5

1.9K 107 5
                                    


Mata Yewon terbuka karena bias matahari yang masuk lewat jendela kamar. Tubuhnya sakit luar biasa pernafasan Yewon teratur naik turun. Matanya mengerjap saat menyadari bahwa ia tak sendiri di kamar flat nya ini. Pinggulnya seperti terbeban sesuatu. Mata Yewon melirik ke arah pinggang dan benar tak perlu menoleh Yewon tahu tangan milik siapa yang memeluknya erat saat ini.

Yewon bergidik saat mengingat semalam Yoongi menghancurkan tubuhnya. Menghukum nya seperti jalang yang pantas di buang setelah bosan. Hati Yewon sakit. Dan Yewon tidak bisa melakukan apapun selain menutup mulut menahan isakan yang mendobrak ingin keluar.

Ternyata pergerakan tubuh nya membuat Yoongi membuka mata karena terusik. Pertama yang Yoongi lihat adalah bahu polos seputih susu milik Yewon dan Yoongi tidak bisa tidak menahan senyum terbit di bibir nya.

"Pagi" suara serak Husky itu terdengar, Yoongi semakin merapatkan tubuh polos mereka. Memeluk Yewon jauh lebih kuat sembari memberi kecupan di salah satu bekas tanda semalam dari nya.

Yewon tak menjawab, merasa kesal sekaligus benci kepada Yoongi yang berlagak tidak melakukan apapun kepada nya. "jangan menangis terus, percuma saja kau menangis mengeluarkan ribuan air mata jika kau tidak bisa terlepas dari genggaman ku Yewon" kata Yoongi di balik bahu nya.

Yewon semakin terisak. Sedangkan Yoongi mulai kembali menciumi bahu telanjang Yewon. Membuat Yewon berkelit karena tak nyaman dengan perilaku Yoongi. "Tugas mu hanya memuaskan ku. Hanya itu, jangan melawan. Kau tahu sendiri aku tidak suka di lawan"

"Aku adik iparmu Yoongi, memang benar aku mencintaimu tapi itu dulu--bukan sekarang ataupun 3 bulan yang lalu. Perasaan ku mati terhadapmu Yoongi--mati." isak Yewon.

Mata Yoongi menajam. segera ia bangkit dari tidur nya, menarik tubuh Yewon agar berbalik menghadap nya.

"Itu tidak benar, aku tahu betul bagaimana perasaan mu kepadaku Yewon" dalih Yoongi

Yewon menatap nanar ke arah Yoongi, "tahu apa kau soal itu?" Tanya Yewon. "Perasaan siapa yang merasakan ini Yoon? Katakan, siapa yang merasakan perasaan ini selain diriku sendiri? apa yang kau tahu bagaimana perasaanku? Jelas kan Yoon, Jelaskan--"

Yoongi menatap wajah Yewon yang terlihat pucat, entah perasaan Yoongi atau apa Yewon tidak pernah terlihat baik baik saja. Selalu saja ada celah dimana Yoongi dapat merasakan bahwa Yewon tidak dalam keadaan baik baik saja.

"Ssstt, jangan diteruskan. Jangan menangis dihadapan ku Yewon--jangan"

"Bagaimana aku tidak menangis di hadapanmu?! Saat kau sendiri yang melukai perasaan ku Yoongi?!" Yewon membentak Yoongi, perasaan nya kesal karena perilaku Yoongi yang seenak nya kepada nya.

"Jaga batasan mu Yewon--" geram Yoongi tidak terima karena di bentak begitu saja.

"Jika aku menjaga, kau tetap akan menghukum ku Yoongi" ucap Yewon lemah,

"Sudah tahu jawaban nya. Dan kau masih melebihi?" tanya Yoongi datar. Yewon menunduk ketakutan. Yewon salah memiliki urusan dengan iblis dihadapan nya ini.

"Sebelum amarah ku menguap, seharus nya kau pandai pandai menjaga emosi ku tetap stabil Yewon. aku tidak main main dengan ucapan ku-- sekali lagi ku ingatkan tugas mu hanya menunggu ku untuk menghancurkan tubuhmu, mendesah di bawah kuasaku. Dan memohon berperan sebagai pengemis sex, seperti semalam karena tidak mencapai klimaks mu--" tukas Yoongi.

Yoongi terlalu bodoh tidak menjaga terlebih dahulu ucapan yang ia lontarkan. Yewon sakit hati mendengar ucapan Yoongi. Yewon merasa marah, tapi Yewon tidak mau membuat Yoongi marah dan sampai menghukumnya seperti semalam.

Yoongi menatap jam dinding, tangan nya meremas lembut payudara Yewon menyeringai kemenangan sambil berucap "morning sex sebentar, tidak masalah kan?"

Dan Yewon tetap diam menerima perlakuan Yoongi. Toh tubuhnya memang sudah kotor, toh benar ucapan Yoongi--Jalang.

EPIPHANY (SuMji) COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang