Morning! Semoga kalian suka sama chapter ini soalnya lumayan panjang hehe.
Happy Reading Guys! Jangan lupa kalau ada saran dan kritik bisa tulis di comment🥰
---------------------
Terik matahari menyinari lapangan pagi ini, tepat saat semua warga sekolah tengah melaksanakan upacara bendera. Gadis dengan wajah malangannya itu berbeda dengan siswa lain yang tengah berpanas-panas ria.
Gadis itu, Alsava, tengah menunduk dengan memegang perutnya menahan sakit. Karena bertengkar dengan Mami tadi pagi, gadis itu sedikit menyesal karena perutnya yang lupa terisi.
Mendengar Mami mencercanya yang memang terlambat bangun. Membuatnya kesal dan tanpa berpikir panjang langsung meninggalkan rumah.
Ditambah dengan David yang ia temukan sudah berada didepan gerbang dengan motor besarnya. Memaksa Alsa untuk ikut berangkat bersamanya dengan ancaman sang Papa."Aih, gue kan udah sering bilang. Berangkat sekolah itu makan dulu!" Sia terlihat memasuki ruangan UKS dan menghampiri sahabatnya itu bersama Rio dan Davin.
"Berisik yaa" ucap Alsava kesal. Ringisan lirih kembali terdengar dari bibir mungil Alsa membuat Sia menatap tajam kearah sahabatnya itu.
"Heh bocah, kalau bukan gue mau siapa lagi yang peduli sama lo? Violita hemm?" Ujar Sia sinis. Alsava memutar bola matanya malas. Memang Sia adalah sahabat yang paling paham seluk beluk hidupnya. Selain ibu Sia yang kebetulan sahabat Alm. Mamanya, gadis itu juga tak pernah menceritakan hidup Alsa pada oranglain. Buat apa juga sih ya.
Balik lagi, Sekarang giliran Davin yang berjalan mendekati brankar Alsa disisi yang kosong. Lelaki itu menyodorkan dua bungkus roti keju didepan Alsa. Tanpa kata, setelah memberinya Davin keluar dari UKS tanpa Rio.
"Weit, gue baru ngeh masa, kalo dia bawa roti?" Gumam Rio yang masih dapat didengar.
"Aneh nggak sih dia Yo. Tiba-tiba ngasih gituan" ucap Sia pada pacarnya yang dibalas anggukan dari Rio.
Tak mau memikirkannya. Alsava mulai memakan roti keju tadi. Menurutnya Davin lebih peka daripada Sahabatnya itu yang datang membawa omelan, bukannya makanan.
///
Redavir_
Gue didepan gerbang.
Alsava mendegus setelah membaca pesan dari ponselnya. Pesan itu terkirim sekitar 20menit yang lalu saat Alsava masih berkutat dengan bukunya. Ia kira, perjodohan tak akan serumit ini. Haruskah ia diantar jemput seperti tuan putri? Ish menyebalkan.
Tanpa menjawab Alsava langsung pergi meninggalkan kelas yang sejak 10menit lalu kosong. Sebelum langkahnya menjauh dari kelas, ia melihat Davin yang juga menatapnya di ujung koridor.
"Udah balik?" Tanya Davin saat Alsava mendekat. Ia hanya mengangguk angguk menanggapi.
"Duluan ya Vin, takut angkutannya habis" ujar Alsa. Namun, cekalan tangan Davin membuatnya terkejut dan mengurungkan langkahnya.
"Sama gue"
"Eh, nggak usah. Halte masih rame kok."
"Gue disuruh"
"Siapa?" Davin terdiam sesaat. Lalu menggedikkan bahu dan pergi begitu saja. Alsava sedikit heran dengan sifat Davin akhir-akhir ini. Mereka yang bertemu hanya di lapangan indoor, sekarang justru seringkali dipertemukan. Bahkan sekarang lelaki dihadapannya ini banyak bicara. Bukan lagi Davin patung yang selalu ada dibelakang Rio.
Saat Alasava melangkah keluar, motor besar David mengalihkan perhatiannya. Lelaki itu masih saja menunggunya hingga sekolah sepi.
Tatapan tajam milik David muncul saat lelaki itu melihat Gadis yang sedaritadi ditunggunya datang. Namun, gadis itu justru pergi ke arah yang berbeda tanpa mau menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESPERER
Teen FictionDitengah hiruk pikuk masalahnya, Gadis bernama Alsava Keanandra itu dihadapi dengan kenyataan pahit bahwa Papa kandungnya sendiri akan menjodohkannya dengan seorang lelaki diluar sana. siapa yang mau dijodohkan dizaman sekarang?! "Gila!" Kesal Als...