Ada yang pengen cepet-cepet mereka nikah nggak sih wkwk
Apa cuma gue ya, yaallah.
Konflik belum mulai nih, masih sans.Enjoy this chapter!
-----------------
Pagi ini, suasana hati Alsava tengah bahagia. Pasalnya seorang Reando David yang biasanya mengacau, hari ini lelaki itu tak menampakkan batang hidungnya.
Walaupun tengah dilanda bahagia, Alsava tetaplah menjadi dirinya yang tak pernah mau mengumbar senyum didepan orang lain. Tetap saja cuek dan kaku.
Gadis dengan novel tebal di hadapannya itu tengah membaca bukunya dengan fokus. Matanya tak sekalipun melirik kelain arah. Headset yang terpasang ditelinganya juga menambah keheningan seorang Alsava.
Berbeda dengan sahabatnya, Sia, yang sedaritadi merenung di bangkunya. Sambil menatap layar ponsel yang menampilkan pesan dari Rio.
"Als, Rio nggak jawab" gumam Sia
"Ada latihan futsal kali, dia kan salah satu kakakkelas yang masih aktif di tim inti. Apalagi lusa ada pertandingan." Jelas Alsa menenangi.
"Ih, masa baca chat doang juga nggak bisa. Dari tadi malem nih Al. Akh, pokoknya gue nggak mau mikirin dia lagi! Fix. Titik"
"Nggak percaya akuu"
"Aaaaaaahhhh... Alsa mah gitu. Terus gue harus gimana?"
"Yaudah biarin aja. Ingetin diri kamu kalo kalian masih pacaran, bukan suami-istri. Kemana mana pake ijin. Ribet!"
"Idih, gini nih yang dari TK nggak pernah pacaran. Nggak bakal paham." Kata Sia sembari menatap Alsa mengejek.
"Nih ya, kalau doi dari pacaran aja udah nggak ada jujur sama kita? Gimana besok kalau pas udah nikah. Gimana hayo!" Lanjutnya
Alsava menghela napas, "Si, mereka kelas tiga, bentar lagi juga bakal ada ujian. Kamu mikir nggak, kalau nggak dibales sehari aja kamu udah keder ngerengek gini. Jangan sampe ya kamu jadi korban putus cinta berkedok 'maaf ya sayang, aku mau fokus ujian' iiuuuuhh" ejek Alsava.
Sebuah pukulan berhasil mendarat diatas kepala Alsa, siapa lagi pelakunya kalau bukan Sia. Gadis itu lalu meringsut menenggelamkan kepalanya. Tak mau ambil pusing, Alsava kembali pada kegiatannya tadi yang sempat tertunda, membaca novel.
Pelajaran pertama hingga keempat telah mereka lewati, dan sekarang saatnya istirahat. Bel istirahat sebenarnya telah berbunya beberapa menit yang lalu, tapi entah kenapa dua sahabat itu masih saja berdiam diri di kelas. Sia dan Alsava.
"Nggak kekantin?"
Suara itu menjadi perhatian keduanya saat ini. Davin, lelaki yang baru saja bertanya didepan pintu kini mendekatkan dirinya pada Sia dan Alsava.
"Ngapain?" Tanya Alsava dengan nada sewotnya.
"Ngajakin lo ke kantin," Davin lalu melirik Sia,
"Sama dia juga nggak papa"Sia yang merasa menjadi kambing disini sedikit kesal, "Yaudah sana. Ngapain masih disini"
"Lo sendiri aja, gue sama Sia"
"Nggak, gue kesini kan ngajakin lo"
"Udah sana pada pergi. Gue nggak usah kalian ribetin. Repot."
Alsava menarik tangan Sia dan Davin untuk segera ke kantin. Daripada berdebat, fikirnya.
Saat di kantinpun Alsava juga yang memesankan dua orang itu makanan.Entah kenapa tatapan siswa-siswi disana teralih kearah Alsava saat ini. Gadis itu menjadi pusat perhatian karena menarik lengan Davin, anggota futsal idola sekolah. Dan sekarang mereka duduk berhadapan.
"Kalian niat makan nggak sih?" Ucap Alsava saat dua orang didepannya malah asik dengan dunianya sendiri.
Gebrakan kecil terdengar dari tangan mungil Alsava diatas meja. Gadis itu gemas jika diacuhkan seperti ini. Walaupun dia juga sering mengacuhkan orang.
Namun, setelah itu mereka memakan makanan tersebut dengan lahap. Membuat Alsava mengurungkan niatnya untuk beranjak.
"Rio sakit, dia nggak masuk" ujar Davin yang diangguki Sia pelan.
"Tumben nggak heboh" ucap Alsava
"Bodo ah. Dia udah buat gue nunggu juga" keluh Sia
"Jengukin nanti pulang. Jangan sampe tu mata besok-besok sembab" nasehat Alsava.
///
"Pulang sama siapa?"
Pertanyaan itu tiba-tiba diajukan oleh seseorang didepan Alsava. Setelah mendongak, gadis itu akhirnya tau suara familiar siapa yang baru saja berbicara.
Dia, Alvero. Kakak kelasnya dari kelas IPS 1. Lelaki pendiam yang sedari dulu dekat dengannya. Lelaki pertama yang berhasil mendekati Alsava tanpa maksud tertentu.Atau Alsa saja yang tak paham?
Entahlah, tapi Alsava masih bingung akan kehadiran lelaki itu saat ini setelah awal masuk kemarin menghilang. Lelaki ini adalah orang yang ia cari saat Alsa tengah berada di lapangan futsal waktu itu. Lelaki yang hobi bermain basket, dan lelaki pertama yang memaksa Alsava untuk bermain basket bersamanya.
"Hai kak?" Sapa Alsava yang dibalas senyuman manis Vero.
"Mau pulang? Aku anter ya?" Tanya Vero lagi. Alsava sedikit ragu dengan ajakan Vero. Walaupun mereka pernah dekat, tapi ini terlalu mendadak. Vero terlihat menatap Alsa meyakinkan. Alsavapun akhirnya mengangguk dan berjalan beriringan dengan Vero ke arah parkiran.
Dulu, Alsava memang pernah menyukai kakakkelasnya ini. Orang yang selalu mendekatinya dengan cara berbeda. Terkesan cuek tapi berusaha perhatian terhadapnya.
Alsava percaya cinta akan datang karena terbiasa, buktinya satu tahun yang lalu adalah masa cintanya dengan Alvero, karena lelaki itu selalu bersamanya.
Tetapi saat liburan kenaikan kelas tiba, rasa itu memudar, tak ada rasa rindu yang menggebu menghampiri Alsava. Ia hanya merindukan lelaki itu disaat saat tertentu. Dari situ ia sedikit mempertimbangkan perasaannya. Itu bukan cinta.
Mereka telah sampai di parkiran mobil dan tepat dihadapan mereka adalah mobil putih milik vero. Mereka memasuki mobil tersebut dengan perasaan aneh. Seperti ada kepingan masalalu yang merekat kembali.
Vero yang sudah merasakannya sedaritadi, tampak gugup saat harus dekat dengan adik kelasnya lagi. Perasaan itu masih ada pada dirinya. Perasaan yang lama ia pendam. Namun, masih saja tak dapat ia utarakan.
Disisi lain, Seseorang memperhatikan gerak gerik Alsava dan Vero sedaritadi di dalam mobilnya. Seorang lelaki dengan wajah dipenuhi lebam biru dan tatapan tajam. Lelaki yang tengah menahan sakit di sekujur badannya itu, sekarang juga harus menahan sakit di bagian ulu hatinya.
Lelaki itu tak pernah terlihat lemah seperti ini. Namun entah mengapa, sekarang ia terlihat berbeda. Lebih menyedihkan dibanding dengan hari-harinya yang memang sudah menyedihkan.
TO BE CONTINUE
Hayo siapa tuh yang jadi paparazzi😗
Kayaknya bakal aku buat cinta segi8 deh wkwk. Nggak terlalu suka konflik berat soalnya. Semoga kalian suka deh hehe suwun!Jangan lupa kalau ada typo yaaa!
-el
KAMU SEDANG MEMBACA
ESPERER
Teen FictionDitengah hiruk pikuk masalahnya, Gadis bernama Alsava Keanandra itu dihadapi dengan kenyataan pahit bahwa Papa kandungnya sendiri akan menjodohkannya dengan seorang lelaki diluar sana. siapa yang mau dijodohkan dizaman sekarang?! "Gila!" Kesal Als...