Chapter 14

1.6K 132 8
                                    

Di lain tempat Baekhyun dengan setia menunggu Chanyeol bangun, yang di tunggu pun akhirnya membuka matanya perlahan.
“Yeoli-lie, kau sudah bangun?” ucap Baekhyun senang.
“Aku dimana?” tanya Chanyeol.
“Kau di kamarmu, tadi Dyo mengantarmu pulang,” jawab Baekhyun. Chanyeol teringat, ia mencoba bunuh diri dan Dyo menyelamatkannya.
“Kemana saja kau seharian ini?” tanya Baekhyun khawatir.
“Apa kau peduli denganku?” ucap Chanyeol ketus.
“Mian Chan, aku tidak bermaksud untuk memukulmu,” Baekhyun merasa bersalah.
“Tak apa hyung, itu memang sudah hukuman bagiku, tadinya aku ingin bunuh diri tapi Dyo menyelamatkanku, menyebalkan,” mendengar kata bunuh diri membuat Baekhyun terkejut. Kenapa adiknya bisa sampai berpikiran seperti itu.
“Bunuh diri? Kenapa kau berpikiran seperti itu Chan,” mata Baekhyun berkaca-kaca.
“Mian, aku hanya tertekan, aku pikir dengan bunuh diri aku bisa bertemu Kyungsoo dan meminta maaf padanya,” ucap Chanyeol. Baekhyun langsung memeluk adik kesayangannya itu.
“Ani.. mian karena bukannya membantu aku juga menekanmu, ku mohon jangan berpikiran seperti itu lagi, hyung tidak ingin kehilangan lagi Chan,” ucap Baekhyun. Chanyeol hanya mengangguk dalam dekapan Baekhyun.
“Kau mau makan?” tanya Baekhyun setelah ia melepas pelukannya. Chanyeol lagi-lagi hanya mengangguk. Baekhyun keluar dari kamar Chanyeol untuk mengambilkan makanan. Chanyeol merenungkan perkataan Dyo tadi.
“Aku yakin jika itu kau Kyungsoo, tapi jika kau berniat menyembunyikannya aku akan memakluminya sampai kau bisa menerimaku kembali,” ucap Chanyeol lirih. Chanyeol memasang senyumnya ketika melihat Baekhyun membawakan makanan untuknya.

Bukan Dyo namanya jika ia tidak keras kepala, Jung Suk sudah menyuruhnya untuk istirahat tapi Dyo tetap bersikukuh pergi ke kampus. Akhirnya Jung Suk mengalah dan mengizinkan adiknya itu pergi dengan syarat harus hati-hati. Dyo hanya mengiyakan dan segera berangkat ke kampus. Dyo tersenyum ketika melihat Chanyeol keluar dari mobil bersama Baekhyun, Kai dan Sehun. Setidaknya kakaknya itu tidak kenapa-kenapa dan sehat.

Chanyeol berniat menghampiri Dyo, tapi ia mengurungkan niatnya karena takut Dyo akan menghindarinya lagi. Baekhyun yang melihat gelagat gelisah dari Chanyeol segera paham.
“Temui saja, setidaknya kau bisa bilang terima kasih karena menolongmu kemarin,” ucap Baekhyun. Chanyeol mengangguk dan berlari menyusul Dyo yang berjalan di lorong kampus.
“Hyung ke kelas dulu,” ucap Baekhyun pada Kai dan Sehun.
“Nee hyung,” balas Kai.

“Dyo,” merasa dirinya di panggil membuat Dyo menoleh.
“Ada apa?” tanya Dyo datar.
“Ehm, aku hanya ingin berterima kasih karena kau menyelamatkanku kemarin,” ucap Chanyeol dengan tulus.
“Nee, seberat apapun masalah sunbae, jangan berpikir untuk bunuh diri ya,” Dyo tersenyum.
“Arraseo.. apa kau senggang besok?” tanya Chanyeol.
“Hm, sepertinya iya.. aku paling menghabiskan waktu bersama hyungku di rumah saat libur,” jawab Dyo.
“Ka.. Kau punya hyung?” tanya Chanyeol.
“Nee, dia sangat baik dan menyayangiku,” jawab Dyo dengan semangat. Hati Chanyeol merasa tercubit mendengar Dyo mengatakan kalimat itu.
‘Apa kau menyindirku,’ batin Chanyeol kesal.
“Ya sudah, aku pergi,” mood Chanyeol seketika buruk, Dyo menahan tangannya.
“Apa sunbae ingin mengajakku pergi besok?” tanya Dyo. Chanyeol menatap mata bulat Dyo.
“Nee, aku ingin mengajakmu pergi, apa kau mau? Dan bisakah kau memanggilku hyung?” suara Chanyeol terdengar lirih di akhir. Dyo tersenyum, ia mengangguk.
“Aku tunggu di taman kota jam 8, jangan telat atau aku akan marah,” ucap Dyo lantas berlalu dari hadapan Chanyeol. Beberapa detik Chanyeol habiskan dengan mematung, ia tersadar kemudian senyum mengembang dari bibirnya. 

Suasana hari libur tampak menyenangkan bagi semua orang, mereka menghabiskan waktu bersama orang-orang yang mereka sayangi. Dyo sudah meminta ijin pada Jung Suk kalau ia akan pergi bersama Chanyeol. Sekarang Dyo sudah duduk manis di taman kota sembari menunggu Chanyeol. Arlojinya sudah menunjukkan pukul 8 tapi Chanyeol belum juga keliatan. Ada sedikit rasa kecewa yang menghampiri diri Dyo, apa dia terlalu berharap pada kakaknya itu. Akhirnya Dyo memutuskan untuk beranjak, ia berdiri di jalan menunggu bus sembari merengut kesal. Sebuah motor menghampirinya.
“Apa kau menunggu lama?” tanya Chanyeol, ia membuka kaca helmnya. Dyo hanya diam cemberut.
“Mian Dyo-ya, tadi macet,” ucap Chanyeol,ia takut Dyo marah padanya.
“Hn,” balas Dyo dan naik ke motor yang di tumpangi Chanyeol.
“Kenapa hyung naik motor?” tanya Dyo pelan saat Chanyeol sudah menjalankan motornya.
“Agar kita bisa cepat sampai,” jawab Chanyeol sembari menambah kecepatan motornya. Dengan lincah ia meliuk-liuk di jalan menghindari mobil. Dyo hanya bisa memegang jaket kakaknya dengan kencang. Beberapa menit kemudian Chanyeol menghentikan motornya. Dyo segera turun dan melepas helmnya. Ia mengatur nafasnya perlahan. Chanyeol juga ikut turun, ia mendekati Dyo yang sudah pucat.
“Dyo, kau baik-baik saja?” tanya Chanyeol. Dyo berhasil bernafas dengan normal, ia menatap tajam mata Chanyeol melalui kacamatanya.
“Aish, kau ingin membuatku mati dengan kebut-kebutan seperti itu,” Dyo marah pada Chanyeol. Chanyeol hanya bisa menunduk, dalam hatinya ia menahan tawa karena Dyo benar-benar menggemaskan saat marah.
“Mian.. supaya cepat sampai,” ucap Chanyeol. Dyo hanya diam dan menggembungkan pipinya. Chanyeol yang gemas mencubit pipi Dyo.
“Auww, sakit hyung, kenapa kau mencubitku,”
“Kau menggemaskan Dyo-ya, Kajja..” Chanyeol mengajak Dyo mengikutinya tapi langkah Dyo terhenti ketika melihat pemandangan didepannya.
“Kenapa kita ke pemakaman?” tanya Dyo bingung.
“Ah mian, aku tiba-tiba rindu dengan Appa dan Eomma, jadi aku memintamu untuk menemaniku, setelah itu kita jalan-jalan,” ucap Chanyeol. Chanyeol memang sengaja membawa Dyo ke tempat ini, ia ingin menebus kesalahannya. Dyo hanya mengangguk, ia mempertahankan wajah datarnya. Chanyeol megusap pelan pigura yang menampilkan sosok kedua orang tuanya, sementara Dyo berdiri tak jauh darinya. Sesekali Dyo mengusap air matanya yang jatuh perlahan.
“Appa.. Eomma.. aku membawa Kyungsoo kesini, Mian karena Chanyeol menyakitinya sehingga dia pergi dan kembali dengan nama lain,” lirih Chanyeol, ia mengusap air matanya yang mengalir.
“Dyo-ya, aku mau ke toilet sebentar, kau mau disini atau menunggu dibawah?” tanya Chanyeol.
“Aku disini saja,” jawab Dyo.
“Arraseo, aku tak akan lama,” Chanyeol meninggalkan Dyo, ia sebenarnya hanya beralasan agar Dyo bisa menghampiri makam orang tua mereka. Chanyeol berdiri di atas, mengawasi Dyo yang perlahan mendekat ke makam orang tua mereka.
“Appa.. Eomma, kenapa meninggalkan Kyungsoo,” ucap Dyo, ia membiarkan air mata itu menghiasi wajah tampannya. Dyo tidak sanggup berkata-kata, bahkan kini dia sudah jatuh terduduk sembari menangis. Chanyeol sedikit panik, tapi ia tetap diam dan membiarkan Dyo dulu.
“Appa, Kyungsoo sudah besar, Kyungsoo gak cengeng lagi kok, tapi biarkan Kyungsoo menangis kali ini.. Eomma, Kyungsoo rindu dengan Appa dan Eomma, Kyungsoo juga rindu dengan hyung, tapi apa Kyungsoo berhak untuk kembali?” ucap Dyo. Ia perlahan bangkit setelah mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya.
“Kau baik-baik saja?” tanya Chanyeol. Dyo mengangguk, ia masih membelakangi Chanyeol, di usapnya air matanya itu agar Chanyeol tidak curiga sebelum berbalik menghadap Chanyeol.
“Kajja, kita pergi,” Chanyeol menarik tangan Dyo, Dyo hanya menurut.

Abandoned ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang