25. Dia Kembali

1.1K 115 11
                                    

Suara gemuruh para penonton memenuhi gedung futsal. Setelah acara pembukaan selesai, para pemain kembali duduk pada bangku penonton. Hanya 2 Tim futsal yang berada di tengah lapang untuk memulai pertandingan. Setelah pertandingan pertama selesai, baru Tim Septa akan maju.

Diantara banyaknya penonton Septa mencari keberadaan Kiya, namun dia tidak menemukannya. Pandangannya beralih ke pinggir lapang futsal, tetapi hanya ada Anas yang sedang memegang kamera sambil membidiknya pada para pemain yang sedang di tengah lapang.

Septa bangkit dari duduknya dan meninggalkan Ryan yang berteriak “Jangan pergi terlalu lama, uda ini kita maen.”

Septa terus menyusuri bangku penonton, namun langkahnya terhalangi oleh siswi yang ingin menyemangatinya atau berfoto bersama. Namun Septa hanya menyunggingkan senyuman dan menerobos kerumunan dengan langkah yang dipercepat.

Septa sedikit bingung untuk mencari Kiya dengan keadaannya yang terus dikerumuni penonton, namun akhirnya dia menemukan sosok Femi yang sedang duduk di bangku pojok.

“Fem, Kiya mana?” ucap Septa setelah sampai di depan Femi.

“Apa?” Femi meninggikan suaranya karena teriakan penonton yang sangat gemuruh.

Septa menarik tangan Femi keluar, dan membawanya ke tempat yang sedikit jauh dari gedung.

“Kiya mana?”

“Itu diaa Ta, dari tadi gue gak lihat dia.” Ekspresi Femi terlihat bingung.

“Uda di hubungi?”

“Uda Ta, gue sms gak di bales, gue telpon gak di angkat.”

Septa menghembuskan nafas gusar, beberapa menit lagi dia akan memulai pertandingan, namun Kiya tidak ada di lapang futsal. Jauh dari lubuknya yang terdalam, Septa benar-benar ingin Kiya ada disana, menyaksikan dirinya bertanding.

“Tadi Kak Anas juga nyariin Kiya” ucapan Femi membuyarkan lamunan Septa.

“Ngapain?”

“Kiya kan harus ada dilapang buat foto-foto.”

Septa hanya menganggukan kepalanya. “Yuada deh, gue ke lapang lagi Fem. Bentar lagi maen nih.”

“Iya, good luck Ta.”

“Fem, gue bisa minta tolong gak?”

“Apa?”

“Cariin Kiya yaaa, gue mau ada dia saat gue bertanding.”

“Yaellaaaah, tenang aja. Kiya pasti nonton lo, kok.”

Femi menepuk bahu Septa untuk menenangkannya, Septa hanya terkekeh dan membalikkan badannya lalu berlari menuju lapang futsal.

***

Ryan, Rio, Jordan dan Femi keluar dari lapang futsal sambil tertawa dengan celotehan-celotehan Ryan yang membanggakan dirinya karena telah mengalahkan lawan main. Padahal, tim SMA Angkasa menang berkat Septa yang mencetak gol banyak.

“Taaaa, senyum doong. Kita kan menang.” Ryan menyikut perut Septa.

Septa pun tersenyum dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

“Kenapa sih, Ta?” Rio bertanya seperti biasanya, polos. Dan tidak mengerti dengan situasi.

“Septa lagi sakit gigi.” Ucap Ryan ngasal.

Rio mengangguk-anggukan kepalanya “Oooh pantesan, daritadi diem mulu.”

“Ooooh iya, kemaren gue juga sakit gigi. Nih, gue masih punya obatnya.” Lanjut Rio, sambil merogoh sesuatu dari dalam tasnya.

Introvert GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang