Annoying Heart (HIATUS)

Bagian 12 : Larangan.

Jangan lupa tekan 🌟🌟🌟

Jangan jadi silent readers deh. Bikin males nulis aja 😒

🍁🍁🍁

Sudah tiga hari sejak larangan parkir untuk kelas Aisyah diberlakukan. Tapi kenapa Aisyah belum menemui Ari juga ya? Atau larangannya kurang ekstrim?

Memikirkan hal itu membuat Ari yang sedang mengerjakan tugas kimia di kelasnya jadi tidak fokus. Fikirannya bercabang. Tapi biarlah. Toh, tugasnya tinggal satu nomor lagi. Jadi Ari terus memikirkan soal Aisyah, Aisyah dan Aisyah. Ari sadar kok kalau cara dia menarik perhatian Aisyah sangat kekanakan sekali. Melibatkan teman-teman Aisyah yang tidak tahu menahu soal masalah mereka. Tapi mereka kalau dikasih tau pasti ngerti kok. Kalau tujuan Ari melakukan itu hanya agar mantannya itu kembali padanya.

Kesal, Ari membanting pulpennya keatas meja. Sontak saja bunyinya mengagetkan seisi kelas yang lagi hening-heningnya ngerjain tugas.

"ada apa Aiden?" tanya bu Nita-- guru kimia yang sedang mengajar di kelas Ari.

"soalnya kegampangan bu. Anak Tk juga bisa ngerjain soal kayak gini doang. Kan saya jadi kesel ngisinya." gerutu Ari ngawur.

Seisi kelas melongo. Gampang dia bilang? Oke, mereka semua memang tahu Ari itu kelewat jenius. Tapi... Sebagai anak kelas 12 ipa billingual-- dimana semua pelajaran menggunakan bahasa inggris, termasuk juga 50 soal kimia yang sedang mereka kerjakan. Bisa-bisanya Ari bilang gampang??

"gila lo ya!" sungut Abi menoleh kebelakang.

"Den gue tau lo udah selesai tapi gak gini juga lah" ujar Julian nelangsa.

Memang bukan sekali dua kali Ari bersikap nyeleneh seperti ini. Sudah sering kali. Dan Abi, Julian serta murid murid lain yang kurang pintar hanya bisa meringis saat guru menambah tugas mereka karena kata salah satu muridnya soalnya kegampangan atau kesedikitan. Tapi biarpun ngeselin, jiwa setia kawan Ari akan membuatnya memberi contekan pada teman-temannya. Kadang juga dibantu Raka yang tidak kalah pintar.

"memangnya kamu sudah selesai?" tanya bu Nita lagi.

Ari mengangguk mantap. Dia lantas berdiri dan membawa serta lks nya ke meja guru.

"saya ngumpulin duluan aja deh bu. Laper nih mau ke kantin"

"lah si anying gue belom woi!"

"Den Den jangan tinggalin gue lah"

Ari tidak memedulikan bisikan Julian dan Abi. Otaknya sedang penuh dengan nama Aisyah dan itu membuat perut Ari keroncongan. Satu-satunya cara agar dia bisa berfikir jernih adalah dengan makanan.

🍁🍁🍁

"woi anak rajin ngapain lo disini?"

"uhuk uhuk" Sabda yang keselekan kuah bakso buru-buru meminum es teh manisnya. Matanya mendelik tajam sosok yang sudah menepuk bahunya kencang.

"bagi ya" Ari mencomot siomay milik Sabda yang belom tersentuh sama sekali. Bukan cuma satu, Ari memakannya tiga sekaligus. Mata Sabda melotot.

"gue heran sama lo. Duit banyak, kartu Atm bejibun. Tapi kok seneng banget ngambil makanan orang" gerutu Sabda.

Ari tertawa ngakak. "sebagai perdana menteri, lo gak boleh pelit sama raja."

Sabda bergidik jijik. "najis sumpah"