Sebuah janji

2.8K 238 9
                                    

Happy reading guys!! Maapkan kalo ada typo, mataku tidak setajam elang:(

--

Jimin membuka matanya ketika merasakan cahaya pagi yang masuk melalui sela-sela gorden. Terhitung sudah 5 hari kegiatannya dan Yoongi hanya seputar ranjang, minum, dan makan. Bahkan pria itu harus membeli sekotak kondom tambahan untuk berjaga-jaga.

"Ugh... astaga." Jimin meringis pelan. Bagian bawahnya terasa sangat sakit. Apalagi pintu masuk lubangnya yang terkena gesekan oleh celana dalam ketika bergerak. Ah, pasti lecet.

Ia yang sedang melakukan peregangan kecil pada tubuhnya berhenti ketika merasakan sebuah tangan memeluk erat perutnya. Jimin mengarahkan manik matanya menatap seseorang bersurai hitam disampingnya yang masih menutup mata.

Diamati wajah tampan itu sembari mengagumi dalam hati. Entahlah, menurutnya Yoongi tampan sekali.

Kulit pucatnya terlihat sangat menawan. Mata kucingnya yang kecil dan terlihat tajam. Dahi halus yang mengerut. Bibir tipis yang membuat candu. Alis yang tegas dan terlihat jantan.

Apakah nalurinya benar memilih Yoongi sebagai pendamping hidup? Ia takut jika hanya tertarik kepada penampilan fisik sang alpha. Tangannya bergerak mengelus kepala Yoongi perlahan. Tersenyum hangat ketika pria itu terlihat seperti kucing yang sedang mendengkur bahagia.

Pikirannya melayang ke sikap lembut Yoongi selama ini kepadanya. Bagaimana kalau itu hanya topeng? Bagaimana kalau ia telah salah memberikan kesuciannya kepada pria ini? Bagaimana kalau-

"Jim... kau sudah bangun, hm?" Yoongi meraih tangan Jimin yang ada di kepalanya. Mencium lembut tangan itu. Matanya masih tertutup rapat, seolah-olah mengatakan bahwa ia butuh istirahat lebih setelah kegiatan menggempur sang omega.

Oke, Jimin tahu bahwa itu adalah suara khas orang bangun tidur. Tetapi, damn sangat seksi.

"Hyung... kau tak akan meninggalkanku, kan?"

"Hm? Kenapa aku harus meninggalkanmu. Bodoh sekali aku, jika meninggalkan bidadari sepertimu."

"Ck, jangan gombal." Jimin menyentil dahi yang lebih tua. Meskipun terdengar ketus, ia merasakan jantungnya yang berdebar dua kali lebih cepat. Wajahnya memanas lagi. Selalu saja tubuhnya bertindak seperti anak remaja yang baru jatuh cinta.

Jimin bergerak memeluk tubuh Yoongi yang terasa hangat. Sangat nyaman. Apalagi pria itu memiliki wangi yang sangat harum. Ia menenggelamkan wajahnya ke perpotongan leher sang alpha, agar dapat mencium aromanya lebih dalam.

"Sudah berapa kali ku bilang, feromonmu sangat enak hyung. Aku jatuh cinta."

"Jatuh cinta hanya pada feromonku nih? Orangnya cemburu lho."

"Iya, aku juga cinta Min Yoongi...." Pengakuan Jimin terdengar samar karena terhalang. Sementara Yoongi yang mendengarnya dengan jelas tertawa pelan dengan pipi yang mulai memanas.

Dua insan itu bergelung dalam selimut cukup lama. Yoongi mempertahankan posisinya mengelus punggung sang omega dan Jimin yang tetap menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher sang alpha. Menyamankan diri masing-masing.

Mereka menikmati momen manis itu bersama. Pikiran yang dipenuhi satu sama lain. Jantung yang berdegup kencang seperti memanggil nama satu sama lain.

Ah, bahagia rasanya. Yoongi sebenarnya ingin bergelung lebih lama, namun ia menyadari jika hari sudah semakin siang. Tentu ia mengkhawatirkan Jimin yang belum sarapan. Yoongi pun menepuk punggung sang omega dengan lembut.

"Sudah siang Jimin, kau tak lapar?"

"Sebentar lagi... jebal...." Yoongi yang mendengar ucapan lembut omeganya pun semakin mengeratkan pelukannya. Tidak dipungkiri, ia suka seperti ini.

Serendipity [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang