Sebelas

51 4 0
                                    

Kenan duduk berdua bersama Kiara di sebuah restoran.
"Apa yang mau dibicarakan Ra?"tanya Kenan sedikit gugup. Kenan sebenarnya tidak segugup ini saat berdua dengan seorang perempuan. Hanya ini sedikit berbeda. Kiara, ya Kiara adalah cewek paling di taksir oleh banyak cowok di sekolah maupun di luar sekolah mereka termasuk dia salah satunya.
"Apa mungkin Kiara mau mengungkapkan perasaannya seperti cewek-cewek lainnya"batin Kenan.

"Ekheem..." Kiara berdehem.
"Jadi gini Nan, aku mau tanya. Kamu suka nggak sama Icha?" Tanya Kiara berhati-hati.
Kenan mengerutkan dahinya.
"Icha...Icha yang di kelas x.b?" tanya Kenan mengira-ngira.
Kiara mengangguk.
" Soalnya aku sudah bilang sama dia kalau kamu suka sama dia" sahut Kiara cepat.
"Haa...tapi...".
"Dia juga suka sama kamu loh" sambung Kiara lagi.
Kenan menelan ludahnya. Apa maksud Kiara. Mana mungkin ia suka dengan Icha. Harapannya untuk mengungkapkan perasaanya pada Kiara pupus sudah.
"Ra...aku ngga....".
"Waktu itu kalian terlihat mesra, aku juga pernah liat kamu lagi senyum-senyum liatin Icha dari jauh. Iya kan? Pasti kamu suka kan sama dia?".
"Iya, tapi itu....".
"Eh itu dia Icha..." Selah Kiara lagi melihat kedatangan Icha.
Kenan semakin bingung. Kiara terus menyelah ucapannya. Kenapa Icha tiba-tiba datang?. Apa yang mereka rencanakan?.

Icha menarik kursinya dan duduk dengan mereka. Pesanan mereka sudah ada. Icha merasa gelisah, Kenan terlihat tenang sedangkan Kiara tersenyum lebar.
"Cha, di depan ini akan jadi pacar kamu" ucap Kiara girang.
Icha menunduk malu. Mukanya merah merona.
Kenan diam saja. Masih memperhatikan dua orang di hadapannya ini.

Kiara langsung berdiri dan berkata
"Ok, aku pulang yah....semoga hubungan kalian langgeng...".
Kiara pergi meninggalkan mereka dengan hati yang nyeri. Sebenarnya Kiara juga menyukai Kenan tapi ia sudah terlanjur mengetahui Icha juga menyukainya. Kalau cewek lain mungkin ia tidak akan kalah tapi kalau Icha, ia sudah menganggap Icha sebagai temannya walaupun tidak begitu akrab. Icha selalu ramah padanya. Kiara keluar restoran sudah di tunggu oleh seorang pria yang telah menjadi pacarnya beberapa jam yang lalu.

Kenan dan Icha duduk berhadapan. Suasana seketika menjadi canggung. Icha tidak tidak berani menatap Kenan. Kenan menatap Icha sambil bersedekap.

"Jadi?"
Icha mendongak menatap Kenan.
"Jadi??" Icha mengulang pertanyaan Kenan.
"Jadi kita pacaran?" tanya Kenan langsung tanpa canggung.
Icha tersenyum lebar sambil mengangguk. Lalu menundukkan kembali wajahnya untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah seperti tomat.
Kenan menghela napasnya, situasinya sangat sulit.
"Terserah kamu ajalah"

Sebenarnya bisa saja ia klarifikasi perasaannya dengan Icha pada saat ini tapi ia sedikit tidak tega juga. Icha sudah terlanjut senang.Ia harus bicarakan kembali dengan Kiara.
"Ayo pulang, biar aku mengantarmu" ajak Kenan sambil berdiri.
Icha mengikutinya dari belakang.
Akhirnya Kenan mengantar Icha dengan menggunakan motornya. Mereka tidak terlibat pembicaraan. Meski demikian dalam hati Icha senang bukan main. Setelah tiba Icha mengucapkan terimakasih dan Kenan hanya mengangguk. Setelah itu Kenan memacu lagi motornya.

"Ra...kok kamu bilang sama Icha aku suka sama dia"
"Emangnya kamu nggak suka?"
"Nggak Ra, aku suka sama cewek lain"
"Siapa?
"Nggak penting, dia nggak suka aku. Dia pacar orang lain"
Sesaat hening.
"Nan, maaf yah. Gimana dong?"
"Mau gimana lagi, udah terlanjur" Kenan menggerutu.
"Kasian dia Nan, jalani aja dulu. Siapa tahu nanti kamu bakal sayang dan cinta sama dia"
"Terserah lah"
"Tapi suatu saat nanti aku bakal minta pertanggungjawaban kamu atas ini" sambung Kenan.
"Baiklah..."

Hatiku (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang