16

925 80 13
                                    


Dua hari Yewon tak sadarkan diri, Yoongi tetap menunggu Yewon untuk bangun. Yoongi selalu berada disisinya. Jika Yoongi dibutuhkan di kantor, ia akan meminta bantuan kepada Eunha atau perawat Yuju untuk mendampingi Yewon.

Kali ini Eunha yang menjaga Yewon, meski tak boleh lama-lama. Eunha tetap memaksa kepada Tzuyu agar di perbolehkan menunggu Yewon. "Kenapa tak bangun-bangun? Aku ingin curhat dengan mu Umji-ya--"

"Bangun lah, kau bahkan tidak kecelakaan tapi kenapa bisa kau tidur selama itu." Kesal Eunha.

Wajah Yewon terlihat pucat, "Kau menakutkan jika begini--"

Pintu ruangan terbuka, Eunha menoleh dan mengernyit saat melihat seorang perempuan paruh baya tak di kenal nya memasuki ruangan Yewon.

"Maaf, anda siapa?" Tanya Eunha.

"Saya Bi Hera, pembantu di rumah Non Yewon. Saya dapat kabar dari tuan Min Yoongi untuk menjaga Non Yewon selagi dia ada keperluan mendesak di kantor"

"Aah, maaf" ucap Eunha sembari membungkukkan badan.

"Tak apa, aku pun sering melihatmu. Kau pasien tetap di rumah sakit ini?" Tanya Hera selagi menaruh tas di atas sofa.

"Iya, kau mengenalku?" Tanya Eunha

"Tentu saja, Non Yewon selalu melihat dirimu dulu saat pertemuan antara pasien kanker" Bibi Hera tersenyum. Lalu menyadari bahwa perempuan yang duduk di kursi roda itu sedang hamil.

"Kau mengandung, astaga.. kau begitu kuat" ucap Bi Hera sembari tersenyum ke arah Eunha.

Eunha tersenyum, lalu matanya menatap ke arah Yewon. "Dia menghukum Yoongi seperti ini--" gumam Eunha.

"Tuan Yoongi sangat mencintai Non Yewon, dari dulu tak pernah berubah. Meski ini perbuatan yang salah, tapi aku tetap mendukung mereka. Setidaknya Non Yewon bisa merasakan kebahagiaan meski hanya sebentar"

Eunha menghela napas, "Bangun lah, jika kau masih ingin balas dendam. Seperti ucapanmu, Lakukan sekarang sebelum semua terlambat"

Eunha mengelus punggung tangan Yewon.

"Bangunlah--" gumam Eunha.

Mata Yewon perlahan terbuka, pencahayaan lampu sangat terang bagi dirinya sehingga membuat Yewon harus mengerjap beberapa kali untuk membiasakan cahaya. Telinga nya dengan samar mendengar seseorang memekik mengatakan bahwa ia sudah sadar.

Berapa lama ia tak sadar kan diri?

Mata Yewon terbuka sempurna, sudah banyak Perawat dan Dokter yang datang untuk memeriksa dirinya.

"Syukur lah Non, kau segera bangun--"

Ini sangat menakutkan, Yewon takut menghadapi ini semua sendirian. Saking takut nya air mata Yewon menetes. Isakan kecil keluar dari bibirnya.
Ia merasakan tangan nya di genggam oleh seseorang. "Akhirnya kau sadar?"

Namjoon mengelus rambut Yewon, "Tak apa, jangan menangis. Semua baik-baik saja--" Namjoon berucap meyakinkan Yewon. Tapi tetap saja Yewon tak percaya karena ia melewati ini semua.

"Perawat Bae tolong antar Pasien Jung ke ruangan nya,--"

"Tidak mau-- aku masih mau disini" ucap Eunha.

Namjoon menghela napas "Kami harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap Yewon, Eunha tolong mengerti. Kembalilah ke ruangan mu, jika keadaan Yewon membaik berkunjunglah nanti-- oh jangan lupakan mantel mu!" Peringat Namjoon.

Mau tak mau Eunha harus menuruti keinginan Namjoon, Toh Dokter itu mengatakan ini untuk kebaikan nya.

Brankar Yewon di dorong meninggalkan ruangan menuju ruang ICU, saat bertepatan Yoongi datang dari kantor.

EPIPHANY (SuMji) COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang