Chapter 28

13 3 0
                                    

✁・・・ Enjoy the plot!

     "ELVANO BANGUN!!" teriak seseorang di dekat telingaku. Saya ... kalah. "Selamat tinggal, penerus Orion."

    Saya terkena tusukan tongkat wanita itu hingga menebus paru-paru kiri dan sebelum saya terjatuh wanita tersebut seperti menyentuh perut saya dan dalam sekejap semua racun dari mantra dia berkumpul di satu titik lalu membolongkan perut saya.

     Tubuh saya sudah tidak dapat diselamatkan dan saya mengecewakan yang lain. Charlotte akan kehilangan saya dan bersedih untuk waktu yang lama, saya benci itu. Maaf Charlotte.

     "ELVANO!!!!" teriakan Charlotte saat wanita menusuk saya hingga saya jatuhpun ia masih meneriaki saya untuk tetap sadar dan yang lain juga. Maaf semua saya kalah dan harus pergi meninggalkan kalian duluan.

     "El ... ayo bangun El jangan merem!! bertahan demi kita semua el," suara Zetta menyuruh saya untuk tetap terjaga tapi pandangan saya sudah mulai buram dan setiap detik tubuh saya terasa dingin serta kaku. "M ... aaf... k-kan a ... ku."

      Terakhir kalinya saya melihat wajah Charlotte sangat sedih, maafkan saya Charlotte membuatmu sedih di saat terakhir seperti ini.

Rafael P.O.V

      "Segini doang? Katanya paling kuat nomor tiga tapi mengecewakan sekali. Top three rasa lawan kroco." provokasiku kepada Gaud. Jelas saja karena dia sudah terlebih dahulu tumbang saat diriku berubah.

       "Dasar malaikat buangan sialan!!!" teriak Gaud sambil maju menyerang. "Udah nyerah saja sebelum diriku rubah pikiran? Mending nyerah," ucapku sambil menghindari setiap serangannya yang lemah.

       Seketika saat aku menepis tangan Gaud, firasat ku gak enak ntah Samuel atau Elvano sepertinya dalam bahaya besar. "MATI KAU SETAN!" teriak Gaud dan ia menancapkan tombaknya tepat ditengah jantung saya. "Hehehe ..."

        "Kau pikir malaikat buangan atau yang kamu sebut tadi "setan" hanya punya satu jantung?" kataku sambil melepaskan tombaknya, "kamu bodoh wahai kaum kuno hahaha. Biar gak lama biar aku akhiri saya."

       Dengan cepat aku lempar kembali tombak dia dan tombaknya berhasil menancap tepat di lehernya. "A-a ... h ... k s-sia ... la ... n!"

        "See you on Hell, bro!" dengan sekejap kepalanya terjatuh dan aku ambil jantungnya lalu aku ledakan jantungnya dengan kugenggam kencang. "Samuel. Aku datang!"

Samuel/Seth P.O.V

       Sial. Lagi-lagi ditangkis, aku dan Damnum hanya menghindar - menangkis - menghindar - menangkis daritadi. "Apa kamu hanya selemah itu? Aku kira bakal jadi lawan yang worth," provokasiku dan ia terpancing.

       "Kamu belum tau. Kamu hanya banyak bicara, dewa palsu." katanya sambil menyerangku dan kali ini seranganku berhasil mengenai dia. Satu kali kena fokus hilang, aku menyerang dia hingga dia terjatuh dan membuat luka lumayan banyak. "Cih lemah emang dirimu, kalau begini aku bisa mengalahkan dengan mudah."

      JLEB!

      "Hai miss me, Seth?" ucap Frey sambil menusukkan sesuatu yang tajam ke dalam jantungku. "A-ahk E ... elv-van ... o!!"

      "Oh temanmu, dia sudah meninggal dengan mudah dan kemungkinan kematian tidak sesakit dirimulah hahaha, oh iya! Damnum hanya mengalah jangan berbangga ria kalau kamu bisa ngalahin dia kek tadi."

      "H-huh!" masa sih daritadi hanya mengalah padahal sudah susah payah aku bikin dia terpukul. Tombak Frey masih menancap di jantungku dan aku mulai kehilangan kesadaran perlahan. "Hahaha dewa palsu sudah sekarat saja. Mau saya percepat?"

      S-sial kenapa harus seperti ini akhirnya padahal dari penerawangan Zetta mestinya aku aman tapi kenapa? Ah aku harus bisa mengalahkan mereka. Saat aku ingin berdiri Frey menginjak pundakku sembari menusuk lebih dalam. "AAAAHH!!"

      Mereka hanya tertawa melihat kondisiku dan tiba-tiba dari arah kanan ada suara Rafael berteriak dengan penampilannya entah sangat gelap sekali. "Terlambat."

      Sekejap Damnum didepanku, ia dan Frey mengucapkan suatu mantra disaat itu juga tubuh terasa sangat ringan dan aku sangat lemas. Rafael melemparkan tombak Gaud dan berhasil mengenai tangan kanan Frey. Frey tampak kesakitan tapi terus mengucapkan mantra tadi sementara diriku sudah bisa melihat rohku berpisah dengan tubuh.

        "MATI KAU, JALANG!!!" teriak Rafael sembari melepaskan tombak dari tangan kanan Frey lalu ia menancapkan tombak tadi ke lehernya Frey dan mengambil tombak dari tubuhku untuk melepaskan kepalanya. "T-te ... ta ... p f-f ... ok ... u ... s. AAAAA-"

        "FREYYY!!!! AARGHHH AAAAA!!!!" kemarahan Damnum tadi sangat besar, ia dengan emosi memutar kepalaku hingga terlepas sedangkan rohku yang melihatnya hanya benggong. 'Bagaimana aku bisa kembali ke tubuhku? Mati beneran deh.'

        Damnum yang menyelesaikan mantranya karena tubuhku sekarang perlahan-lahan mengikuti arus cahaya emas ke atas sementara saat aku melihat kebawa, Rafael dan Damnum sedang bertarung sengit seperti setan lawan setan tapi bedanya yang satu dari buangan dan yang satu mesir kuno.

       Cahaya ini sungguh menenangkan, kuharap kematianku bisa menyelesaikan segala dan Rafael berhasil mengalahkan Damnum. Maaf dan sampai jumpa, Zetta.

To Be a Continued at Chapter 29
©Sethkaen/Kyoraku

Horuz de OculusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang