Bagian 2 : Siapa Sebenarnya

790 55 17
                                    

Yang baca banyak juga ternyata wkwk tapi vote segitu aja

🍁🍁🍁

Jangan lupa tekan ⭐⭐




Hari kedua mpls, semua masih terasa asing untuk Aisyah. Teriakan senior, perintah, suruhan, tugas ini dan itu, dan segala macamnya yang membuat Aisyah muak. Dia tidak habis pikir, mengapa di sekolah se-elite Sandria ini masih ada saja hal-hal sepele tidak berguna seperti itu?

Aisyah mengeluarkan ponsel dari saku seragam barunya. Pukul setengah 9 pagi, dan dia tidak menemukan Ari dimana pun. Aisyah bingung, dia masih tidak punya teman. Tidak ada yang bisa diajak ngobrol. Hanya Ari temannya. Tapi sekarang cowok itu menghilang. Apa jangan-jangan Ari tidak masuk? Ah, Aisyah merutuk. Mengapa dia lupa meminta nomor cowok itu? Parahnya lagi, dia tidak tahu Ari ada di gugus berapa.

"Eh, kamu jangan bengong. Tugasnya sudah selesai apa belum?" Di pertengahan jalan, Aisyah bertemu Sabda-- ketua osis nya yang galak abis.

Aisyah langsung pucat. Sial, dia belum ketemu empat ketua eskul yang harus diminta tanda tangan.

"Belom kak." Geleng Aisyah.

Sabda berdecak. "Yaudah cari cepetan. Jam 12 batas akhir pengumpulan."

Aisyah mengangguk takut-takut. Begitu Sabda berjalan melewatinya, Aisyah baru sadar kalau ketos itu membawa papan jalan yang berisikan nama-nama peserta mpls.

"Kak Sabda." Panggil Aisyah, seraya menghampiri Kakak kelasnya itu.

"Ya, kenapa?" Tanya Sabda dengan gayanya yang khas, datar.

"Kenal Ari gak kak?"

"Ari? Ari siapa?"

"Ari anak baru juga kayak saya. Dia di gugus berapa ya?" Tanya Aisyah lagi, berharap Sabda bisa memberitahunya.

Wajah Sabda diliputi kebingungan. "Gak ada anak baru yang namanya Ari."

"Eh, masa?" Aisyah terkejut bukan main. "Kakak beneran? Udah di cek?"

"Dari kemarin, gue di wajibin buat kenal semua anak mpls. Dan gak ada satu pun anak yang namanya Ari, Aisyah." Jelas Sabda sabar.

Aisyah, berarti dia kenal gue juga. Tapi kenapa dia gak kenal Ari? Batin Aisyah bertanya-tanya.

"Oh yaudah kak, makasih ya." Dengan senyum malu, Aisyah berpamitan.

Di tempatnya berdiri Sabda geleng-geleng kepala. Ari siapa yang dia cari? Atau jangan-jangan... Mata Sabda membulat. Iya, pasti anak itu membuat masalah lagi.



🍁🍁🍁


Di kantin kelas tiga, kehebohan sedang terjadi. Malangnya nasib anak-anak baru yang lagi ketiban sial gara-gara harus minta tanda tangan para ketua eskul. Apalagi ketua eskul badminton paling ribet sedunia, Aiden Refari.

"Ini salah!"

"Kemanisan!"

"Gue gak suka asin-asin! Lo pikir gue mau kawin?!"

"Beliin lagi yang bener!"

"Lo budek, hah?!"

Ketiga sahabat cowok itu-- Raka, Julian dan Abi, hanya bisa memandang kegilaan temannya itu sambil tertawa ngakak. Wajah-wajah anak kelas satu yang sengsara, menahan kesal, dan sudah siap memaki tapi tidak bisa, itu menjadi hiburan tersendiri untuk mereka.

Aiden ini lebih menyebalkan dari Sabda yang galak. Cowok pecinta badminton ini terkenal gak jelas. Siapa yang minta tanda tangan dia, harus menuruti semua keinginan nya. Mulai dari yang remeh temeh seperti beli jus, pesanin spaghetti, lalu beli rokok sebungkus, sampai yang gak masuk diakal-- beliin jeruk sekilo.

Annoying Heart (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang