Chapter 11

1.8K 140 2
                                    

Keluarga Kyungsoo masih terus mencari keberadaan Kyungsoo. Suho menghubungi Kris, apa ada orang yang dibawa ke rumah sakit tadi malam. Kris sendiri tidak tau karena ia tidak bertugas semalam. Sehun dan Kai mencari Kyungsoo di kediaman Jung Suk. Tapi tenyata rumah itu telah kosong. Chanyeol dan Baekhyun mencari tau di pemakaman yang ada di Korea, apa ada yang dimakamkan semalam. Luhan sendiri menghubungi Chen untuk melacak keberadaan Jung Suk setelah mendapat kabar dari Sehun dan Kai. Semua usaha telah mereka lakukan, tapi takdir berkata lain, mereka sama sekali tidak menemukan keberadaan Kyungsoo maupun Jung Suk. Keduanya seolah hilang ditelan bumi. Melihat adik-adiknya yang murung membuat Luhan harus bersikap dewasa, walau hatinya tak rela tapi kehidupan harus tetap berjalan bukan. Akhirnya mereka perlahan kembali ke kehidupan masing-masing. Kai dan Sehun tetap tinggal di rumah Luhan. Mereka melanjutkan di universitas yang sama dengan Chanyeol dan Baekhyun. Luhan sesekali pergi ke China, tapi ia lebih meluangkan waktu untuk memperhatikan adik-adiknya. Suho sendiri menyibukkan diri dengan pekerjaan kantor walau hatinya masih tak percaya Kyungsoo telah tiada, namun kenyataan yang ada membuatnya terpaksa mengakui bahwa Kyungsoo telah meninggalkannya.

Di benua yang berbeda, kehidupan baru dimulai. Kyungsoo tersadar dari tidurnya yang panjang. Jung Suk masih setia menemaninya hingga ia sendiri terlelap dengan menggenggam tangan Kyungsoo. Kyungsoo menatap sekeliling, nuansa rumah sakit ini bukan seperti di Korea. Menyadari tangan yang di genggam bergerak membuat Jung Suk bangun dari tidurnya.
“Kau sudah sadar Kyung?” tanya Jung Suk.
“Nee hyung, ini dimana?”
“Amerika,”
“Mwo?? Kenapa aku ada di Amerika?,” tanya Kyungsoo bingung.
“Bukankah kau sendiri yang memintaku untuk membawamu pergi jauh hmm?” Jung Suk tersenyum, ia membelai lembut kepala Kyungsoo. Kyungsoo terlihat berpikir, ia berusaha mengingat kejadian yang ia alami.
“Lupakan mereka Kyung, kita mulai kehidupan baru disini,” seolah mengerti Kyungsoo sedang memikirkan kakak-kakaknya, Jung Suk menggengam erat tangan Kyungsoo.
“Ehmm.. baiklah hyung, tapi aku akan merepotkanmu nanti,”
“Ani.. kau tidak pernah merepotkan, aku malah bahagia karena menemukanmu, hyung tidak akan kesepian lagi,” Jung Suk meneteskan air matanya. Tangan Kyungsoo bergerak pelan menghapus air mata Jung Suk.
“Jangan menangis hyung,”
“Nee, kita akan menghapus tangisan kita, dan kau perlu identitas baru,” ucap Jung Suk sembari menyeka air matanya.
“Maksudmu?”
“Mian.. aku sudah mengirimkan surat pada mereka bahwa kau telah tiada,” Kyungsoo membulatkan matanya, bagaimana bisa Jung Suk melakukan itu, tapi ia teringat perkataan Chanyeol, ia yakin kakak-kakaknya pasti sudah bahagia karena orang yang selama ini merepotkan mereka sudah tiada. Kyungsoo tersenyum pilu.
“Gomawo hyung,” ucap Kyungsoo.
“Kau tak marah?”
“Ani.. mungkin ini yang terbaik untuk mereka agar mereka bisa bahagia tanpa aku,”
“Kalau begitu kita pikirkan nama yang tepat untukmu,”
“Hmm... Christian Dyo,” ucap Kyungsoo.
“Kau mau menggunakan nama itu? sepertinya tidak cocok untukmu haha..”
“Aish... hyung jangan menggodaku, nama itu tidak terlalu buruk juga bukan,” Kyungsoo tersenyum.
“Nee.. sekarang kau harus cepat sembuh, apa kau lapar?” tanya Jung Suk. Kyungsoo mengangguk.
“Hyung keluar sebentar, jika kau perlu apa-apa kau bisa memencet tombol merah itu, perawat akan segera mendatangimu,”
“Nee hyung,” begitu Jung Suk keluar, Kyungsoo perlahan bangkit dari posisi tidurnya, ia bersandar pada tempat tidur, menatap keluar jendela, pemandangan yang asing baginya.
“Aku harap kalian bahagia hyung,” guman Kyungsoo.

Dua tahun berlalu, Chanyeol dan Baekhyun tinggal menyelesaikan dua semester mereka sebelum lulus. Kai dan Sehun sendiri berada di semester 2, Suho mengurus perusahaan Appanya yang ada di Korea sementara Luhan mengurus cabang yang ada di China.
“Hyung, kita bisa terlambat masuk kelas,” ucap Sehun, ia menyuruh Kai menghabiskan makanannya dengan cepat.
“Sabarlah..” Kai tetap menikmati makanan dengan santai. Karena kesal Sehun segera meninggalkan kakaknya, ia berlari menuju kelasnya. Di tikungan Sehun menabrak seseorang karena tidak menegok terlebih dulu sebelum berbelok.
“Aduh,” namja yang ditabrak Sehun jatuh terduduk, buku yang ia bawa berjatuhan di lantai.
“Ah.. mian, aku tidak melihat jalan,” ucap Sehun sembari membantu namja yang ia tabrak merapikan bukunya. Namja bertopi itu seperti Sehun kenal, ia berusaha melihat wajah namja itu tapi namja itu hanya menunduk sehingga wajahnya tidak kelihatan.
“Aku benar-benar minta maaf,” keduanya berdiri, namja itu hanya mengangguk dan berlalu dari hadapan Sehun.
“Siapa dia, kenapa rasanya tidak asing,” ucap Sehun.
“Ini baru hari pertama, kenapa aku harus bertemu dengan Sehun,” namja itu berdecak kesal. Ia merutuki keputusannya yang mengiyakan permintaan kakaknya beberapa waktu lalu.

Abandoned ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang