CHAPTER 14 | Almora

20 1 0
                                    

💌💌

Aku hanya berusaha terlihat baik-baik saja

❤❤

Langit yang tadinya begitu cerah telah berganti begitu gelap, itu lah kehidupan seperti sepenggal lagu 'yang, yang patah tumbuh, yang hilang berganti'  pagi akan berganti malam, awal kan berakhir, yang terus berulang suatu saat henti, ya itu lah kehidupan yang sengsara tidak akan selamanya sengsara, yang bahagia belum tentu akan terus bahagia.

Seperti suasana hati Almora saat ini, memiliki kehidupan yang jauh dari kata sempurna, apalagi dengan percintaan yang jauh dari kata bahagia.

Almora gadis itu sedang memikirkan apa yang dilihatnya tadi, apakah ini yang dimaksud  kak Azka? Apakah ternyata ini rahasianya? Mungkin, ah tidak mungkin sepertinya memang ini sebenarnya sebuah kepastian.

"Assalamualaikum" ucap Bunda Almora dengan lembut tapi cukup sukses mengagetkan Almora yang sedang terdiam mungkin memikirkan Reihan dan.... clara?

"Eh iya, Waalaikumsalam" ucap Almora sedikit kaget.

"Tidur ya Mor, ini udah malam" ucap Bunda Almora, entah mengapa Almora merasakan keanehan pada bundanya, wajahnya yang biasanya putih berseri menjadi putih pucat, bibir yang biasanya merah merona entah mengapa luntur seketika.

"Bunda sehat?" Tanya Almora dengan nada khawatirnya.

"Menurut kamu bunda gila gitu?" Ucap bundanya terdengar serius namun bercanda.

"Aish bunda, bukan gitu maksudnya" ucap Almora sedikit merajuk manja.

"Bunda sehat kok" ucap Bunda Almora menenangkanya.

🍃🍃

Malam yang gelap sudah berganti pagi, cahaya bulan yang tadinya redup digantikan cerahnya cahaya mentari.

Pagi hari yang gila menurut Almora, karena pagi ini dia akan melakukan Jumat sehat, rutinitas sekolahnya.

Mungkin bagi orang lain Jumat sehat mungkin memiliki kesenangan tersendiri, tapi bagi Almora tidak, malahan dia menganggapnya pagi yang gila, bagaimana tidak? OSIS sangat gila mereka dengan seenaknya menyuruh untuk lari 10 kali memutari SMA GARUDA yang notabennya termasuk sekolah terbesar.

OSIS memang gila ya sangat gila, tentu saja Almora juga tau dalang semua ini bukan Reihan selaku ketua OSIS, tapi pak Muslihin guru olahraga tua yang suka seenaknya.

Belum lagi Murid-murid harus membersihkan ruang olahraga indoor dan outdoor semacam lapangan futsal, lapangan badminton, dan lapangan-lapangan lain yang jauh dari kata 'sempit' ini sungguh gila otak dari pak Muslihin ini entah mengapa diterima di perundingan OSIS begitu saja, mereka memang sama-sama GILA!

Almora dengan rasa malas berjalan menuju halte, tasnya yang begitu berat ditentengnya dengan setengah menyeret, wajah yang putih berseri itu menjadi putih kusut seperti belum disetrika.

Hari yang gila, dan orang-orang yang gila, itu lah yang dipikiran Almora. Seperti nya dia tidak sadar bahwa Almora sendiri juga gila.

Motor matic yang melaju lumayan kencang membuat genangan air menciprat ke baju olahraga milik Almora.

Almora kaget bukan main, matanya menatap nyalang ke arah pengendara motor yang dilihat dari seragamnya dia juga siswi SMA GARUDA.

Almora (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang