13| Life Complement

14.9K 1.4K 68
                                    

Lisa dan Jennie berdiri di depan pagar putih menjulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Lisa dan Jennie berdiri di depan pagar putih menjulang. Lisa baru saja menekan bel untuk di sambungkan ke ruang satpam. Rumah besar itu pasti akan melakukan pengecekan lebih dulukan pada tamu mereka.

"Nugu?!" suara pria itu membuat Lisa mau tak mau menyebutkan namanya. Setelah memastikan sesuatu, pagar besar itu terbuka. Sebuah rumah mewah menjadi suguhan mata. Jennie bahkan hampir terjatuh karena saking terpukaunya.

"Sayang... jangan membuatku ragu mengajakmu masuk." Ejek Lisa melihat wajah Jennie yang melongo bodoh, Membuat Jennie mendelik kesal ke arah Lisa. Lalu mengubah ekspresi yang di buat senatural mungkin. Dan kembali membuat Lisa tertawa kecil.

"Rose yang mewarisi semuanya.. Aigoo.. ia bahkan tidak seperti wanita Kaya Raya pada umumnya.."gumam Jennie yang di dengar jelas Lisa.

Lisa dalam hati mengiyakan. Semua ini untuk Rose. Ia kesini bukan untuk mengiba meminta haknya. Kedatangannya adalah untuk.. katakan saja memperkenalkan Jennie. Selebihnya.. anggap saja semua itu masa lalu. Tidak perlu dijelaskan apapun.


𒆜


Gwang Beom memandang tidak percaya sesosok di hadapannya. Jika ia tidak tahu diri ia akan menggeret kursi rodanya dan memeluk wanita itu. Sayangnya, ia harus tahu diri posisinya saat ini.

Lisa memandang tegas sosok itu. Ia sedikit terkejut dengan keadaan kakeknya yang kini duduk di kursi roda. Namun semua itu tidak akan dengan mudah membuat kebenciannya selama ini pudar. Keangkuhan pria tua itu tidak semudah itu lenyap di kenangan Lisa.

"Annyong hasimnika.."suara Jennie memecah atmosfir panas disana.

Jennie dengan wajah manisnya menyapa tuan rumah. Mengabaikan Lisa yang memandangnya. "Jennie Kim imnida..."lanjutnya memperkenalkan diri. Ia tidak perlu memaksa Lisa memperkenalkannya. Karena dilihat dari gelagatnya Lisa enggan memulai percakapan.

"Jennie ssi... silahkan duduk.."balas Tuan Park ramah. "Senang sekali dikunjungi malaikat cantik hari ini."lanjut Tuan Park tulus memuji.

"Woah.. aku tersanjung di panggil begitu.. akh iya.. jangan panggil seformal itu Harabeoji.." Jennie menutup cepat mulutnya. Entah kenapa bibirnya dengan lancar mengucap kata itu. Ia memandang malu Tuan Park. Lalu melirik Lisa yang menatapnya datar.

"Maksudku..."

"Aniyo.. Nona Kim bisa memanggilku seperti itu.. aku tersanjung mendengarnya."potong Tuan Park cepat. Tidak ingin cucu menantunya meralat kalimatnya.

Jennie kembali canggung. Ia menjadi diam setelah Tuan Park berujar begitu.

"Rose tidak menceritakan kalian akan datang.. saya jadi tidak tahu ingin menyuguhkan apa.."aku jujur Tuan Park.

"Gwenchanha.. kami hanya ingin berkunjung." Lagi-lagi suara itu keluar dari bibir Jennie. Seakan menjadi jubir –juru bicara- mereka.

DrRRRTTTT... Dering ponsel Jennie mengalun indah. Membuat sang empunya tersenyum kikuk dan meminta izin untuk berbicara diluar. Di sela perjalanannya yang meninggalkan dua orang itu. Senyum tersungging di bibirnya.

BAD IDEA (Completed ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang