14.

10 2 0
                                    

Cewek berambut panjang itu sedang berlari mencari seseorang. Setelah memastikan Felix baik- baik saja, Raisya langsung menyusul Keenan yang entah ada dimana.

Hampir berkeliling satu sekolah akhirnya Raisya menemukan Keenan sedang duduk di taman belakang yang sepi.

"Keenan" panggil Raisya

Keenan melihat ke arah sumber suara lalu tersenyum.

"Kamu mau marah sama aku kan?" Tanya Keenan saat Raisya sudah duduk di sampingnya.

Mendengar itu Raisya tertawa.

"Kenapa kamu ketawa?" Heran Keenan.

"Ngapain aku marah sama kamu, kamu ga salah. Yang kamu lakuin udah benar kok." Keenan memperhatikan Raisya.

"Kamu cuma ngelindungi aku dari tangan-tangan jahat yang mau ngerusak aku meski itu pacar aku sendiri." Kini Raisya melihat Keenan sehingga mata meraka bertemu.

Raisya tersenyum. "Aku juga bakal ngelakuin hal yang sama kalau jadi kamu." Keenan diam mendengarkan.

"Masalahnya disini aku yang egois. Maaf aku belum bisa melepas dia disaat aku udah jadi milik kamu."

"Sayang. Jika udah berurusan sama hati pasti semua jadi ribet, aku ngerti perasaan kamu. Kamu hanya belum mencintai aku. Kalau aja aku cepat bertemu kamu pasti kamu udah cinta aku bukan yang lain." Keenan menggenggam tangan Raisya.

"Makasih kamu mau mengerti."

"Syasya, meski kamu masih berhubungan sama dia, aku minta kamu ga boleh mesra-mesraan gitu sama dia. Karna nanti dia bakal aku habisin."

Walaupun ragu Raisya mengangguk perkataan Keenan.

°°°

"BEBEB BILAA"

Bila yang mendengar namanya disebut langsung merinding dan mempercepat langkahnya.

"Bil berhenti dong gue capek nih." Walaupun begitu Brian tetap lari mengejar Bila.

Setelah langkahnya sejajar Brian menarik tangan Bila untuk berhenti, dan mengatur nafasnya yang putus-putus

"Heh siapa suruh lo pegang tangan gue?" Bila mengehempaskan tangan Brian hingga terlepas dari tangannya.

"Galak amat beb. Lagian lo buru-buru bener capek gue manggilnya."

"Gue lagi dikejar setan."

"Hah seriusan? Mana setannya?" Brian memperhatikan sekitarnya yang mendadak seram.

"Depan gue." Kata Bila galak.

"Lagian lo ngapain asik ngekor gue?. Mau jadi babu gue lo?"

"Jahat banget bebeb gue pengen di cipok deh bibirnya." Bila melotot ke arah Brian.

"Hehe. Ga ada lho Bil orang seganteng gue mau dijadiin babu, yang ada banyak cewek yang ngantri pengen gue nikahin."

"Yaudah nikahin sono dan jangan ganggu gue lagi." Kata bila lalu pergi melanjutkan langkahnya.

"Gue setia sama lo kok Beb. Kalau harus nikah juga bakal nikah sama lo ntar." Brian kembali mensejajarkan langkahnya.

"Ogah gue"

"Lo mau kemana sih?"

"Pustaka"

"Tumbenan lo mau baca buku."

"Yang bilang mau ngebaca buku siapa?"

"Kan lo ke pustaka berati mau baca dong "

"Sotoy lo sempak Hulk"

"Serah apa pun deh kata lo, gue terima dengan lapang dada. Jadi lo ngapain juga ke pustaka?" Gadis di depannya memang unik, bikin Brian makin klepek-klepek.

"Mau tidur." Kan betol pikiran Bila memang langka. Dia mau jauh-jauh ke pustaka hanya mau tidur.

Brian tertawa mendengar perkataan Bila.
Ada-ada saja wanita didepanya ini.

"Kan lo bisa tidur di kelas kenapa harus ke perpus?"

"Kelas bising, apa lagi ada pengganggu kaya lo."

Sesampai di perpus Bila menenpati meja paling pojok lalu merebahkan kepala nya untuk tidur.

Sesaat dia melihat Brian yang duduk di sampingnya dan memperhatikan Bila.

"Ngapain lo masih disini?"

"Jagain lo lah."

"Ga perlu."

Plakk.

Brian berhasil membunuh seekor nyamuk yang akan hinggap di tubuh Bila.

"Tuh kan untung ada gue yang siaga. Kalo ga pasti lo pas bangun bakal bintik-bintik."

"Hm, serah. Gue benar- benar ngantuk. Awas aja lo berisik." Lalu Bila memejamkan matanya hingga tertidur pulas.

°°°

"Gue heran sama lo, bukannya tadi kesempatan bagus buat lo putusin Raisya?" Tanya seorang lelaki.

"Gue berubah pikiran." Jawab lawan bicara tersebut.

"Maksud lo?"

"Gue pikir, ga ada salahnya kan gue bermain-main bentar sama harimau." Ujar salah satu lelaki itu dengan tersenyum sinis.

"Licik juga lo bro."
"Hati-hati aja lo tau kan, dia siapa. Bakal mudah buat dia nyingkirin lo." Ujar lelaki itu memeperingatkan.

"Lo ngeremehin gue?"

"Gue cuma ingatin aja."

"Karna si Berengsek itu bisa mudah ngehancurin apapun, dari itu gue maju duluan buat ngehancurin hati dia."

"Lagian gue udah bosen main sama cewek-cewek yang terlalu mudah buat gue dapetin. Jadi, gue pengen bermain sama perasaan lelaki dulu." Lanjut nya lagi.

"Berengsek lo."

"Iya gue emang berengsek. Hahaha."
Lelaki itu tertawa seolah-olah ini adalah hal yang menyenangkan

"Btw Iva salah satu cewek lo itu mau diapain?"

"Seperti biasa, gue masukin baru ntar gue tinggalin."

"Udah?"

"Belom, dikit lagi."

"Si Raisya udah lo bekasin?" Tanya lelaki itu penasaran.

"Ga keburu, udah di rebut orang. Tapi bukan Felix namanya kalo ga belom bekasin cewek."

"Jadi?"

"Gue bakal bekasin Raisya lalu gue kembaliin ke si Berengsek itu."

"Sarap lu"

"HAHAHA"

De AMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang