Enjoy this chapter!
Putar playlistnya yuk💡
"Nggak semua yang dibenci, akan mudah untuk pergi"
-Reando David
Tak butuh waktu lama, kini david sudah sampai dipekarangan rumahnya.
Belum sempat memberi salam, bundanya sudah menyuruhnya duduk disebelah Davin, abangnya yang kini tengah tertunduk. David bingung dengan semua orang yang seketika berkumpul diruang tamu.
"David.."
Sebelum melanjutkan ucapannya, Dio-ayahnya, menatap anaknya itu lekat.
"Pernikahan kamu batal."
David tertegun. Antara senang, sedih dan bingung. Sebenarnya ini yang ia inginkan. Sama seperti kembarannya itu. Bebas.
Namun, disisi lain ia bingung. Kenapa tiba-tiba mereka membatalkannya? Apa gadis itu berubah pikiran?
Mengingat gadis itu, wajah david terlihat muram. Ada rasa tidak terima dan tak ingin kehilangan di relung hatinya atau entahlah lelaki itu tak paham.
David hanya mengangguk-angguk pelan. Sedangkan Davin menyahut,
"Terus, pernikahan ku kapan Yah?"
Lontaran pertanyaan itu membuat David menoleh. Ada kebingungan yang sedaritadi mengganggunya.
"Biarkan itu Ayah urus. Om Rian harus pergi besok pagi"
Om Rian?
"Yah, David boleh tanya?"
"Hmm"
"Davin ni--nikah?"
"Ya, ternyata Davin juga menyukai Alsa. Biarkan Abangmu itu jatuh cinta"
"Tunggu.. maksud Ayah, Kalau Davin suka sama pilihan ayah itu, dia berhak mengambil lagi apa yang udah dia buang?"
"Bukannya David masih ada hak untuk tetap menikah dengan Alsa?!"
"David yang meng-iyakan permintaan kalian."
"David. Ayah tau kamu terpaksa. Maka dari itu, ayah beri tanggung jawab itu buat Davin. Dia menyukai Alsa Vin."
David meringis. Ucapan yang cukup halus, batinnya.
"Lalu, kalau aku juga mencintai gadis itu. Apa yang Ayah lakuin?!" Tanya David dengan nada tinggi.
"David! Ayah ngelakuin ini buat kebahagiaan kalian. Ayah kasihan liat abang kamu selalu di kamar. Dia lebih membutuhkan teman Vin!"
"Kebahagiaan Kalian? Haha cuma Davin Yah. Cuma dia! Kalian nggak pernah tau kebahagiaan aku"
"Cukup David! Sudah kurang ajar kamu ya, bentak ayah seperti itu"
David menunduk. Emosinya akan lebih membuncah kalau ia masih meladeni egonya. Lelaki itu berjalan mundur dan berbalik untuk pergi ke kamarnya. Tak peduli Davin dan Bunda yang memanggilnya.
Lelaki itu merasa benar-benar kecewa. Pemain cadangan. Ya, David seperti pemain cadangan di dalam skenario hidupnya.
Saat kembarannya itu tak mampu, ialah yang harus menggantikan takdir hidupnya. Tak ada yang membuatnya istimewa dimata mereka. David membenci Davin? Tak usah dijawabpun semua orang paham. Namun, lelaki itu tak memiliki niat jahat pada Davin sedikitpun. Dia terlalu naif untuk hal yang menyangkut perasaan.
David kembali teringat dengan ucapan ayahnya. Davin menyukai Alsa. Brengsek!
Apa yang lelaki itu fikirkan?! Bukankah kemarin ia baru menyatakan cintanya pada Key?
KAMU SEDANG MEMBACA
ESPERER
Teen FictionDitengah hiruk pikuk masalahnya, Gadis bernama Alsava Keanandra itu dihadapi dengan kenyataan pahit bahwa Papa kandungnya sendiri akan menjodohkannya dengan seorang lelaki diluar sana. siapa yang mau dijodohkan dizaman sekarang?! "Gila!" Kesal Als...