Bersama

3.1K 251 23
                                    

Ada part 18 coret dibawah, yang ngga suka dibacanya pelan pelan trus di skip ajaa;)

Semoga suka:D♡

--

Setelah satu jam penuh dihabiskan dengan obrolan ringan bersama Namjoon dan Seokjin, pasangan itu pun pulang. Meskipun Seokjin masih saja menggoda Jimin yang masih terlihat malu-malu.

Sampai akhirnya jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Namun tidak ada tanda-tanda Yoongi dan Jimin akan pergi tidur.

Pasangan itu masih bergelung di dalam selimut dan menyamankan diri dalam posisi masing-masing. Yoongi yang mengusap punggung Jimin dan Jimin yang masuk ke dalam pelukan sang alpha.

"Tadi Seokjin hyung ngobrol apa saja?"

"Ah itu...." Jimin mengangkat wajahnya, melihat kearah Yoongi. "Seokjin hyung bilang, ingin mengajariku memasak."

"Di rumahnya?"

"Hu'um...."

"Baik, bicara saja jika kau ingin kesana. Aku tentu bersedia untuk mengantarmu kesana."

"Ah, tapi hyung, Seokjin hyung sudah memberikan alamat rumah-"

"Sekali kubilang akan mengantarmu, maka akan kuantar." Mutlak. Jika Yoongi sudah berbicara seperti itu, maka Jimin wajib untuk menaatinya. Ya, inilah sikap posesif yang sangat protektif dari seorang Alpha Min.

"Padahal kan aku tak ingin merepotkanmu, hyung." Jimin memukul pelan dada Yoongi, sembari mengerucutkan bibirnya. Membuat Yoongi tertawa lalu mengecup bibir itu gemas.

"Tidak ada namanya direpotkan oleh Park Jimin di dalam kamusku. Aku melakukannya dengan senang hati, sayang. Agar kau tetap aman di sisiku."

"Iya iyaa, baik Tuan Min, aku bersedia untuk diantar oleh dirimu. Sudah?"

"Ya, itu cukup."

Mereka pun diam kembali. Yoongi tetap mengelus pelan punggung sang omega. Membuat mata Jimin menutup nyaman.

"Hyung/sayang."

"Ah, kau dulu/silakan sunshine." Mereka lalu bertatapan sejenak lalu tertawa bersama. Yoongi pun bergerak untuk mengecup pipi sang omega yang masih saja tertawa. "Kau dulu sunshine, aku tak apa."

"No, kau dulu."

"Hmm... baiklah." Yoongi berdeham pelan. "Sayang, apa kau bahagia bersamaku?" Sejujurnya ia masih saja memikirkan kata-kata Seokjin. Bagaimana jika ternyata Jimin tidak bahagia bersamanya? Ia tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa lelaki mochi itu. Sepi. Hitam putih. Monoton.

"Tentu aku bahagia bersamamu, hyung. Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Aku hanya takut kau akan meninggalkan-"

Jimin mengecup bibir tipis sang alpha dengan pelan. Mengusap lembut pipi itu, dan menyatukan dahi mereka. "Aku akan selalu ada disini. Pertanyaanku pun sama, apakah nantinya kau akan meninggalkanku, hyung?"

"Tidak akan." Yoongi menjawab cepat pertanyaan Jimin. Baginya pertanyaan itu sangatlah bodoh, mana mungkin ia sanggup hidup tanpa sang mate. Matahari di dalam hidupnya.

Jimin tersenyum lembut ketika mendengar jawaban Yoongi. "Aku mencintaimu, alphaku."

"Aku juga mencintaimu, omegaku."

"Aku sangat mencintaimu."

"Aku sangat sangat mencintaimu."

Jimin mendengus kencang ketika mendengar balasan Yoongi. Karena tidak ingin kalah, Jimin pun menjawab lagi dengan intonasi yang sedikit dinaikkan. "Aku mencintaimu sampai mau mati rasanya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serendipity [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang