35. pergi berlibur!

1.8K 145 10
                                    

Attention 🎉

Sebelum baca diharapkan vote dan commentnya terlebih dahulu. Jika sudah melakukan hal yang di atas, selamat membaca 😁

Bagi silent reader's, hargai karya aku dengan cara Voment nya ya.
#jangan pelit jadi orang 😆

Ramaikan Cerita ini dengan komentar ya, follow akun aku jangan lupa. Spam komen yang banyak ❤❤💬

Aku suka bacaiin komentar kalian, komentar terbanyak akan aku follow 💬👏, pastikan seluruh pembaca berkomentar ya 😊✔

Question time:

1. Sejauh mana kalian berlibur?

2. Pengalaman berlibur paling menyenangkan dimana?

3. Pengalaman ngenes kalian saat berlibur ngapain?

#Kalau aku kesusuban keong, di kali :(
#jatohdarisepeda🚵🚴

***

Adelyn menunggu teman temannya keluar dari kelas, hari ini adalah ujian terakhir, niatnya Adelyn beserta sahabatnya itu akan merayakan acara makan makan bersama. Dengan sahabat Arkan juga sekalipun untuk meramaikan acara.

Bel berdering dengan kencang, membuat sebagian siswa dan siswi berebut untuk keluar. Selain mensantap makanan, merekapun juga akan langsung pulang ke rumahnya masing masing.

Sedangkan yang sudah keluar terlebih dahulu, diperbolehkan untuk istirahat maupun langsung pulang. Adelyn menatap mading kelas, sebelum semua siswi belum banyak. Dirinya sangat malas jika menjadi satu di antara orang yang saling berdesak desakan.

Untuk seluruh murid kelas dua belas. Besok mulai di liburkan dari tanggal Lima belas April sampai dengan tanggal dua puluh empat Juni. Dan masuk kembali tanggal dua puluh lima Juni yang akan mendatang.

Adelyn menarik lengannya ke atas bawah, sambil berseru dengan girang. Yes! libur panjang. Batin Adelyn senang.

Benar saja perkiraan Adelyn, belum ada lima menit. Semua siswa dengan rasa penasaran datang dengan bergerombol, Adelyn lebih memilih untuk mundur dan pergi. Lebih baik ia pergi saja ke kantin, sekalian menunggu sahabatnya itu.

Deringan telepon dengan nama kontak
'Arkan domba 🐏' sukses membuat Adelyn menghentikan makan batagor yang ia pesan tadi.

"Kamu di mana si? dari tadi aku cariin!" Suara bariton berat milik Arkan, dan sedikit nada kesal itu membuat Adelyn menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Kantin, kamu aja yang lama. Dari tadi aku tungguin juga padahal udah tiga puluh me-"

Tut..tut

Sambungan telepon di matikan secara sepihak oleh Arkan, Adelyn mengumpat pelan. Sialan! ucapnya dalam hati. Ia langsung beranjak dari bangkunya.

Mengembalikan mangkuk bangko yang masih sisa setengah itu. Mang Udin selaku penjual bakso itupun menghentikan acara mengelap elap mangkuk bakso yang baru saja di cuci.

Tenang saja, di sini bakso ini sangat higenis. Selain makanan dan juga peralatannya mang Udin benar benar memperhatikan masalah kesehatan anak anaknya. Tak heran jika Adelyn sangat menyukai bakso ini. Selain rasanya yang enak, di sini kesehatan benar benar nomer satu.

ADELYN & ARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang