06.

21 2 0
                                    

Gadis itu turun dari motor lelaki yang memboncengnya, dengan muka kusut ditambah rambut yang acakan diterpa angin saat ia berangkat ke sekolah.

Tanpa berpamitan terlebih dahulu raisya langsung pergi meninggalkan keenan yang teriak memanggilnya.

Raisya benar² sangat-sangat kesal sekarang. Rasanya ingin sekali ia melenyapkan pria itu.

Sebelum berangkat tadi raisya sudah membuat perjanjian dengan keenan bahwa ia akan turun di persimpangan sebelum mencapai sekolah dan keenan menyetujuinya. Tapi tadi keenan tidak menepati janjinya, dia membawa raisya masuk sampai ke parkiran.

Banyak siswa yang memperhatikan kejadian tersebut. Mereka beranggapan yang tidak² untuk keduanya.

Raisya hanya takut felix tau itu saja, dia bahkan bodo amat dengan tanggapan siswa di sekolahnya tentang dia.

"Duh kusut bener tu muka neng, ada apa?" Tanya bila yang melihat raisya masuk dengan ekspresi yg tidak bersahabat.

"Uang jajan lu di potong?, bang Afi jahatin lo?, lo berantam sama felix? Kenapa sih rai cerita dong" pertanyaan dari tasya yang bertubi² tidak di gubris oleh raisya. Ia hanya diam sedari tadi.

"Masi punya suara kan mpok?" Tanya bila kembali

Masih sama raisya tidak menjawab sama sekali. Ia hanya diam mengeluarkan aura panas dalam tubuhnya.

Keenan masuk dan menghampiri raisya
"Sya kamu kok ninggalin aku sih di parkiran gitu" keenan masih tidak peka dengan ekspresi raisya. Ia masih tetap berani bertanya sama cewek yang sebentar lagi akan mengganti shift menjadi srigala

Bruaaakkk....

"APA LAGI SIH LO HAH?
GA CUKUP BIKIN GUE KESEL, GUE MUAK LIAT LO TAU GA, DARI SEMALAM SAMPEK SEKARANG LO, LO DAN LO AJA DI HADAPAN GUE" habis sudah kesabarannya.

Raisya membuat suasana menjadi tegang, bahkan sahabatnya saja tidak berani berkutik lagi. Mereka hanya diam mencerna kejadian apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dan ada hubungan apa dengan kedua org tersebut.

Tanpa mendengarkan perkataan keenan, raisya langsung bergegas keluar kelas. Ia butuh ketenangan sekarang.

"Jangan di masukin ke hati, omongan raisya, dia emang gitu orangnya. Lebih baik lo ke bangku lo sana" ujar tasya

Bila dan tasya juga keluar dari kelas dan mengikuti raisya. Mereka menuju rooftop tempat keberadaan raisya sekarang. Mereka sangat memahami sahabatnya itu jika butuh ketenangan di sekolah pasti raisya menuju rooftop.

°°°

Keenan duduk di bangkunya sambil berpikir kemarahan raisya tadi. Apakah ia sudah kelewatan, keenan rasa ia tidak melakukan apapun yang membuat raisya kesal.

Apakah karna janji tadi di rumah, bukannnya tidak menepati tapi keenan tidak suka saja dengan raisya yg sepertinya ingin menutupi hubungan mereka.

"Gausah terlalu dipikirin bro, cewek pms emang gitu" Brian datang menepuk bahu keenan.

"Tau dari mana lo raisya pms?"

"Bukannya kalau cewek marah² itu lagi pms ya, gue udah biasa sih digituin sama bebeb bila gue." Brian itu emang sksd banget plus sok tau memang.

Keenan hanya berpikir yg dikatakan Brian ada benarnya juga.

"Btw gue duduk disini sekarang, gue males sebangku sama anak lugu itu" kata brian yg sudah langsung duduk di kursi sebelah keenan.

"Terserah"

"Oh ya bro gue cuma mau ingetin raisya udah ada yang punya, noh si felix ketua geng sekolah yg ditakutin sama siswa sini. Jadi lo hati² aja jan sampek bermasalah"
Brian mengingatkan dengan serius. Walaupun baru kenal tetap aja keenan akan menjadi temannya mulai sekarang.

De AMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang