Chapter 23

22 5 1
                                    

✁・・・

     Suara tadi berasal dari  Zetta serta Aileen yang masuk ke dalam. "Cerita yang tadi ditunda dulu yah, Sam?" tanya Charlotte dengan nada yang rendah dan aku mengangguk yang mengisyaratkan "iya".

     "Maaf yahh, kalian nunggu lama banget yah? Mau aku beliin atau kita mau minta sesuatu?" tanya Aileen kepada kita berdua tapi kita berdua menolak dan menyuruh mereka duduk juga.

      Selang tiga menit kemudian barulah si jagoan baru hadir alias Rafael. "Maaf guys tadi macet betol."

     Setelah semua sudah berkumpul Charlotte mengajak kita untuk ke kamar Elvano untuk melihat kondisinya dan kita semua mengiyakan.

      Sambil membahas soal dekor restoran dirumahku kita jalan ke kamar Elvano dan saat Charlotte membuka pintu, dia berteriak dan langsung berlari ke dalam. Kita yang terkaget langsung mendekat lebih cepat dan ...

     Elvano sudah siuman.

     Heboh. Semua memeluk Elvano tapi Elvano hanya kebingungan. Semua ingatan tentang Elvano menyakiti Charlotte, cara kerja dia, sampai pertarungan kemarin dia lupa semua, yang ia ingat hanya terakhir saat ingin menaruh pesanan pelanggan disitu seketika ia blank.

      "Hhmm, boleh aku ngobrol sama Charlotte secara empat mata? Mungkin akan agak lama tapi ini penting untuk kita."

      Setelah mendengar perkataan tersebut dari Elvano, Charlotte mundur perlahan dan ingin bersembunyi dibalik Zetta tapi Zetta dan Aileen meyakinkan Charlotte bahwa Elvano yang sekarang sudah bukan yang kemarin.

      Charlotte akhirnya mau kemudian kita semua keluar dari kamar Elvano meninggalkan mereka. "Siap-siap masak yuk biar kalau mereka selesai ngobrol udah bisa makan-makan," kataku ke mereka.

      Segera kita mempersiapkan semuanya, aku bersama Aileen bagian masak dan Zetta bersama Rafael bagian menyiapkan peralatan dan membuat minum.

        Aku memasak omelet telur dan mie rebus porsi mukbang kalau Aileen dia membuat jus jeruk dan kopi cappucino. Untuk masakannya sendiri ngehabisin waktu dua puluh menitan dan minuman sepuluh menitan jadi.

      Kita menunggu hampir satu jam setelah keluar dari kamar Elvano dan akhirnya mereka keluar. Wajah Elvano tampak sedikit datar dan wajah Charlotte datar saja.

      "Ok, semua udah kumpul ayo doa dulu sebelum makan," kataku lalu kita mulai berdoa. Selesai kita berdoa masing-masing mengambil sesuai porsi dan hening tanpa ada obrolan sesuatu.

       "Aku dan Charlotte putus."

       Semua terdiam. Hening dan rasanya waktu berhenti selama lima menit.

      "Udah bahas tentang kedepannya selama satu jam tadi?" tanya tegas Aileen. Charlotte menjawab dengan nada paruh, "udah, semoga aja yang terbaik buat kita walaupun mungkin kedepan akan canggung dan gatau kedepan akan gimana hubungan kita."

       Gantian Elvano yang menjawab, "Charlotte bisa mendapatkan yang lebih baik dari saya, yang gak main fiksi selama berpacaran jadi karena itu walaupun tanpa sadar lebih baik saya mundur karena saya bukan orang yang baik untuk dia." disaat itu juga aku menatap Rafael sambil memberi kode kalau ini semestinya gak terjadi dan respon Rafael hanya facepalm.

       "Bener sudah yakin? Keputusan yang kalian buat terlalu berat untuk kalian dan kita. Kita emang bakal support kalian cuma aneh aja kalau kalian saling canggung," kataku. Mereka berdua hanya menunduk layaknya anak SD dihukum karena nakal.

      "Sudah, Sam. Lebih baik sekarang kita kasih waktu buat mereka dulu dan soal dekor resto cukup kita dulu aja yang dekor," ucap Aileen tapi dibalas Elvano dengan tidak setuju, "gak gak gak nanti kita berdua tetep ikut bantu kok, jangan karena kota udah bilang begitu jadi ke kalian juga canggung."

Horuz de OculusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang