19. Makan Berdua

1.5K 128 9
                                    

Bangun siang di hari libur merupakan salah satu kebiasaan Kiya, namun rencana bangun siangnya hari ini harus gagal karena suara teriakan Aldo dibalik pintu.

“Kaak banguun.”

“Kaaakkk.”

“Woooy kebo, banguun.” Kali ini Aldo mulai kesal dan mengetuk pintu semakin keras, ditambah tendangan kakinya pada pintu kamar Kiya.

“APA?” Kiya muncul dibalik pintu dengan keadaan rambut yang berantakan.

“Gila, cewe kok susah banget bangunnya, dasar kebo.”

“Kalo mau ngajak ribut, gue tutup lagi pintunya.”

“Eeeiitsss jangan” Aldo menahan pintu kamar yang mulai ditutup oleh Kiya.

“Diluar ada kak Femi, mau ketemu kakak.”

“Oooh oke.”

Kiya pun mulai melangkahkan kakinya keluar untuk menemui Femi, namun saat diambang pintu, langkahnya terhenti karena orang yang duduk di teras rumahnya bukan hanya Femi, namun ada Jordan, Ryan, dan Rio. Seketika kakinya lemas dan matanya terbelalak.

“Lah, itu Kiya.” Rio yang menyadari keberadaan Kiya di ambang pintu menunjuknya dan membuat semua mata tertuju padanya.

“Oooh nooooooo.” Kiya berlari ke dalam rumah dengan terbirit-birit, dia benar-benar malu karena keadaannya yang masih berantakan karena baru bangun tidur.

Aldo siaalaann. Umpat Kiya.

Sementara itu, suasana diluar rumah Kiya dipenuhi dengan tawa Femi, Jordan, Ryan dan Rio. Mereka hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah Kiya yang lucu, daaannn... sedikit berantakan.

“Ooooh gitu ya, Kiya kalo baru bangun tidur.” Tatapan Ryan menerawang sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

“Huuuh, mikir apaan lo? awas kalo mikir yang enggak-enggak.” Femi mengusap wajah Ryan seolah menyadarkannya dari hayalannya.

“Enggak lah Fem, justru lucu tauuu.” Ryan nyengir kuda.

"Coba aja Septa ada disini, pasti gemes tuh liat si Kiya.” Ucap Rio.

“Bagi Septa mah, Kiya emang gemesin kali, everyday, everywhere, everytime.” Ryan mulai tertawa cukup keras.

“Hhhhpptttt.” Tawa Ryan tertahan dengan tangan Femi yang membungkam mulutnya.

“Dih, apaan sih Fem?”

“BERISIIKKK Ryaaaaan”

Ryan akan membalas ucapan Femi, namun ucapannya tertahan karena Devi yang keluar dari dalam rumah sambil membawa minuman dan makanan. Femi, Jordan, Ryan, dan Rio mulai berdiri dan memberi salam. Devi pun merespon mereka dengan senyum ramahnya.

“Teman-teman Kiya ya?” tanya Devi.

“Iya tante.” Jawab Jordan dengan sopan.

“Maaf ya, tunggu sebentar. Kiya-nya lagi mandi dulu”

“Iya tante gapapa, kita tunggu.” Kini Rio yang mulai bersuara.

“Ini makanannya di makan ya, tante mau masuk dulu, lagi masak soalnya. Maaf ya harus ditinggal.”

“Iya tante gapapa.” Ucap Femi, Jordan, Ryan, dan Rio bersamaan.

Mereka pun kembali duduk dan mulai membicarakan Devi, bahkan Ryan sedikit terkejut karena Devi adalah sosok Bunda yang cantik, baik, dan ramah. Sama seperti Kiya yang cantik, namun sifat ramahnya sangat jauh dari Kiya.  Sesekali mereka tertawa dan menjitak kepala Ryan yang mulai konyol karena membanding-bandingkan Devi dengan Kiya. Sambil sesekali memakan cemilan yang diberikan Devi dan memainkan game online nya, mereka dengan sabar menunggu Kiya yang sedang mandi.

Introvert GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang