Chapter 8

1.4K 149 8
                                    

Langit Korea tidak bersahabat saat ini, hujan mengguyur Korea sepanjang hari, membuat semua orang enggan untuk berpergian. Tapi tidak dengan Kyungsoo, ia malah pergi ke toko buku sendirian. Sebenarnya ia ingin meminta Suho untuk menemaninya, tapi Kyungsoo tidak tega mengganggu kesibukan Suho. Chanyeol dan Baekhyun, jangan tanya meraka, tentu mereka lebih memilih diam di rumah sembari bermain game. Kyungsoo berjalan diantara rak-rak buku, mencari buku yang ia inginkan.
“Ah, akhirnya ketemu,” Kyungsoo menuju kasir untuk membayar buku tersebut. Sebelum pulang Kyungsoo pergi ke kamar mandi yang ada di toko buku tersebut. Ia mencuci mukanya di westafel.
“Akh..” terdengar rintihan dari salah satu pintu kamar mandi. Hal itu membuat Kyungsoo penasaran, suara apa yang ia dengar.
“Maaf, apa ada orang didalam?” tanya Kyungsoo, ia mengetok pintu toilet yang memang dari tadi belum terbuka.
Ceklek, pintu itu terbuka, seseorang terlihat keluar dari toilet dengan muka pucat dan tangan yang memegang perutnya, ia bahkan terjatuh ke lantai.
“Jung Suk hyung,” Kyungsoo panik, ia segera menghampiri Jung Suk yang merintih kesakitan.
“Apa yang terjadi hyung?”
“Pen.. yakitku kam..buh,” lirih Jung Suk, ia mencoba untuk menahan rasa sakit yang menghujam tubuhnya.
“Kita harus ke rumah sakit,” Kyungsoo segera membantu Jung Suk bangkit, ia memapah Jung Suk ke tempat mobil Jung Suk terparkir.
“Bertahanlah hyung,” Kyungsoo terpaksa menyetir, walau ia tidak memiliki SIM, tapi ia tau cara mengendarai mobil, yang terpenting sekarang ada keselamatan Jung Suk.
“Jangan ke rumah sakit Kyung, aku ingin pulang saja,” ucap Jung Suk.
“Tapi hyung,” Jung Suk menggeleng, ia segera menyebutkan alamat rumahnya sebelum ia hilang kesadaran. Beruntung Kyungsoo mengetahui alamat itu, ia segera memacu mobil agar cepat sampai. Hujan yang cukup deras membuatnya harus esktra hati-hati karena jalanan yang licin dan pandangan yang kabur.

Hujan berubah menjadi gerimis saat Kyungsoo sampai di rumah Jung Suk, ia memapah Jung Suk untuk masuk ke rumahnya, beruntung rumah itu tidak di kunci.
“Hyung, apa yang terjadi padamu,” lirih Kyungsoo, ia menatap Jung Suk dengan sendu. Jung Suk membuka matanya, sakitnya sedikit mereda, ia melihat Kyungsoo yang hampir menangis menatapnya.
“Kenapa kau menangis Kyung?” tanya Jung Suk.
“Aniya, sekarang jelaskan padaku kenapa hyung bisa seperti ini,”
“Mian Kyung, hyung tidak bisa memberi tahumu, bisakah kau membawa hyung ke kamar? Disini dingin,” ucap Jung Suk, Kyungsoo memang membaringkan Jung Suk di sofa karena tidak tau kamar Jung Suk.
“Nee hyung,” Kyungsoo membantu Jung Suk pergi ke kamarnya. Setelah Jung Suk membaringkan tubuhnya, Kyungsoo merapikan selimut untuk menutupi tubuh Jung Suk. Kyungsoo menatap sekeliling, ia mendapati figura Jung Suk dengan adiknya. Jung Suk yang melihat Kyungsoo menatap lama ke arah figura tersenyum.
“Namanya Dyo, ia mirip denganmu bukan,” ucap Jung Suk.
“Nee hyung, kami seperti kembaran hehe,” Kyungsoo tersenyum, ia menatap Jung Suk yang mulai menutup matanya perlahan. Kyungsoo memegang keninga Jung Suk, ia merasakan suhu tubuh Jung Suk yang panas. Dengan cekatan Kyungsoo merawat Jung Suk, ia mengompres kening Jung Suk agar demamnya mereda, sampai ia lupa jika ini sudah malam.
“Astaga, hyung pasti khawatir jika ku pulang larut malam,” Kyungsoo segera menggendong tasnya, ia menuliskan notes bahwa ia akan pulang agar ketika bangun Jung Suk tidak khawatir padanya.

Beruntung masih ada bus malam, Kyungsoo segera merekatkan jaketnya, udara malam ini sangat dingin karena seharian hujan. Sepanjang perjalanan Kyungsoo habiskan dengan melamun, ia memandang keluar jendela dan menatap kotanya yang berhiaskan cahaya saat malam. Akhirnya Kyungsoo sampai, ia berjalan menuju rumahnya.

Grek.. Mata Kyungsoo membulat saat ia tidak bisa membuka pintu rumah. Astaga ia lupa tidak membawa kunci cadangan dan ini sudah malam, pasti hyungnya sudah tidur. Kyungsoo bingung, ia tak mungkin kembali ke rumah Jung Suk karena tadi bus malam yang terakhir.

“Apa yang harus aku lakukan,” lirih Kyungsoo, ia tak menyangka kakaknya menguncinya seperti ini, padahal dirinya belum pulang. Kakaknya pun tidak mencari Kyungsoo sama sekali, kecuali Suho. Suho sempat  mengirimkannya pesan untuk segera pulang. Kyungsoo berusaha menelfon Suho tapi tidak ada jawaban. Akhirnya dengan sangat terpaksa dia tidur di luar, duduk didepan rumah dengan menekuk kedua lututnya. Udara yang dingin sanggup membekukan tulangnya saat itu juga.

Abandoned ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang