• Jangan lupa tekan bintang 🌟•
🍁🍁🍁
Seminggu setelah kejadian di lapangan bulutangkis, Ari kini semakin rajin ngapel ke rumah Aisyah. Gak peduli bukan malam minggu. Bahkan cowok itu pernah datang saat malam Jumat. Datangnya juga gak cuma tangan kosong. Bawaannya banyak cuy! Dimulai dari martabak, sate, pizza. Kadang juga bawa Starbucks sama Chattime. Pokoknya bikin girang mamah Aisyah karena gebetan anaknya sangat royal sekali. Udah kaya, ganteng, gak pelit pula.
Seperti malam minggu ini. Ari datang dengan menggunakan motor vespa kuningnya. Ngejreng emang. Tapi kata Ari si yellow yang paling dia sayang.
Aisyah yang sudah berdiri di depan pintu rumah menatap Ari dengan alis bertaut bingung. Mau ngapain lagi sih?
"assalamualaikum ukhti, " Ari mengucapkan salam, "kok mukanya kecut banget sih? Senyum dong. Gak seneng ya liat aku kesini mulu?"
Aisyah tersenyum dipaksakan. Garing banget. Ya abis dia juga bosen kali tiap malam Ari ke rumahnya mulu. Pdkt sih pdkt tapi ya enggak keseringan gini juga. Haduh kayaknya emang bener Ari itu jomblo bertahun-tahun. Buktinya buat pdkt yang bener aja dia gak tau harus gimana.
"ayo masuk." ajak Aisyah namun Ari menggeleng.
"aku mau ngajak kamu jalan-jalan."
"Eh, kemana?"
"hm.. Ada deh. Kata Abi tempat ini bagus buat ngedate" ucap Ari polos. Kan, mau ngedate aja harus rekomen dari temennya dulu.
"yaudah aku ganti baju dulu."
"bawa masuk juga nih, " Ari menahan tangan Aisyah. Aisyah menatap plastik berlogo nama kue paling berkelas yang pernah dia tahu.
"kan aku udah sering bilang, gausah bawa apa-apa. "
"kan aku udah sering bilang, aku gak papa kok." Ari mengikuti ucapan Aisyah diakhir cengiran lebar. Aisyah mendengus lalu kemudian masuk ke dalam rumah dan menyerahkan kue yang dibawa Ari pada mamahnya.
🍁🍁🍁
"Pasar malam?" raut bingung terlihat di wajah Aisyah begitu menatap Ari.
"iya, " Ari mengangguk. "kamu gak suka ya?"
"ng.. Suka sih. Tapi aku kira orang kayak kamu gak suka main ke pasar malam." ujar Aisyah jujur. Menurut pengamatan Aisyah, tuan muda Aiden Refari itu terlalu berkelas untuk mampir ke pasar malam yang ada di pinggir jalan. Gak ada Ac, penuh, pengap, dan kadang kala suka becek.
"Makanya aku mau nyoba main kesini. " Ari tersenyum lembut lalu menggenggam tangan Aisyah.
"Wah mainannya banyak ya, " mata hitam pekat itu menatap kagum wahana-wahana disekelilingnya. "ini tuh Dufan versi mini ya, Syah?"
Aisyah tertawa geli. Meski kelihatan norak tapi ekspresi Ari yang kocak sukses membuatnya ketawa. Cowok ini.. Apa benar-benar tidak pernah ke pasar malam?
"Aku mau naik itu!" seru Ari sambil menunjuk kora-kora. Ia sudah ingin menarik Aisyah tetapi Aisyah keburu menahannya.
"kita belom beli tiket Ari. " kata Aisyah.
"Eh, pake tiket juga ya? Aku kira langsung naik aja. " Aisyah menepuk jidatnya. Ampun deh.
Mereka lalu berjalan ke loker tiket. Satu permainan dihargai sepuluh ribu rupiah. Ari yang mendengarnya kontan terbelalak. Murah amat. Ceplosnya tadi di depan mba tukang tiket nya langsung. Kemudian setelah diberi tahu kalau ada paket menaiki semua wahana seharga tujuh puluh ribu rupiah, Ari langsung membelinya tanpa pikir dua kali. Aisyah kontan mangap. Pemborosan sekali. Padahal belom tentu semuanya mereka cobain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Heart (HIATUS)
FanfictionUpdate sesuai mood Status : on going Start : 9 April 2020 End : - Sinopsis : Ari itu aneh! Udah aneh, gak jelas, dan absurd. Tapi Ari itu teman pertama gue di SMA--- Aisyah. Kalo Lo tau siapa gue, mungkin Lo gak akan pernah mau temenan sama...