Part 9

878 128 13
                                    


Aku baru saja selesai membersihkan piring yang kugunakan untuk sarapan pagi ini ketika mendengar ketukan pada pintu rumahku. Akupun bergegas berjalan kearah pintu utama dan membukanya, dimana aku mendapati Paman Karof sudah berada dihadapanku. Lalu tanpa berkata apapun Ia langsung bergegas masuk kedalam rumah.

Ia memintaku untuk duduk di sofa yang ada, dan tanpa berpikir panjang aku langsung mematuhinya. Aku sengaja tidak menatap kearah Paman, meski aku tahu Ia sedang menatap kearahku saat ini.

"Mulai hari ini aku akan meminta Mika untuk mengawasimu." Ucap Paman Karof pada akhirnya, dan itu berhasil membuatku menatap terkejut kearahnya.

Aku sudah menduga bahwa aku akan dihukum atau dimarahi oleh Paman, tapi aku tidak menduga Ia akan 'mengawasi'ku seakan keluar dari Witch Land adalah hal yang sangat tabu untuk kulakukan.

"Kenapa?" tanyaku padanya, dan aku bahkan sudah tidak bisa menahan emosi serta rasa tidak adil yang kurasakan atas apa yang dilakukan Paman padaku.

"Kau masih bertanya 'kenapa'?" Ucapnya padaku, dan aku bisa merasakan bahwa Paman juga ikut terpancing emosi akibat cara bertanyaku barusan, "Kau tahu betul aku sudah melarangmu keluar dari Witch Land. Dan selama ini aku masih memberikanmu kebebasan dengan tidak mengawasimu secara ketat. Tapi kau melanggarnya."

"Jadi aku rasa tidak ada pilihan lain selain meminta Mika untuk mengawasimu selama 24 jam seminggu." Tambahnya, dan itu membuatku menghela nafas kesal.

"Aku bukan anak kecil yang membutuhkan baby sitter. Dan Paman tahu itu – jadi kenapa aku harus kau larang seperti ini? Aku memang melanggar permintaanmu tentang keluar dari Witch Land. Tapi apa aku melakukan kesalahan yang fatal hingga aku harus diawasi seperti ini?" Ucapku pada Paman Karof,

"Aku sama sekali tidak membuat kekacauan diluar sana. Aku hanya ingin melihat keadaan Kota dan melihat orang-orang yang ada disana. Dan – kenapa hanya diriku yang dilarang untuk keluar?" Tambahku, dan aku melihat Paman Karof sedang berusaha meredam amarahnya karena itu terlihat jelas dari ekspresi wajahnya.

"Kau tahu bahwa aku melakukan ini semua demi kebaikanmu." Ucapnya padaku,

Tanpa mendengar ucapannya barusan sebenarnya aku tahu bahwa Paman Karof akan memberikan jawaban itu padaku, karena setiap aku bertanya 'mengapa' ataupun 'kenapa' terkait alasan dilarangnya diriku keluar dari Witch Land Ia akan menjawab ku dengan jawaban itu.

Tapi – saat ini aku merasa bahwa seharusnya Paman memberikan penjelasan yang lebih tentang ini. Aku tidak bisa menerima alasan seperti itu lagi – tidak ketika terbukti bahwa dengan keluar dari Witch Land aku akhirnya bisa menerima vision untuk pertama kalinya.

"Untuk pertama kalinya aku berhasil menerima vision –" ucapku setelah terdiam dan berpikir apakah aku harus mengatakan hal ini atau tidak.

" – dan vision yang kudapat adalah vision terkait Alpha Aiden." Lanjutku,

Aku melihat jelas perubahan ekspresi wajah Paman Karof. Jujur aku memang menduga kalau Ia akan terkejut dengan ucapanku ini atau mungkin Ia akan beranggapan aku membahas vision ini hanya sekedar untuk menjadi alasan belaka. Seakan aku menggunakan vision untuk membenarkan tindakan yang sudah kulakukan.

Tapi Paman Karof tidak memberikan reaksi yang kubayangkan itu – Ia malah menatapku seakan aku sudah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupku.

"Itu tidak mungkin –" ucapnya setengah berbisik tapi cukup keras untuk kudengar, dan aku mengerutkan dahiku mendengarnya berkata seperti itu.

PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang