#11 Akhirnya

17 6 1
                                    

[mas cahyo on mulmed]

Ada yang tau kenapa Bio wattpad nggak bisa muncul di orang lain?

Punyaku error gitu juga dong. Bingung udah diapain juga tetep kayak gt, yang tau  dong gmn ngatasinnya

Jd infonya bakal aku kasi di percakapan profil aja yaw.

Enjoy this chapter!

"Apa yang harus aku lakukan saat semua orang tak menginginkanku? Bahkan takdir baik seakan tak pernah melihatku"

-Alsava Keanandra

David, lelaki yang sedaritadi memperhatikan kedua remaja itu segera membuang wajahnya ke arah lain. Tadi saat ia tengah mencari keberadaan Alsava, ia melihat gadis itu sedang berjalan kearah tim futsal Garuda.

David menoleh saat Zion menepuk  pundaknya keras.

"Nongkrong yuk Mas Cahyo. Mumpung menang" ujar Zion. David menggeleng malas.

"Gue ada janji sama orang. Lo nongkrong aja besok gue bayar"

"Weits, gabisa gitu atuh. Ngga seru ini namanya."

"Sama Abdul aja, Yon. Gue cabut bentar."
Setelahnya, David mengambil ransel hitamnya dan berjalan kearah parkiran motor. Mengabaikan janjinya pada gadis itu pagi tadi.

  ///

Alsava termenung didepan halte. Seperti biasa gadis itu akan menunggu angkutan dengan headset terpasang ditelinganya.

Sebenarnya angkutan kuning yang biasa ia pakai sudah banyak lewat sejak tadi. Tetapi gadis itu masih memikirkan seseorang, David.

Walaupun biasanya ia juga akan menolak, tapi entah kenapa siang ini terasa berbeda. Sejak ia melihat lelaki itu dilingkungan sekolahnya dan mengetahui satu fakta bahwa Davidlah orang yang pernah membuat Alvero babak belur waktu itu. Seorang kapten futsal tahun lalu.

Alsava memang tak terlalu bersosial disekolah. Gadis itu tak paham ada apa saja disekolahnya. Dia mengandalkan Sia dalam hal ini, gadis itu akan bertanya jika memang penasaran, kalau engga ya nggak bakal ditanyain. Simple.

Gadis itu masih menunggu David hingga jam menunjukkan pukul 15.43 sedangkan 2 jam lalu sekolahnya telah membubarkan murid-muridnya.

Saat Alasava hendak beranjak mencari angkutan yang masih tersisa, sebuah motor berhasil membuatnya berhenti ditempat. Lelaki dengan baju olahraga yang masih melekat ditubuhnya itu tersenyum menatap Alsava.

"Kok belum pulang Al? Tadi katanya naik ojek?"

"Hah? Oh, engga Vin. Tadi gue mau naik ojek tapi malah ngobrol sama temen jadi gini deh"
Ucap Alsava seadanya. Dihadapannya saat ini, Davin masih menatapnya tanpa berkedip. Alsava memang akhir-akhir ini menjaga jaraknya dengan Davin. Bukan, dia memang sebelumnya tak pernah dekat dengan Davin.

"Kalo gitu ikut gue aja. Rumah kita kan sekarang sama" ujarnya lalu mengambil helm didalam jok motornya.

"Eh nggak usah Vin. Habis ini juga ada angkutan." Tolak Alsava. Namun, berbeda dari biasanya saat lelaki itu pergi mendengar penolakan Alsava, kini davin tak tinggal diam. Ia justru mendekati Alsa lalu memasangkan helm itu pada kepala Alsava dan menarik tangannya agar naik keatas motor.

"Mumpung gue bawa motor'kan, Al." Lirih Davin yang masih dapat Alsa dengar.

lah iya, tumben bawa motor, Batin Alsava yang langsung ia tepis. Ngapain juga difikirin.

ESPERERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang