PROLOG

66 10 1
                                    

Gadis itu menatap lekat wajah papanya yang sepertinya tengah tak bisa diganggu.

Namun, pembicaraan ini tak mau ia tunda. Sebelum ia berubah fikiran,

Sebelum berucap, gadis itu sedikit menghirup nafas dalam-dalam,
"Pa, Al mau dijodohin"

"Iya Al, tunggu kamu kuliah kan?" Ucap papa sembari sibuk dengan berkas-berkas didepannya

"Kenapa nggak sekarang aja sih Pa?" Tanya Alsa dengan nada ketus

"Al? Kamu yakin? Papah kan bilangnya kalau kamu udah kuliah sayang"

"Lebih cepat lebih baik" ujarnya final.

Gadis itu berlalu pergi meninggalkan sang Papa. Dengan air mata yang tak bisa dibendung lagi, gadis dengan segala kemewahannya itu berakhir terduduk di balkon kamarnya. Mengeratkan pelukannya pada kaki dan menangis sejadi-jadinya.

Luka yang selama ini ia dapat mungkin akan segera hilang dari benaknya. Semoga saja lelaki yang akan papa nya jodohkan, memang pilihan terbaik dari sang mama.

Huh, andai Sang mama tak meninggalkannya lebih dulu. Pasti perjodohan ini akan Alsa tolak mentah-mentah.

Lihat saja, setelah ini dunia Al akan sangat berbeda. Semoga saja lebih indah.

ESPERERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang