kalung bulan sabit permata biru

239 27 2
                                    

Stella POV

Sudah ku duga mereka bukan manusia biasa sepertiku. Kata kata seperti Beta, alpha, semua itu pernah ku dengar di cerita cerita dongeng. Dunia ini memang punya banyak misteri. Dan juga sekarang aku yang hanya manusia biasa sekarang hidup di tengah tengah para werewolf. Mungkin sebentar lagi aku akan menjadi gila.

Dan lagi pria itu , Ric dia menggantung ucapanya membuatku penasaran. Tapi biarkan saja itu tak terlalu penting bagiku, sekarang yang paling penting adalah bagaimana caraku untuk pergi dari sini. Lagi pula untuk apa mereka menahan ku di sini dan memperlakukan ku seperti tuan putri. Apa aku berguna bagi mereka.

Aku hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk bisa pergi dari sini.
Sudah terhitung 4 hari aku terkurung seperti burung di dalam sangkar, tidak boleh keluar dari kamar ini.

Barang barang di kamar ini sungguh menarik perhatian siapapun yang melihatnya. Ada banyak buku buku tebal tertata di rak, lemari yang berukiran rumit, guci guci besar di setiap sudut kamar ,dan satu lagi ranjang yang aku tempati memiliki ukiran kepala serigala yang sangat unik dan terkesan antik. Tetapi satu hal yang harus aku ingat perkataan pria bernama Ric itu " jangan menyentuh barang barang yang ada di kamar ini tanpa seizinku" masih teringat jelas di otak ku.

Tetapi jika dia tak ingin aku menyentuh barang barang ini kenapa dia menempatkan ku di kamar ini, apa supaya dia bisa terus mengawasi ku karena kamarnya ada di sebelah kamar ini.

Aku akan menghabiskan waktuku dengan bermondar  mandir jalan ke pojok kamar dari yang satu ke yang lain.

Brukkkk

"Akhh..." Rintihku kesakitan ,aku tersandung karpet yang tertata tak rapih saat sedang berjalan. Aku terjatuh tengkurap di samping kanan tempat tidur, saat aku hendak berdiri tiba tiba mataku melihat sesuatu yang cukup menyilaukan.

Aku mencoba untuk tak memperdulikannya karena aku tak mau menyentuh barang barang yang ada di kamar ini dan tak mau pria monster itu mengamuk lagi. Tetapi Kilauan benda itu seperti menarikku untuk mengambilnya. Pada akhirnya rasa penasaranku tak terbendung lagi dan aku pun mengulurkan tangan ku untuk mengambil benda itu.

Apa ini sebuah kalung permata? Tanyaku pada diriku sendiri saat melihat sebuah kalung dengan bandul bulan sabit dan permata berwarna biru yang sangat cantik. Tunggu, sepertinya aku pernah melihat bandul permata yang sama dengan bandul kalung ini.

Aku berfikir sejenak.

"Oh ya aku ingat !" Seruku sedikit keras.

Bandul kalung itu sama seperti bandul gelang yang papah berikan padaku saat ulang tahunku ke 17 kemarin. Papah bilang gelang itu adalah gelang turun temurun yang sangat berharga. Sepertinya aku menyimpan gelang itu di kotak aksesorisku , aku tak memakainya karena aku pikir itu terlalu berharga.

Cklekkk

Aku mendengar suara pintu di buka. Saat aku menoleh aku melihat pria monster itu berdiri di depan pintu , dan aku masih dalam keadaan tengkurap memegangi kalung itu. Oh gawat dia pasti marah batinku.

" Sedang apa kau di situ ?" Tanyanya kepadaku. Aku langsung mengubah posisiku menjadi berdiri dan menyembunyikan kalung itu di belakang tubuhku.

" Tidak ada aku hanya tersandung karpet dan jatuh tengkurap!" Jawabku dengan sedikit gelagapan.

Ric mengangkat sebelah alisnya dan kembali bertanya " Apa yang kau sembunyikan ?"

" Tidak ada !" Timpalku dengan sedikit tersenyum.

" Bohong !!" Ric mulai melangkahkan kakinya menuju tempatku berdiri.

Oh tuhan apa yang harus aku lakukan , dia pasti marah apa dia akan memukulku jika tau aku memegang kalung itu.

" Tunjukan !" Suruhnya padaku.

" Apa?" Tanyaku pura pura tak tau.

Tanpa menjawab dia langsung mengarahkan tangannya ke belakang badanku. Menyisakan jarak yang sangat dekat antara aku dan tubuhnya. Dia menggenggam erat tanganku yang memegang kalung itu dan membawanya ke hadapanku.

" Ini!" Tegasnya.

" Maafkan aku tuan , aku tak sengaja menemukanya , aku menemukanya di bawah tempat tidur, tolong jangan marah "jelasku dengan mata terpejam.

Aku merasakan dia mengambil pelan kalung itu dan sepertinya dia mulai melangkah menjauh sampai aku mendengar suara pintu tertutup.
Aku membuka sebelah mataku dan melihat ke seluruh penjuru arah , dia sudah keluar ? Dan tak marah ? Oh terimakasih tuhan kau menyelamatkan ku , tapi sebenarnya sedikit aneh kenapa dia tak marah dan pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun ,setelah mengambil kalung itu dari tanganku. Aku pun kembali duduk di kasur king size itu.

Richard POV

Saat aku sedang duduk di meja kerjaku dengan lembaran lembaran kertas yang terkumpul sangat banyak tiba tiba aku mendengar suara sesuatu yang jatuh dari kamar Stella.

Brukkkk

" Hei dengar tidak ?" Mindlink Ken.

"Apa?"

" suara benda jatuh !" Lanjut ken.

" Lalu ?"

" Hah dasar bodoh! Ya ayo kita cek kamar sebelah !" Tegas nya.

" Dasar kau serigala sialan, berapakali ku bilang jangan panggil aku bodoh , aku ini lebih bijaksana darimu!" Ucapku membalas sekaligus memutus mindlink.

Akhirnya aku memutuskan untuk menyudahi pekerjaanku , dan pergi mengecek apa yang terjadi.

Aku sudah di depan pintu kamar Stella , Aroma yang sangat memabukkan itu tercium sangat kuat. Aku berhenti sejenak untuk menghirupnya dalam dalam. Dan lalu membuka pintu kamarnya.

Aku melihat Stella sedang tengkurap di lantai samping tempat tidur. Saat dia melihatku dia langsung mengubah posisinya menjadi berdiri. Dan satu lagi yang membuatku curiga, dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu di belakang tubuhnya.

"Sedang apa kau di situ ?" Tanyaku.

" Tidak ada aku hanya tersandung karpet dan jatuh tengkurap!" Jawabnya dengan sedikit gelagapan.

Aku  mengangkat sebelah alisku dan kembali bertanya " Apa yang kau sembunyikan ?"

" Tidak ada !" Timpalnya dengan sedikit tersenyum.

" Bohong !!" Aku mulai melangkahkan kakinya menuju tempatku berdiri.

" Tunjukan !" Tegasku.

" Apa?" Tanyanya sok pura pura tak tau.

Tanpa menjawab aku langsung mengarahkan tanganku ke belakang badan stella. Menyisakan jarak yang sangat dekat antara aku dan tubuhnya. Aku meraih dan menggenggam erat tangannya yang dan membawanya ke hadapanku.

" Ini!" Tegasku lagi.

" Maafkan aku tuan , aku tak sengaja menemukanya , aku menemukanya di bawah tempat tidur, tolong jangan marah "jelasnya dengan mata terpejam.

Aku melihat sebuah kalung , dan kalung itu adalah kalung yang dad berikan kepada mom 20 tahun silam saat hari ulang tahun pernikahan mereka. Aku masih mengingatnya mom sangat menyayangi kalung itu, bahkan dia pernah berpesan kepadaku untuk menjaga kalung itu dan menyuruhku untuk memberikan nya kepada mate ku jika aku sudah menemukan mate ku.

Dan sekarang kalung itu, kenapa bisa ada di kamar ini?

Aku pergi meninggalkan kamar itu setelah mengambilnya dari genggaman Stella. Dan berjalan menuju ke sebuah kamar yang letaknya ada di lantai tiga.

BERSAMBUNG.....

Stella [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang