Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namanya Abimanyu kalau Divya tidak salah dengar. Nama yang terasa familiar di telinganya. Setelah mandi dan menganti bajunya jadi pajama berwarna sage, ia menjajah kamar Nevan yang sibuk dengan tugas di meja belajar. Kadang Divya tuh bertanya-tanya, kakaknya ini mengejar apa sih? padahal tidak ada salahnya sedikit santai sehari tanpa tugas. Ia merubah lagi posisi tidurannya dari miring jadi telentang dan memandang langit-langit.
Menghela napas dalam, Divya memejamkan mata karena merasa lelah.
"Masih sore, jangan tidur."
Divya kembali membuka mata dan menoleh menatap Nevan yang memandang laptop. Dan mendapati pigura kecil yang membingkai foto ayah yang menggendong Si Sulung dan bunda yang mengandungnya. Hanya kakaknya dan ayah yang memiliki foto itu, ia tidak punya atau ia tidak berhak merasa punya. Bukannya apa-apa, tapi ia sering sedih kalau lihat foto itu.
"Dek."
"Apa?"
"Gue bulan depan udah mulai magang."
"Oke."
Berarti dia akan lebih sering pulang menggunakan gojek atau grab.
"Bang."
"Kenapa?"
Nevan memberikan perhatiannya untuk Si Bungsu.
"Besok Bunda ulang tahun, Abang udah beli kado?"
Meski ragu, Nevan mengangguk tanpa memutus tatapan.
"Gue titip kadonya ya, tolong kasih ke Bunda."
Karena Divya tidak memiliki keberanian menemui bunda yang menatapnya tidak suka.
"Kasih sendiri, besok pagi kita ke rumah bunda."
"Gak, gue titip aja."
"Lo gak kangen sama Bunda?"
Kangen.
Lagipula siapa yang tidak rindu bunda yang rasa pelukkannya tidak bisa Divya ingat. Ia diam, memandang langit-langit kamar lebih baik dari tatapan Nevan yang menuntut jawaban. Divya bingung bagaimana harus menjelaskan kalau tatapan bunda untuk Nevan dan untuknya berbeda. Ia akan membenci dirinya lebih dari sekarang kalau merasa iri dan menginginkan hal yang kakaknya miliki.
Memilih memejamkan mata, Divya bergerak memunggungi Nevan yang menghela napas. Divya mendengar derit kursi dan langkah kaki setelahnya. Kasur bergerak bersamaan dengan elusan di kepalanya, Nevan duduk di tepi kasur.