Svt 1

629 40 0
                                    


Kakinya menghentak diikuti bahu yang menyesuaikan irama. Sesekali ia bertanya apakah gerakannya sudah benar atau tidak. Nafasnya tersengal kelelahan saat menyelesaikan latihannya malam ini. Bersender pada cermin dan melihat berapa banyak peluhnya keluar kemudian tersenyum ketika melihat teman baiknya menatap dirinya sanksi seakan berkata "tak usah sok keren!"

"Shua Hyung!! Ini minumlah!!" Teriak Deogyeom sembari melemparkan minuman botol dingin pada Joshua Hong yang sedari tadi menetralkan deru nafasnya di hadapan cermin.

"Kenapa kau menatapku terus?? Kau iri melihat betapa tampannya aku?" Tanya Joshua kemudian menengak minumannya sampai habis setengah, namun matanya masih tak lepas dari sosok sahabat putihnya.

"Ayooo bersihkan semuanya! Dan ayo kita pulang!! Aku sudah rindu kamarkuu!!" Teriak Hoshi sambil memunguti sampah yang dekat dengan posisinya duduk.

"Ahhh... Maaf semuanya! Aku dan Jihoon tidak bisa ikut membersihkan ruangan ini. Aku ada urusan dengan manajer, setelah semuanya selesai kalian cepatlah pulang dan beristirahat yaa!!" Teriak sang Leader menggema. Seungchol dan Jihoon sudah memakai baju dengan rapih untuk meninggalkan ruangan saat mendengar Jeonghan berteriak.

"Kyaaaaa!!! Jisooo yaaaa!!!..." Teriak Jeonghan penuh prustasi saat melihat di depan cermin betapa basah kuyup wajah dan rambutnya karena ulah Jisoo atau yang dipanggil Joshua tadi.

"Kenapa ini?? Hahahhahaaha!!" Gelegar tawa terdengar dari Deogyeom dan Seungkwan saat menghampiri dua sejoli itu.

"Hahaha... Maaf, lagian siapa suruh ngasih muka kaya minta disembur!! Kkkk" Joshua tak bisa menahan tawanya saat ia tak kuasa menahan batuk akibat ledekan muka jelek dari Jeonghan sahabatnya. Hasilnya semua minuman yang ada di mulut Joshua keluar dan mendarat tepat pada muka Jeonghan yang ia sebut seperti malaikat.

"Joshua, kau harus mengepel ya" titah Seungchol sebelum benar-benar pergi dari ruangan bersama Jihoon.

Joshua Hong atau sering dipanggil Jisoo oleh teman terdekatnya Jeonghan. Pria dengan rambut tipis cendurung jatuh itu selalu menampilkan senyuman terbaiknya pada semua orang. Tingkah pendiam namun mendominasi selalu menjadikannya sebagai pusat yang dimintai nasihat ketika teman-temannya dalam masalah.

Namun siapa sangka bahwa sebenarnya ada alasan tersendiri Joshua yang pendiam jika berhadapan dengan kamera. Apa yang menjadi alasan Joshua menjadi garda belakang? Dan kenapa sosok manis tersebut tak tertarik untuk menjadi menonjol dibanding keduabelas temannya? Selalu menjadi sosok yang diam, tersenyum dan memperhatikan perdebatan teman-temannya dalam berbagai acara.

Pria dengan rambut yang selalu rapih itu datang ke Korea dan hidup sendiri sejak berumur 7 tahun. Ia bukan dibuang atau kehilangan orang tuanya. Ia paham betul posisi apa yang sedang ia naiki.

Di usianya yang kecil itu ia sudah mengerti peliknya sebuah kehidupan. Ia tak pernah membenci kedua orang tuanya yang membiarkan ia hidup dengan pengawasan tanpa sebuah kasih sayang.

Ia tak pernah sekalipun berpikiran untuk membenci mereka, ia hanya iri.  Iri dengan kehidupan beberapa temannya yang sangat penuh cinta, iri dengan temannya yang di usia 7 tahun belum merasakan sensasi minum teh hijau hangat sambil melihat hujan. Yahh, Joshua Hong dewasa dengan cepat.

Joshua melangkahkan kakinya menuju dapur tempat biasanya Mingyu akan sibuk memotong bawang atau menggoreng sesuatu. Matanya melihat westafel yang penuh benda kotor bertumpuk dan berinisiatif untuk mencucinya.

"Jangan Hyung, aku saja yang cuci.. " Mingyu menhentikan gerakan Joshua yang sedang memposisikan dirinya untuk mencuci piring.

"Hyung ada perlu apa??" Tanya Mingyu yang masih asik menaburkan beberapa bumbu pada masakannya.

✓ | Thank's : Joshua HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang