5 - Nona Kirrin

204 97 103
                                    

Deru angin di musim semi tampak menggoyang-goyangkan daun-daun kekuningan yang menggantung di atas pohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deru angin di musim semi tampak menggoyang-goyangkan daun-daun kekuningan yang menggantung di atas pohon. Beberapa orang berpakaian olahraga terlihat sedang berlari santai di atas jalan setapak yang dibatasi oleh pagar bambu yang memanjang. Beberapa di antaranya berhenti di sebuah pohon hanya untuk sekadar beristirahat atau memotret sekitarnya.

Tidak terdengar bunyi klakson kendaraan di taman yang luas itu karena hari masih cukup siang untuk para pekerja dan anak sekolah pulang ke rumah dan memenuhi jalanan ibu kota. Meskipun begitu, saat itu tidak tampak panas dibanding musim lainnya, hingga orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan memilih untuk berolahraga.

Sebuah daun yang diterbangkan semilir angin mendarat di atas wajah seorang pria yang tergelatak di salah satu pinggiran taman. Kepalanya bergerak sedikit dan perlahan-lahan matanya terbuka. Ia melihat di depan wajahnya sang majikan terbaring menghadapnya.

Ingin ia membangunkannya karena khawatir sang majikan akan sakit oleh angin yang cukup dingin. Namun perhatiannya terpecah. Ia ingat beberapa saat yang lalu sedang menghadapi kawanan pembunuh di sebuah kuil. Namun kini, saat matanya menoleh ke kanan dan ke kiri, hanya ada barisan pohon, beberapa kursi taman, serta orang-orang di berbagai sudut taman.

Matanya membelalak seketika saat menyadari sesuatu. "Aku ada di Beomun! Aku ada di Beomun! Aku sudah kembali ke Beomun!" teriaknya dengan begitu kencang hingga menarik perhatian beberapa pengunjung. Karena rasa senangnya begitu membuncah, Geun Rim pun berdiri dan meloncat-loncat seraya mengulang-ulang ucapannya. "Aku sudah kembali ke Beomun!"

Beberapa pengunjung menatap heran pria berpakaian hitam yang menurut mereka aneh itu. Pakaian terusan yang panjang hingga ke lutut dan bebat putih yang melingkari kepalanya.

Teriakan Geun Rim masih terdengar hingga suara rintihan lainnya menghentikannya. "Aw!"

Ia menoleh ke arah kiri dan mendapati bahwa Putri Cheonmyu sudah sadar. Sang Putri bahkan sudah duduk seraya memegangi kepalanya dengan mata terpejam.

"Yang Mulia! Astaga, Yang Mulia!"

"Geun Rim, kau berisik sekali!" ucapnya dengan suara parau.

"Yang Mulia, aku sudah kembali ke Kota Beomun! Lihatlah!" pinta Geun Rim.

Sedikit demi sedikit, Putri Cheonmyu membuka matanya, ia berusaha menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke pupilnya. Hingga ia berhasil membuka matanya dengan sempurna.

"Yang Mulia, kita ada di Beomun!" seru Geun Rim sekali lagi.

Putri Cheonmyu terkejut mendengar ucapan pengawalnya. Mereka ada di Duryeomun? Di kerajaan yang menjadi musuh kerajaannya? Bagaimana bisa?

Dengan panik, Putri Cheonmyu menoleh ke kanan dan ke kiri. Pemandangan yang ia lihat begitu asing. Meskipun banyak pepohonan, tetapi banyak juga orang-orang yang berpakaian aneh. Ia tidak tahu bahwa wilayah di kerajaan lain sangat berbeda dengan kerajaan tempat ia tinggal.

The Princess and Suspicious ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang