Lima

50 5 0
                                    

Kelas sementara berlangsung tapi konsentrasi Icha tidak terfokus pada pelajarannya bagaimana tidak Ia menangis semalaman sampai tertidur, matanya sembab, kepalanya sakit dan merasa mengantuk. Tapi teman sebangkunya, Nia selalu membuyarkan lamunannya.

"Cha, kamu kenapa sih, habis nangis?" tanya Nia dengan suara pelan.
"Gak kok Nia." jawab Icha sekenanya.
"kamu sakit yah?" tanya Nia lagi.
Icha hanya menggelengkan kepalanya.
Akhirnya Nia tidak bertanya lagi, Ia kembali fokus pada guru yang menjelaskan di depan.

Jam istirahat Nia pergi ke kantin, sedangkan Icha tidak ikut. Ia masih akan menemui Kenan.
Sekarang Icha sedang berada di depan kelas Kenan. Beberapa siswa sudah keluar kelas. Tiba-tiba Kenan muncul di depan pintu dan langsung bertatapan dengan Icha. Kenan memalingkan mukanya. Icha berjalan kedepannya. Tapi Kenan langsung menarik lengan Icha dan membawanya ke area yang sepi.

"Kenapa kau menemuiku?" tanya Kenan dengan tatapan benci.
"Aku cuma ingin tahu, apa yang kamu pikirkan selama ini?, kalau kamu tak menyukaiku mengapa kita berpacaran selama ini?" Icha bertanya balik.
"Aku sudah mengatakannya aku tidak menyukaimu, kamu saja yang berlebihan." Jawab Kenan tanpa perasaan.

Lagi-lagi Icha tidak bisa membendung air matanya. Ia menggelengkan kepalanya.
" tidak Kenan...jangan seperti ini, waktu itu Kiara bilang kamu suka sama aku..." Ucap Icha tersedu-sedu.
Kenan memejamkan matanya dan mengusap wajahnya kasar. Ia merutuki sikap Kiara waktu itu. Bisa-bisanya Kiara mengatakan bahwa dirinya menyukai Icha dan Icha pun menyambut dengan gembira.

"terserah, tapi aku sudah mengatakannya padamu." Kenan membalikan tubuhnya.
"Tapi aku tak mau putus denganmu." ucap Icha dengan menegaskan suaranya.
Kenan yang baru melangkah mengehentikan langkahnya.
"terserah!" jawab Kenan tak kalah tegas.
"walaupun kau tak menganggap ku" ucapan Icha dengan lirih tapi masih di dengar oleh Kenan. Setelah itu Kenan melangkah tanpa menoleh kebelakang.

Icha terduduk berurai air mata. Ia memegang dadanya yang sesak. Rasanya sangat sakit. Tiba-tiba Ia merasakan kepalanya pusing. Segera Ia kekelasnya untuk menunggu pelajaran berikutnya. Namun sebelumnya Ia masuk ke toilet dulu menghapus air matanya dan membersihkan wajahnya agar tampak segar.

Hatiku (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang