Chapter 07

73 26 4
                                    

✁・・・ Enjoy the plot with music!

♪Hong Dae Kwan - Floating♪
♪Ost 1♪

♪Hong Dae Kwan - Floating♪♪Ost 1♪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


📍Rumah, 06:40 WIB

Setelah tidur singkat rasa lukaku mulai mereda dan saat aku melihat sekeliling, tidak ada tanda-tanda dari wanita yang membantuku entah dia sudah pulang atau hanya imajinasiku saja. Saat hendak duduk ... Rasa nyeri di perutku langsung beraksi lagi. Wanita yang membantuku bukan khayalan.

Aku bangun dari sofa sembari memegang perutku untuk menahan rasa nyeri dan sakit, berkeliling mencari wanita tadi dari ruang tamu, kamar tidur, toilet, gudang, semua sudut rumahku, sampai berkeliling halaman ternyata wanita itu benar menghilang.

Tadinya jika dia masih ada disekeliling, aku mau berterima kasih dan jika dia Zetta atau Aileen atau Charlotte sekalipun aku tidak segan-segan mengajak ngedate hari ini juga dan langsung menembaknya sepertiku bilang.

"Zzz ... Disaat seperti ini mau kerja atau libur serba salah, mau gak mau harus tetap buka dan berpura-pura semuanya its ok, ye gak ber?" sedikit curhat kepada boneka tercintaku, Shiber. Maklum saat menjomblo gini yahhh cuma Shiber bisa diajak ngobrol kalau dirumah.

Dalam satu jam aku menyiapkan diri untuk bergegas ke restoran dan tidak lupa untuk mengcover segala luka di tubuhku. Aku keluarkan motor Nmaxku setelah menutup bagasi dan pagar rumah langsung gas ke restoran.

📍Restoran Horuz de Oculus, 08:07 WIB

Aku membuka dan membersihkan restoran dengan teliti dan cepat agar keluargaku dan tamu saat masuk sudah merasa nyaman. Satu per satu keluargaku berdatangan mengucapkan salam lalu menyiapkan diri.

"Chef ... Pipi chef kenapa? Kemarin gapapa kok sekarang ch-" ku potong dengan isyarat jari telunjukku di mulut, Zetta terlalu peka ternyata. "Ssstt ... Nanti aku ceritain mumpung sekarang lagi pada gak ngeh, Diam-diam aja. Ok?"

Tangan Zetta yang mengisyaratkan ok lalu dia kembali bersiap-siap, "CHEFFFF PIPINYA KENAPA KOK PAKE HANSAPLAST???" teriak Charlotte, yak. Sip. Bagus. Baru satu disuruh diam ehhh ini langsung teriak, dahlah pasrah saya.

Langsung pada datang dan menanyakan kenapa bisa sampai luka begini pipiku. Untung gatau yang di perut.

"Chef-chef udah gede masih aja ribut, ribut masalah apa chef?" seloteh Rafael dengan nada ngejek, "cuma baku hantam dikit kok gara-gara rebutan sembako hehehe."

Raut muka mereka dadakan berubah seperti orang kesal tapi cringe gitu, "mana ada rebutan sembako sampe pipinya luka begitu, eish!" nada sinis Aileen dan dadakan dia memukul perutku dengan kencang. UUGHHHHH, jinjja pedas!

"Ahhkk gila yahh!! kenceng banget kamu pukul leen, aduhh duh duh sakit," aku meringkuk sedikit dan menahan perut berharap jahitannya ok-ok aja, tetiba. DUK! "Heh biasa kuat juga kok dadakan lemah sih sam?" tanya Aileen sambil memukul lagi perutku. Aku nyesel buka restoran hari ini.

Horuz de OculusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang