dan memeluk Bintang yang sudah kelelahan. Mereka pun tidur dengan tubuh yang hanya ditutupi selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Bintang
RomanceBagaimana jadinya jika dalam hidupmu harus menjalani pernikahan tanpa rasa cinta? Tersiksa bukan? Itulah yang dirasakan oleh Langit dan Bintang. Pernikahan kontrak yang awalnya menyeramkan, perlahan mulai menemukan titik terang. Cinta datang karena...