#12 Terbaik?

22 5 5
                                    

Reando is back!

Berhubung malamminggu kemarin malam lebaran, jadi agak mundur buat bab 12nya..

Aku tunggu vote,comment, shere nya❤️

Enjoy this chapter!

"Tidak ada yang tahu seberapa buruk keadaan hati kita saat ini.."

-Alsava Keanandra

Seharusnya pagi ini adalah hari baik mereka,
Seharusnya semua orang bahagia saat ini,
Seharusnya Alsava juga bahagia, Papa benar-benar mewujudkan kemauannya waktu itu.
Seharusnya David bahagia sekarang, ia tak takut lagi dengan pemikiran buruknya.

Seharusnya.. seharusnya.. dan seharusnya..

Kalimat itu berkeliaran dibenak Alsava dan David saat ini.

Pagi tadi, tepat saat bunda membangunkan Alsava dan David, kediaman Dio Radhitama digegerkan dengan anak sulung mereka yang pergi meninggalkan rumah. Bukan hanya itu, kepergian Davin membuat Bunda panik dan berakhir dengan penyakit bunda yang kambuh, Penyakit mental karena masalalunya.

David frustasi, ya, sangat frustasi. Seorang Davin Pradipa, musuh yang sayangnya adalah saudara kandungnya berhasil menghancurkan dunianya. Dimanapun Davin berada, semua akan berpihak pada anak itu. Bahkan tak ada satupun yang peduli dengan keadaan David saat ini.

Lelaki itu melirik kearahnya, gadis dengan riasan ayu disampingnya. Kebaya putih dan jarit coklat melekat ditubuhnya dengan pas. David masih belum percaya bahwa barusan ia mengucapkan janjinya, Ikrarnya didepan seorang penghulu.

Mendengar semua orang mengucapkan SAH, membuat David terdiam.

Ia telah dewasa. Ia memiliki beban dipundaknya saat ini. Ia memiliki tanggung jawab besar. Dan ia resmi menjadi suami seorang Alsava Keanandra Radhitama, detik ini.

Seperti mendapat kesadarannya lagi, david menoleh saat Alsava dan meraih tangan gadis itu untuk salim. David mencoba untuk tersenyum. Senyum yang terukir tipis, saking tipisnya sampai semua orang tak dapat melihatnya.

Setelah acara akad, mereka sibuk dengan membereskan tempat. Hari ini memang hanya ada akad, karena kakek mengurusnya sehari. Itupun juga kemauan David yang tak ingin mengadakan Resepsi dan lainnya. Tamu-tamu yang diundang juga dapat dihitung dengan jari. Kalau mengingatnya, David merasa lega karena Keyzia tak mengetahui pernikahan ini. Ya, gadis pujaan hatinya yang entah masih dapat ia harapkan atau tidak.

Siang ini semua telah berkumpul dimeja makan. Yang membedakan makan siang kali ini hanya keberadaan kakek dan status suami istri bagi Alsava David. Tak ada tatapan menusuk dari Davin didepan sana. Itu yang David fikirkan.

Lelaki itu menoleh kearah Alsava yang mengaduk-aduk makanannya.

"Nanti nggak ada ya, kalian satu kamar. Bunda masih nggak ikhlas" ketus Bunda tanpa melirik Alsava ataupun David.

"Sayang.." lirih Dio memperingati sang istri.

"Nggak gitu Mas, kamu tahu kan kalau Davin masih belum pulang. Atau jangan-jangan kalian semua memang suka bikin Davin pergi?!"

Kakek mulai terlihat tak suka, hal itu jelas terlihat dari mimik wajahnya yang nampak tak bersahabat.

"Davin pasti pulang, anak itu nggak pernah pergi dari rumah ini."

"Nggak ada yang bisa jamin kalau kalian cuek kayak gini. Kamu juga sama aja! Anak patah hati malah mikirin anak ini!"

"Okta!" Suara tegas itu berasal dari kakek yang sedaritadi diam. Setelahnya tak ada lagi sahutan dari Bunda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ESPERERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang