15.

10 2 0
                                    

Akhir pekan dimana semua orang bersantai disaat libur akan aktifitasnya yang padat. Sama hal nya dengan Raisya dan Keenan yang sedang bersantai menikmati waktu libur.

Dikamar Raisya yang asik dengan hp sedari tadi membuat Keenan ter acuhkan. Karna kesal akhirnya Keenan mempunyai ide usil ingin mengganggu waktu santai Raisya.

"Yang." Panggil Keenan.

"Hm." Raisya keasikan dengan hp nya.

"Liat aku dong jawabnya." Keenan masih kesel di acuh kan.

"Ngomong aja, cacing aku udah gedek ga bisa hilang fokus nanti mati." Pandangan Raisya masih terfokuskan ke gadget nya yang sedang bermain game cacing

"Kamu lebih pentingin cacing dari pada aku?" Ada-ada saja Keenan ini, dengan cacing aja ngambekan.

"Iya." Jawab Raisya sekedarnya karna tak ingin hilang fokus.

"Yaudah."

Hening.

Keenan yang tak mau kehilangan akal pun mengelitik pinggang Raisya sampai sang empunya berteriak geli sambil tertawa terpingkal-pingkal.

"Keenan geli. Hahahaha, udah dong. Geli ini hahaha."

Keenan masih saja menggelitiki Raisya tanpa ampun.

"Udah aku nyerah iya hahaha. Serius aku nyerah Keenan." Akhirnya Keenan berhenti.

Raisya menghapus air matanya yang keluar akibat tertawa berlebihan tadi.

"Tuh kan cacing aku mati Keenan. Padahal udah gedek bangeeet." Kata Raisya memeriksa hp.

"Main lagi lah." Jawab Keenan santai.

Raisya menatap Keenan sinis. "Awas ganggu lagi."

"Sayang." Panggil Keenan lagi, sengaja.

Kali ini Raisya tidak menyahut.

"Liat aku dong syaa." Keenan menangkup pipi Raisya lalu dipalingkan untuk menghadap ke arahnya.

"Apa?" Tanya Raisya. Meskipun kepalanya menghadap Keenan tetap saja matanya masih mengarah ke gadgetnya.

Cup

Mata Raisya terbelalak menatap Keenan, saat benda hangat menyentuh bibirnya.

"Digituin baru mau liat aku." Keenan terseyum puas.

"Aku pengen kue bolu, buatin dong." Pinta Keenan.

"Mager ah. Pesan online aja." Tolak Raisya kini ia beralih menghidupkan televisi.

"Aku mau nya kamu yang buat sayang." Keenan mulai memeluk manja pinggang Raisya.

"Kamu sengaja ya, kan aku ga bisa buat kue."

"Ngga, aku memang kepingin kue buatan kamu. Buatin dong sayang." Keenan tetap kukuh ingin dibuatin kue oleh Raisya.

"Kamu kayak bumil lagi ngidam lho sekarang." Raisya tidak ingin memperdulikan keinginan Keenan itu.

"Hm mungkin." Raisya mengeleng-gelengkam kepalanya melihat tingkah laku Keenan yang mendadak seperti anak kecil.

"Aku betolan pengen lho yang, pas aku cium kamu tadi mendadak aku pengen bolu manis kayak bibir kamu." Kata Keenan di telinga Raisya dengan dagu yang disenderkan di bahu Raisya.

"Mesum ihh." Raisya memukul Keenan yang tertawa melihat rona merah di wajah Raisya.

"Yaudah kalau kamu ga mau buatin aku kue manis, aku nyicip bibir kamu aja, kan sama manis nya." Ucap Keenan disertai dengan wajah mesumnya.

De AMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang