Dari atas singgasana, pria yang usianya hampir empat puluh tahun itu memerhatikan semua anggota keluarganya satu per satu. Mulai dari istri, selir-selir, hingga keempat keturunannya. Semua menunduk hormat padanya, tidak ada yang berani angkat suara atau sekadar menatap lurus ke depan.
Pekatnya malam semakin menambah aura gelap di halaman istana. Bulan hanya mengintip di balik awan hitam, seolah takut dengan kemarahan Sang Penguasa.
Tidak! Ia tidak sedang marah. Ia sedang merasakan kekhawatiran karena salah satu putrinya tidak kunjung tiba di hari yang sakral itu.
"Apakah Putri Cheonmyu belum tiba juga? Ke mana perginya para prajurit yang mencari ke desa itu!?" tanya Raja Jeonshi entah yang keberapa.
Tak seorang pun berani menjawab. Mereka semua juga bertanya-tanya mengapa Sang Putri tidak kunjung tiba.
Kasim Yoon melangkah cepat melewati jalan setapak di tengah-tengah para keluarga kerajaan ke depan Raja Jeonshi. "Yang Mulia, Pengawal Ershu meminta izin untuk menghadap," ujarnya.
"Bawa dia masuk." Kasim tersebut segera menjawab dan undur diri. Memerintahkan prajurit yang menjaga gerbang agar membukanya.
Tak lama, Ershu memasuki halaman istana. Ia langsung bersujud di hadapan raja. "Yang Mulia, bunuhlah saya! Bunuhlah saya karena tidak mampu melindungi Tuan Putri!" ujar Ershu dengan suara tinggi dan memohon. "Bunuhlah hambamu yang lemah ini!"
"Di mana Putri Cheonmyu?" tanya raja yang tanpa sadar meninggikan suaranya.
"Saya di sini, Yang Mulia," jawab sebuah suara dari arah gerbang. Putri Cheonmyu memasuki halaman istana diikuti oleh Dayang Min dan Geun Rim yang sudah berganti pakaian. "Yang Mulia, saya menyesal telah membuat Anda menunggu begitu lama," lanjutnya.
Raja Jeonshi segera turun dari kursinya. Dengan cepat ia memeluk putrinya yang telah kembali ke istana. "Cheonmyu, kau baik-baik saja?" Ia semakin terkejut ketika baru menyadari bahwa di kepala putrinya terdapat bebat putih yang disertai titik-titik merah yang dicurigainya adalah darah.
"Ya, Yang Mulia. Maafkan saya karena datang terlambat dari perintah Anda sebelumnya. Saya memiliki masalah di perjalanan," jawabnya lembut. "Namun, berkat Ershu dan mendiang Piyale, juga pria ini, kami berhasil mengatasinya dan tiba di istana dengan selamat." Ia menoleh ke arah Geun Rim di belakangnya. Mengingat keberanian pria itu menghadapi seorang pembunuh.
Geun Rim yang belum memahami situasi sepenuhnya hanya mengangguk singkat. Ia menjadi sangat gugup ketika raja menghampirinya dan memerhatikan wajahnya dengan seksama. "Siapa pria ini? Apakah dia salah satu penjahat yang mencoba mencelakaimu? Apakah dia yang membuat kepalamu terluka, Putri?" tanya raja.
"Tidak, Yang Mulia. Dia adalah ... salah satu pemuda dari Desa Wudaan, saya membawanya karena ia memiliki kemampuan dalam bela diri," balas Putri Cheonmyu gugup. Ia masih harus menyembunyikan identitas pria tersebut. Selain itu, gadis yang kini pakaiannya lembab oleh air hujan itu perlu memastikan apakah dia memang benar-benar orang baik atau bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess and Suspicious Man
Historical FictionBukan fan fiction. Foto di sampul hanya sebagai ilustrasi ------------------------------------------------------- Shin Geun Rim hanya siswa tingkat akhir biasa yang akan pergi ke sekolah untuk berlatih renang menjelang ujian praktik. Dengan seman...