Ajakan

3.5K 353 18
                                    

Happy reading!

--

Sudah tiga bulan sejak kejadian itu. Hari terjadinya suatu hal yang sempat membuat teman kerjanya bertanya-tanya, kenapa salah satu spot lehernya di tempeli plester.

Ia hanya bisa beralasan terkena gigitan serangga. Sungguh alasan yang paling mudah digunakan.

Ugh, ia tidak bisa melupakan rasa panasnya pada area itu selama beberapa minggu.

"Hah... mengingatnya membuatku kesal saja." Jimin melanjutkan pekerjaannya mengelap beberapa meja, mengangkat piring kotor dan merapikan serbet.

Sudah menjadi rutinitas.

Ketika Jimin membalikkan tubuh, ia menangkap arah mata Jackson yang terlihat memandangi dirinya.

'Ayolah, apa Jackson hyung berubah jadi lelaki mesum?!' Batinnya berteriak kesal. Lagi-lagi wajah pria bernama Min Yoongi itu muncul di kepalanya. Mesum, seenaknya menandai lehernya.

Ia memutuskan untuk mendatangi Jackson yang berada di meja kasir.

"Kenapa hyung?"

"Ah tidak, hanya... kurasa baumu sedikit berubah. Seperti berbaur dengan bau feromon seorang alpha. Berbeda dengan bau cherry manis milikmu."

"Hah? Kau membicarakan apa sih. Alpha? Bau? Feromon? Ayolah, jangan memamerkan bakat biologi mu disini."

"Apa-"

"Jackson hyung!" Sebelum Jackson sempat berbicara lagi, Jungkook memanggil lelaki itu. Terlihat mengobrol tentang suatu hal.

Jimin hanya melihatnya sekilas, mengedikkan bahunya tidak peduli lalu kembali bekerja.

Tubuhnya bersandar lelah di kursi ruangan para staff

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhnya bersandar lelah di kursi ruangan para staff. Tidak biasanya pada weekday restoran menjadi ramai seperti ini. Entah itu hal yang bagus atau tidak.

Bagus untuk pemasukan, buruk untuk tenaga yang banyak berkurang. Jimin menghela napasnya. Memutuskan menyeduh kopi untuk membangkitkan semangat.

Setidaknya membantu dirinya untuk tetap membuka mata, ia sangat menyesal begadang semalaman penuh dan baru tidur pukul empat pagi.

Ah, ia teringat sesuatu. Siang ini ia belum makan. Sedikit ragu ingin meneguk kopi itu. Jimin merapalkan doa agar perutnya tidak bermasalah dan mengacaukan kinerjanya.

Jimin membawa tubuhnya kembali duduk di salah satu kursi. Ia mematai ruangan dengan dinding putih itu, sama sekali tidak ada orang. Hanya dirinya.

Tentu saja hanya dirinya, yang lain sibuk bekerja.

Ia sebelumnya juga tidak disini, bekerja bersama yang lain. Hanya karena Jungkook melihat hyungnya itu terlihat sedikit pucat dan lemas, pemuda kelinci itu memaksanya untuk beristirahat di ruang staff.

Serendipity [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang