Dua Belas

63 4 0
                                    

Sudah setahun Icha dan Kenan bersatus pacaran. Tidak ada yang istimewa dari hubungan mereka. Hanya beberapa kali mereka pergi di bioskop itupun Icha yang memaksa. Sikap dingin yang selalu Kenan tampakan selalu di anggap biasa oleh Icha. Bahkan sebulan lalu saat Icha berulang tahun Kenan tidak memberikan surprise seperti yang Icha harapkan. Yang pastinya akan berakhir Icha yang merengek meminta kado. Kenan pun memberikan boneka keropy sesuai permintaan Icha. Sebulan kemudian saat Kenan berulang tahun Icha menyiapkannya dengan istimewa.
Icha mendatangi rumah Kenan dengan membawa kue dan kado jam tangan mahal. Kenan pun menerima hadiahnya dan mengucapkan terimakasih.

Saat memasuki kelas XII, Kenan mulai menyibukkan dirinya dengan belajar. Kenan akan punya banyak alasan jika Icha mengajaknya jalan atau sekedar mengantarnya pulang.
Tapi Icha tak pernah menanggapi sikap dingin Kenan. Yang terpenting saat ini Kenan adalah kekasihnya. Perasaannya sudah semakin dalam terhadap Kenan. Ia hanya berpikir sikap dingin adalah sikap Kenan yang sesungguhnya walau diawal kenal Kenan dulu adalah cowok yang menyenangkan menurutnya saat itu.

Kenan tidak bisa lagi terus berpura-pura dengan Icha. Ia pergi menemui Icha di rumahnya. Tentu saja Icha menyambut dengan senang hati.
" Kenan....."
"Aku mau bilang langsung, kalau selama ini aku tidak suka denganmu"
Icha mengerutkan dahinya. Ia masih mencernah perkataan Kenan. Bukannya sudah setahun ini mereka jalan tapi kenapa Kenan baru bilang sekarang.
"Aku baru ngomong sekarang karena tidak tega sama kamu waktu itu" kata Kenan lagi seakan tahu isi pikiran Icha.
"Maaf, Selama ini aku nggak ada perasaan apapun sama kamu. Aku tak pernah menganggap kamu" sambung Kenan lagi.
Icha hanya diam berusaha mengerti kata-kata tadi. Kenan sudah beranjak pergi dari rumahnya.
Seketika hatinya sakit. Kenapa Kenan harus pura-pura?. Icha mulai mengerti atas sikap dingin Kenan selama ini. Tapi Icha tak akan menyerah. Ia masih akan memperjuangkan perasaannya.

Setelah itu Kenan mulai mengabaikannya. Icha masih menganggap dirinya adalah kekasih seorang Kenan. Icha masih giat mengirimkan dia pesan, masih selalu menyapanya dan memberikan perhatian pada Kenan.  Meski semua itu tidak berarti lagi bagi Kenan. Tapi, bukankah selama ini ia tidak berarti bagi Kenan. Mengapa ia peduli.

Sikap Kenan semakin menjadi, ia bahkan enggan untuk melihat Icha lagi. Ia tidak bisa menahannya lagi. Menghindar adalah caranya agar terbebas dari Icha. Setiap kali Icha menelpon ia tidak menjawab panggilannya atau setiap kali Icha mengirimi dia pesan ia tidak pernah membalasnya.
Setiap kali Icha menungguinya ia akan mengelabuinya.
Berhari-hari ia lakukan pada Icha,  Icha pun mulai terbiasa lagi dengan sikap Kenan kali ini. Kenan bahkan bingung dengan sikap cuek Icha atas sikap yang ia berikan.

Kenan harus lebih tegas kepada Icha mengingat beberapa waktu lalu ia menemui Kiara.
"Sekarang aku mau kamu bertanggung jawab atas tindakan mu waktu itu"
"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Kiara bingung.
"Jadilah pacarku"
"Aku..."Kiara menunjuk dirinya.
"Iya"
"Tapi kenapa, bukankah Icha..."
"Sudah ku bilang aku nggak suka dia. Aku menyukai orang lain. Dia itu kamu. Sekarang kamu nggak ada alasan untuk nolak karena kamu sudah putus kan?".
"Icha...akan menjadi urusanku" sambung Kenan lagi.
Hati Kiara berbunga-bunga, bukankah ia juga menyukai Kenan. Bisakah ia egois kali ini?.
"Aku....aku juga suka kamu dari dulu" Kiara menjawab dengan malu-malu.
Kiara menceritakan perasaannya yang sesungguhnya dulu sehingga ia melibatkan Icha yang juga menyukai Kenan. Akhirnya Kenan legah dan bahagia mendengar kejujuran Kiara, gadis yang sudah sah menjadi kekasihnya.

Akhirnya malam itu Kenan mengirimkan pesan singkat;
"Kita PUTUS, kita tak ada hubungan lagi. Aku tak suka kamu. Mengerti!."

Di tempat lain Icha yang menerima pesan itu merasa hancur, inikah balasannya atas perjuangannya selama ini? Icha menangis sejadi-jadinya sampai ia tertidur.

Hatiku (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang