Pagi yang menyenangkan

3K 312 35
                                    

Hope you enjoy!

--

Jimin mengerjapkan matanya ketika merasakan ada seberkas cahaya yang masuk melalui jendela kamar.

Tunggu, jendela kamar?

Lelaki itu membuka mata. Mengedarkan pandangannya mengamati seisi kamar asing itu.

Luas, bahkan lebih luas dari apartemennya. Kamar yang dipenuhi warna beige, berbeda dengan ruang tamu yang di dominasi warna lebih gelap.

Jimin membawa tubuhnya duduk dan bersandar ke headboard kasur.

Demi apa pun, kasurnya terasa sangat empuk. Berbeda dengan kasur yang dia punya saat masih di apartemen. Selimut yang hangat dan tebal. Bantal yang seolah-olah diisi dengan bulu angsa terbaik. Piyama yang halus.

'Eh? Piyama... apa Yoongi hyung yang menggantikannya? Astaga... memalukan.' Pipinya memerah membayangkan seorang Yoongi yang membuka bajunya dan menggantikannya dengan piyama satin itu.

Hatinya cukup lega dengan sebuah fakta, bahwa Yoongi tidak serta merta menikmati tubuhnya. Jika Yoongi memiliki niat jahat, bisa saja pria itu memanfaatkan dirinya yang sedang tertidur karena lelah.

Min Yoongi, berarti orang yang baik kan? Semoga saja. Entah kenapa, Jimin sedikit berharap lebih.

Lalu, apa?

Apakah ia benar-benar akan tinggal disini? Rasanya sulit membayangkan hidupnya tiba-tiba berubah seperti ini.

Hidupnya dulu yang sangat sederhana, berubah menjadi bagian dari chaebol.

Tok.tok.tok

"Jimin, aku membawakan sarapan untukmu. Kau sudah bangun?" Suara raspy Yoongi terdengar setelah terdengar tiga kali ketukan pada pintu kamar.

"Sa-aku sudah bangun, hyung." Pintu itu terbuka. Ia melihat Yoongi yang berjalan masuk dengan nampan yang dipegang kedua tangannya.

Yoongi tersenyum tipis ketika menyadari Jimin tidak mempunyai niat untuk kabur dari dirinya. Semoga saja dengan sarapan seperti ini hati lelaki itu bisa melembut.

Sementara Jimin yang menganggap Yoongi terlalu memanjakannya sedikit merasa tidak enak.

"Bagaimana tidurmu?" Yoongi meletakkan nampan itu di meja nakas sebelah tempat tidur, membuka meja makan lipat yang telah dibawanya.

"Semalam, sangat baik. Kasurnya sangat empuk, hangat ruangannya juga pas. Sangat menyenangkan rasanya. Aku juga bermimpi indah." Jimin tersenyum mendengar jawabannya sendiri.

Senyum Yoongi ikut mengembang ketika mendengar ucapan Jimin. Oke, awal yang bagus untuk pagi ini.

"Menu sarapan pagi ini gyeran mari dengan rumput laut di dalamnya, sup ayam, dan segelas susu. Kau ingin sesuatu lagi?" Pria itu selesai menata rapi makanan dan susu yang ia bawa sebelumnya diatas meja tersebut.

Melempar senyum tipis kepada Jimin. Hangat. Jimin merasakan senyuman hangat itu meresapi seluruh tubuhnya.

"Hyung, lain kali biar aku yang memasak. Ini merepotkanmu." Jimin berucap lembut meraih sumpit yang terletak berdekatan dengan piring itu.

"Tak apa, kalau untuk Jiminie, aku tak merasa direpotkan."

"Hyung...." Jimin menggigit bibir bawahnya ketika mendengar kalimat tulus itu keluar dari bilah bibir yang lebih tua. Berdebar? Sudah pasti. Padahal jika dihitung baik-baik, ini baru pertemuan ketiga mereka. Pesona seorang Min Yoongi, tidak bisa ia tolak sama sekali.

Serendipity [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang