Bangku Taman

239 30 0
                                    

Max POV

Pagi ini aku membawa Stella untuk pergi ke taman belakang kastil. Aku membawanya dan menyuruhnya duduk di bangku dekat kolam kecil.

" Duduk di situ " aku menyuruh Stella untuk duduk di bangku taman. Dan dia langsung menurutinya.

" Mengapa kau membawaku ke sini tuan Max?"ucap Stella dengan nada sangat lirih.

"Cukup panggil aku Max saja !" melihat wajahnya yang sedang kebingungan membuatku ingin bertanya.

" Kenapa ? " Dan akhirnya aku bertanya. Dan Stella hanya menggeleng gelengan kepalanya.

" Sepertinya kau ingin sendiri , baiklah aku akan pergi  kau bisa memanggilku jika butuh bantuanku!" Dan dia hanya mengangguk saja , baiklah sepertinya dia benar benar ingin sendiri.

***

Richard POV

Pagi ini ntah mengapa aku ingin sekali pergi ke taman belakang kastil.
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke taman itu. Saat mulai memasuki taman aroma yang memabukkan itu sangat kuat di sini.
Apa dia di sini ?.

Aku melihat Max keluar dari taman seorang diri. Ngapain Max ke taman ?.

" Pagi Alpha " sapa Max kepadaku.

" Hmm , ngapain kau ke taman ?" Ucapku sedikit mengintrogasi.

" Hanya menikmati keindahan taman alpha, baiklah saya permisi " Max pergi ,setelah mendapatkan anggukan dariku.

Aku kembali mengikuti aroma memabukkan itu , berakhir melihat seorang gadis manusia bertubuh gempal yang sedang duduk di bangku taman seorang diri.

"Itu tempatku !" Seruku  dengan nada sedikit tinggi, gadis itupun menoleh. Gadis itu langsung berdiri dan menjauh dari bangku taman itu.

" Maaf , maafkan saya tuan saya tidak tau !" Dia gemetar , apa aku terlalu menakutkan? Batinku.

Aku menambah langkah dan mendekatinya, sebaliknya gadis itu memundurkan langkahnya , terus seperti itu sampai punggungnya menabrak sebuah pohon besar , dan dia tak bisa mundur lagi.

Sekarang aku menguncinya dengan kedua lenganku lagi.

"Maaf tuan maafkan saya" kenapa dia meminta maaf terus .

" Jangan panggil saya tuan !!" Sekarang aku melihat tangannya bergetar hebat.

" Oh , baiklah maafkan saya om " aku menaikan sebelah alisku , apakah aku setua itu.

" Hey apakah aku setua itu sampai sampai kau memanggilku om ? " Dia hanya diam tak berkutik dengan tubuh yang gemetar.

"Panggil aku Ric !" Jelasku yang di balas anggukan olehnya.

" Baiklah tuan Ric, saya ingin kembali ke kamar dulu, permisi !" Gadis itu langsung pergi berlari kecil meninggalkanku.

" Siapa namamu ?!"

" Stella " teriaknya dari kejauhan.

Stella POV

Hah lagi lagi bertemu pria aneh itu, siapa namanya tadi ? Ric , ya itu namanya, Menyebalkan. Tunggu, jalan untuk kembali ke kamar yang mana ya ,aku lupa. Astaga bisa bisanya aku lupa jalan. Ah ya sudahlah aku putari saja bangunan ini.

Ada banyak sekali lorong dan pintu pintu di sini. Sepertinya aku lewat lorong ini deh. Aku masuk ke salah satu lorong yang menurutku adalah jalan menuju kamar yang aku tempati. Tetapi kok sedikit berbeda ya. Aku terus berjalan mengikuti lorong hingga berakhir sebuah tangga yang menuju ke atas.

"Lah kok jadi tangga sih "umpatku kesal. Saat aku ingin melangkahkan kakiku menaiki anak tangga ,tiba tiba ada yang menariku sangat kuat hingga rasanya aku membentur benda datar di mukaku. Saat aku membuka mata ternyata itu sebuah dada bidang pria yang tak lain adalah Ric.

Dia menarik kasar lenganku dan berjalan begitu cepat. Aku sangat kewalahan menyeimbangi langkahnya yang begitu cepat. Ternyata dia membawaku ke kamar yang aku cari cari.

" Dengar aku mengijinkanmu untuk tinggal disini bukan berarti kau bebas pergi dan masuk ke semua tempat yang ada di kastil ini , kau mengerti !!!!" Bentakan Ric sangat keras terdengar keseluruh penjuru ruangan.

"Maaf kan saya tuan Ric saya tersesat" 

" Hah, tersesat apa daya ingat seorang manusia begitu lemahnya sampai sampai tidak mengingat satu jalan saja !!" Dia kembali membentak , dan aku sekarang benar takut.

" Bangunan ini sangat besar tuan saya tak bisa mengingat dengan cepat setiap penjuru ruangan bangunan ini." Ucap ku menimpali dengan sedikit keberanian.

"Mulai detik ini kau tak ku izinkan keluar dari kamar ini " tuan Ric pergi dengan kemarahan yang begitu besar padaku.

Blammm

dia bahkan menutup pintu dengan begitu kuat.
Apa sebegitu bencinya dia kepadaku. Air mata sudah tak terbendung lagi. Mah pah aku takut di sini aku ingin pulang.

Aku bangun dari duduku Dan berjalan menuju pintu. Aku melihat tuan Max sedang berdiri di depan pintu. Lalu dia langsung masuk begitu saja.

" Kau membuat ulah lagi?"ucapnya sambil duduk di sofa.

" Tidak " jawabku pelan.

" Apa yang kau inginkan sekarang?" Aku mengangkat wajahku untuk melihat tuan Max.

" Pulang " jawabku cepat.

" Aku akan mencoba berbicara dengan alpha Ric ,jadi tunggu saja!" Setelah itu dia berdiri dan pergi menuju pintu, sebelum dia benar benar pergi aku sebenarnya sangat ingin menanyakan sesuatu padanya.

" Tunggu tuan Max, aku ingin mengetahui sesuatu, siapa kalian? ,Aku yakin kalian bukan manusia biasa " tuan Max menghentikan langkahnya dan berkata," kau tak perlu tau " lalu melanjutkan langkahnya kembali.

***
Richard POV

Kenapa selalu berakhir aku memarahinya. Kenapa dia selalu membuatku marah. Bagaimana bisa aku mencintainya jika dia terus seperti itu. Apa sebaiknya aku mereject nya saja.

" Katakan semuanya tentang kita kepadanya Ric!" Mindlink Ken.

" Untuk apa dia tau !"

" Dasar bodoh !, Ya supaya dia juga bisa mencintai kita !" Aku langsung memutuskan mindlink Ken , dia hanya sok menasehati saja.

Sekarang aku berjalan ke arah jendela, melihat pemandangan hutan yang asri. Aku kembali mengenang ibuku yang telah meninggal 10 tahun yang lalu.

Aku adalah Richard Valentino seorang alpha dari pack silver moon. Pack terbesar di kalangan werewolf. Tegas dan dingin. Dan mengapa moon goddess memberiku mate seorang manusia kenapa bukan werewolf saja.

Oh moon goddess
ujianmu terlalu berat.

BERSAMBUNG...

Stella [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang