°• c h a p t e r 7 •°
💌💌
Bukankah aku bukan siapa-siapa? Ada hak apa aku mengaturnya
❤❤
Almora, gadis cantik itu kini tengah, makan camilan kesukaan-nya, didepan televisi yang menyala. Sebenarnya gadis itu sama sekali tidak memperhatikan televisi melainkan fokusnya terhadap handphone, yang sedari tadi diotak-atik, entah apa yang dilakukan pada ponsel pemberian Bundanya itu.
Pagi ini Almora, tidak masuk sekolah dikarenakan bundanya keukeuh, tidak mengizinkan anaknya itu berangkat, padahal keadaannya sekarang sudah membaik karena kecelakaan kecil itu.
Almora meregangkan tulang-tulangnya, kemudian meliukkan badanya ke kanan dan ke kiri, dikarenakan Almora dirumah sendiri, maka Almora menyalakan Televisi, radio, dan semua lampu, untuk menemaninya, supaya rumah tidak terlihat terlalu sepi. Sedangkan diluar sana sang bunda sedang bekerja untuk menghidupi Almora.
Tok..tokk..tok...
Pintu diketuk dengan sangat kencang, membuat Almora kesal setengah mati. "Niat bertamu nggak sih?" Batin Almora mendadak dongkol
Dengan perasaan kesal Almora berjalan menuju ruang tamu untuk membukakan pintu.
"Eh ngapain ran?" Tanya Almora setelah membuka pintu, gadis yang ditanya malah mengacuhkannya begitu saja kemudian nyelonong masuk.
"Aelah ni bocah" jengah Almora.
"Gak sekolah ran?" Tanya Almora sembari mencomot camilan yang berada ditangan gadis mungil itu.
"Menurut Lo?" Ketusnya .
"Ketus amat Lo kutu kupret" balas Almora.
"Lagian gue tadi panggil-panggil Lo gak nyahut sama sekali" jawab gadis cantik itu, gadis itu bernama Rania, dia tetangga Almora.
"Lo bolos?" Tanya Almora dengan tatapan menyelidik.
"Enggak lah, gue kan habis ujian" jawabnya
"Nggak bocil lagi dong Lo" ucap Almora terkekeh sendiri, bagaimana dia bisa mengatai Rania bocil? Sedangkan mereka cuma beda dua tahun? Rania tengah duduk di kelas 3 smp sedangkan Almora 2 sma.
"Ngapain Lo kerumah gue?" Tanya Almora dengan tatapan tajam.
"Elah, gue dirumah sendirian makanya gue main kesini" ucap Rania memutar bola matanya malas.
"Katanya Lo habis kecelakaan kak?" Tanya Rania, tumben ni anak baik , kira-kira itu yang dipikirkan Almora.
"Iya, kenapa?" Tanyanya, dengan mata fokus kepada ponsel kesayangannya itu.
"Kenapa nggak mati sekalian aja?" Tanya Rania dengan wajah polos, oh dibuat-buat polos lebih tepatnya.
Mendengar hal itu, jadilah kejar-kejaran dirumah Almora, suara gelak tawa dan suara umpatan memenuhi ruangan yang tadinya sepi itu.
Rania dan Almora memang begitu orangnya tidak pernah akur, kalau ketemu selalu saja seperti tom&jerry , tapi mereka tidak pernah serius dalam berantemnya itu, Rania juga menyayangi Almora sebagai kakaknya, Almora pun juga begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almora (ON GOING)
Novela Juvenil[UPDATE SESUKANYA] Almora "Sepenggal cerita, dari sebuah kisah" ______________________________________________ Takdir mengalir begitu saja membawa luka dan tawa, tak sedikit mengukir keindahan di dalamnya. Aku berharap kalian mau membaca, kisah ya...