Chapter 3

1.5K 122 4
                                    

SEORANG pria dengan kaos putih dan celana jeans yang robek nya sedang berkaca sambil menyisir jambul badai nya.

"Anjir gue ganteng banget sih, parah! Pantes cewek-cewek pada klepek-klepek sama gue!" tuturnya dengan pede.

"Cocok lah sama Aletta yang super duper cantik, gak malu-maluin dia kalo lagi jalan bareng gue."

Setelah selesai berkaca dan monolog tidak jelas, ia pun mengambil jaket denim nya lalu memakai nya.

Dan tidak lupa untuk menyemprotkan minyak wangi ke tubuhnya.

Setelah semuanya di rasa sudah rapih, ia pun berjalan ke luar sambil bersiul riang.

"Pih, Devan mau minta kunci mobil dong," uarnya saat sudah berada di ruang keluarga.

Terlihat jika kedua orang tua nya itu sedang mengobrol, ntah mengobrol apa Devan tidak peduli.

Arkan---Papih Devan--- memperhatikan anak bungsunya yang penampilannya sudah sangat rapih itu dengan pandangan mengintimidasi.

"Mau kemana?" tanya pria paruh baya itu.

Menyugar rambutnya, Devan berkata. "Biasa lah Pih, anak muda, mau ngapelin calon mantu Papih dulu."

"Bahasamu nak," ucap Arkan geleng-geleng lalu memberikan kunci mobil kepada anak bungsunya itu.

Devan menerima dengan senang hati.

"Jangan pulang malem-malem Devan, inget kamu bawa anak orang!" ucap Sinta--Mamih Devan.

"Ashiiaapp."

"Yaudah Mih, Pih, Devan berangkat dulu, Assalamu'alaikum" ucapnya lalu mencium tangan kedua paruh baya itu.

"Wa'alaikum salam."

🌚🌚🌚

Devan memarkir kan mobil nya saat sudah masuk ke dalam pekarangan rumah besar itu.

Setelah turun dan sekarang berada di depan pintu rumah itu, Devan merapihkan pakaian nya terlebih dahulu dan merapihkan jambulnya.

Setelah dirasa sudah cukup, ia pun memencet bel rumah.

Selang berapa menit, seorang wanita paruh baya dengan menggunakan dasternya membukakan pintu dan tersenyum.

"Eh Den Devan, mau ketemu Non Aletta ya?" ucap Bi Marni---Pembantu di rumah itu.

"Iya Bi, Aletta nya ada kan?" Tanyanya sembari tersenyum ramah.

"Ada kok Den! Ayo masuk dulu,"

Devan pun masuk dan duduk di sofa ruang tamu.

"Sebentar ya, Bibi panggilkan Non Aletta dulu,"

Devan mengangguk sambil tersenyum sebagai respon.
Saat sedang asik berkutat dengan ponsel nya, suara seseorang mengalihkan pandangannya.

"Kenapa by? Kok lesu gitu?" Tanya Devan.

Aletta mendudukkan pantatnya di sebelah Devan lalu bersandar di bahu pria itu.

"Gatau nih, dari tadi aku lemes banget, perut aku juga sakit," Ujarnya dengan suara parau.

"Loh tadi kan kamu baik-baik aja? Yaudah, kita ke rumah sakit sekarang ayo," Ujar Devan panik

ComfortableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang