Chapter 5

1.4K 133 0
                                        

Begitu terbangun dari tidurnya Kris menyesuaikan pandangan, ia menghampiri Kyungsoo yang masih enggan membuka matanya. Kris segera mengganti infus Kyungsoo yang sudah habis. Suho yang berbaring di sebelah Kyungsoo perlahan membuka matanya.
“Apa aku membangunkanmu?” ucap Kris yang melihat Suho bangkit dari tidurnya.
“Aniya hyung, apa sudah pagi?” tanya Suho. Ia meregangkan badannya.
“Masih pukul setengah tujuh,” jawab Kris setelah melihat jam tangannya.
“Euh..” Kyungsoo perlahan membuka matanya. Kris dan Suho yang mendengar lenguhannya menatapnya.
“Kau sudah sadar,” ucap Kris. Kyungsoo mengangguk pelan, wajahnya masih pucat.
“Apa ada yang sakit Kyung?” tanya Suho. Kyungsoo menggeleng dan tersenyum lemah.
“Apa ini pertama kalinya kau mimisan Kyung?” giliran Kris yang bertanda, ia teringat darah yang keluar dari hidung Kyungsoo semalam. Kyungsoo kembali mengangguk.
“Apa itu bahaya hyung?” tanya Suho pada Kris.
“Aku belum tau, kau harus melakukan pemeriksaan, saranku kau jangan terlalu lelah dan banyak pikiran,”
“Nee hyung,” Kyungsoo hendak bangkit dari posisi tidurnya, Suho membantunya untuk bersandar di tempat tidur.
“Aku akan membawakan sarapan untukmu Kyung,” Suho segera beranjak dan keluar dari kamar Kyungsoo.
“Apa yang membuatmu sampai terluka?” tanya Kris.
“Aku melamun hyung, jadi aku tak tau jika jariku menggores lipatan buku baru yang akan ku baca... darahnya tidak banyak, hanya saja tidak mau berhenti,”
“Apa kau tidak membangunkan hyungmu?” Kyungsoo terdiam, luka pada fisiknya tidaklah sakit malah lebih menyakitkan luka yang tercipta di hatinya.
“Mereka sudah tidur hyung, aku tidak tega membangunkan mereka, jadi aku kembali ke kamar dan hidungku berdarah, karena banyak aku jadi menghubungimu, maaf mengganggumu malam-malam,”
“Aniya, ini sudah menjadi tugasmu, kau bisa menghubungiku kapan saja,” Kris mengusap pelan puncak kepala Kyungsoo. Suho datang dengan nampan berisi bubur dan segelas minuman.
“Kau makan dulu Kyung, apa perlu hyung suapin?” tawar Suho.
“Aniya hyung, aku bisa makan sendiri, apa hyung tidak makan?” Kyungsoo menerima nampan dari Suho dan meletakkannya di pangkuannya.
“Nanti..”
“Kalau begitu aku juga nanti makannya,” Kyungsoo hendak meletakkan nampan di nakas, tapi Suho menahannya.
“Iya iya, hyung makan”
“Kris hyung sarapan disini saja,” ucap Kyungsoo, Kris mengangguk.
“Apa kau baik-baik saja hyung tinggal?”
“Nee hyung,”
“Ya sudah, habiskan buburmu..” Suho dan Kris pamit, mereka keluar dari kamar Kyungsoo untuk sarapan. Chanyeol dan Baekhyun sudah duduk manis di meja makan, mereka mengernyit ketika mendapati Kris bersama Suho.
“Kenapa Kris hyung ada disini?” tanya Baekhyun.
“Penyakit Kyungsoo semalam kambuh, apa kalian tidak mendengar dia meminta bantuan?” tanya Suho, ia menyesal karena terlalu lelap semalam. Chanyeol terdiam, ada sedikit rassa bersalah di hatinya, semalam ia mengacuhkan Kyungsoo bergitu saja, saat ia bangun pun ia melihat di depan kamarnya beberapa darah tercetak di lantai.
“Ntahlah hyung, aku terlalu nyenyak,” balas Chanyeol, Baekhyun mengangguk mengisyaratkan bahwa ia juga terlelap.
“Kyungsoo baik-baik saja, kalian tidak perlu khawatir,” ucap Kris. Mereka pun sarapan dengan tenang.

Kyungsoo mengaduk-aduk buburnya, ia benar-benar tidak berselera makan. Tapi tentu ia tidak ingin membuat kakaknya khawatir jika dia tidak memakan buburnya, akhirnya dengan terpaksa ia menyuapkan bubur itu ke dalam mulutnya.
Drrtt...drrttt.. ponsel Kyungsoo bergetar, ia segera mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan yang masuk.
“Yeobseo,” ucap Kyungsoo.
“Kyungsoo, apa kau benar-benar mengajak kami untuk tinggal di rumahmu?” tanya suara di seberang, Kyungsoo mengenalinya, suara Kai.
“Nee Kai, apa kalian sudah bersiap-siap? Kalian bisa datang hari ini,” jawab Kyungsoo.
“Jinjja?” suara lain terdengar, Kyungsoo menebak itu suara Sehun.
“Nee, Sehunie.. hyungku sudah setuju,” Kyungsoo tersenyum miris, entah kenapa ada bagian dari hatinya yang tidak rela, tapi hatinya yang lain mendesaknya untuk mengambil keputusan ini, melihat sikap Chanyeol yang mulai tak peduli padanya.
“Baiklah Kyung, kami akan datang nanti siang,”
“Nee, aku tunggu..” Kyungsoo memutuskan panggilan, ia kembali memakan buburnya.

Abandoned ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang