Bukan fan fiction. Foto di sampul hanya sebagai ilustrasi
-------------------------------------------------------
Shin Geun Rim hanya siswa tingkat akhir biasa yang akan pergi ke sekolah untuk berlatih renang menjelang ujian praktik. Dengan seman...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tarik napas, siapkan makanan atau minuman. Nyalakan musik. Siap-siap. 3800+ kata Semoga tidak membosankan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ada beberapa foto untuk ilustrasi lokasi
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara derap langkah kaki memenuhi salah satu sisi istana. Tidak ada keributan yang terjadi, namun sebagian prajurit berjalan rapi menuju salah satu bangunan. Gerakkan obor bergoyang ke berbagai sisi diterpa angin malam. Seorang pria tampak berjalan santai menuju salah satu gerbang utama.
Pria lainnya yang memegang sebuah tombak dan bertugas menjaga gerbang mengerutkan kening, berusaha mengenali seorang pria dan wanita yang berjalan ke arahnya. “Anda … pengawal Tuan Putri?” Ershu mengangguk singkat. “Ke mana Anda akan pergi dan siapa dia?” tanya penjaga tersebut seraya menundukkan kepala berusaha melihat wajah dari perempuan yang ditutupi sebuah topi jerami.
Ershu menoleh ke teman perjalanannya dan menebar senyum. “Dia adalah salah satu dayang Tuan Putri. Dia baru mendapat kabar jika ibunya sakit dan aku diperintahkan untuk mengantarnya ke desa karena sudah larut malam.”
Setelah mendengar penjelasan tersebut, si penjaga masih menatap gadis berpakaian dayang di hadapannya. Ia sedikit bingung karena dayang tersebut tampak lebih tinggi dari dayang lainnya.
“Anda tidak menaiki kuda, Tuan?”
Ershu menggeleng. “Istal kuda dijaga ketat. Meskipun sudah memberikan alasan jelas, aku tetap dilarang menggunakannya. Sebenarnya ada apa?”
