17.

12 2 0
                                    

Pagi ini Raisya terbangun dengan seluruh tubuh terasa sangat ngilu. Dengan keadaan full naked hanya dibaluti selimut. Di sampingnya terdapat Keenan yang tertidur pulas. Raisya kembali mengingat kejadiaan semalam, Keenan sangat sexy saat.. aahh.. Raisya kembali menepis pikiran itu. Hanya dengan mengingatnya saja wajahnya mulai memanas.

Raisya mencoba untuk turun dari ranjang dengan perlahan tapi rasa sakit seolah menyiksanya. Akibat pergerakan itu, Keenan terbangun dari tidurnya.

"Kemana sayang?" Tanya Keenan dengan suara serak khas bangun tidur.

"Aku mau mandi. Tapi punya aku sakit ga bisa gerak."

"Kamu tidur aja lagi sayang, ntar aja mandinya." Ujar Keenan kembali menarik Raisya dalam pelukannya.

Mau tidak mau Raisya menurut, percuma ia memberontak dalam keadaan seperti ini.

"Makasih semalam sayang." Ujar Keenan dengan mata masih tertutup lalu mengeratkan pelukannya.

Raisya hanya berdehem membalasnya. Lalu Raisya kembali ke alam mimpinya. Karena semalam yang membuatnya lelah apalagi waktu tidurnya telat akibat ulah Keenan yang ga puas-puas.

Siang harinya Raisya terbangun akibat pendengarannya menangkap suara orang sedang berbicara. Matanya perlahan terbuka.

'Ngapain, cuma sakit biasa doang.'

'Yaudah terserah lo deh, bawa makanan ntar yang banyak.'

"Ada apa?" Tanya Raisya. Keenan mengalihkan pandangannya ke arah Raisya setelah menutup panggilan dari Brian.

"Anak-anak pada mau kesini bentar lagi." Kata Keenan lalu menghampiri Raisya.

"Ngapain?"

"Tadi aku izinin kita, aku bilang kamu sakit. Tros anak-anak pada mau jenguk katanya. Udah aku bilangin jangan tapi ngotot." Jelas Keenan.

"Kan masih pagi." Ujar Raisya polos.

Keenan terkekeh mendengar ucapan Raisya. "Ni udah siang kali sya."

"Lho." Raisya melirik jam di atas nakas pukul 14.00. " kamu kok ga bangunin aku." Kesal Raisya.

"Mana tega aku bangunin kamu yang tidur nya nyenyak banget." Keenan mengusap lembut dahi Raisya.

"Gimana masih sakit?" Tanya Keenan

"Ga terlalu kayak tadi. Aku mau mandi." Raisya perlahan beranjak dari atas kasur.

Belum sempat ia berjalan, Keenan sudah dulu membopongnya menuju kamar mandi.

"Keenan aku bisa sendiri."

"Udah kamu diam aja. Gih mandi. Ntar kalau masih sakit panggil aku biar aku mandiin." Kata Keenan saat menurunkan Raisya lalu tersenyum mesum.

"Itu mah mau kamu." Lalu menutup pintu.

Baru beberapa langkah Keenan berjalan suara teriakan terdengar dari dalam kamar mandi.

"KEENAN LEHER AKU, KENAPA KAMU BEKASIN." Teriak Raisya murka.

Tawa Keenan pecah mendengar itu. Keenan bangga pada dirinya sendiri bisa menjadi seniman dadakan semalam.

°°°

Sedari tadi Raisya hanya memberi tatapan tajam kepada lelaki yang sedang duduk di sofa sembari nonton tv.

"Nanti matanya keluar tuh sayang." Ucap Keenan yang menyadari tatapan membunuh dari Raisya untuknya.

Raisya tidak mengubris, bagaimana tidak kesal badannya kini penuh dengan kissmark yang lukis Keenan. Apalagi sahabatnya sebentar lagi akan berkunjung. Akan diledekin dia nanti jika mereka tau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

De AMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang