akhir dari semuanya

231 18 0
                                    


Hening, hanya ada beberapa kamera yang sedang disetel oleh Joshua di dekat lift

"Selesai" Joshua kembali ke tempat duduknya dan menatap teman-temanya.

"Apa yang hyung lakukan??" Tanya Minggyu heran, kenapa Joshua menempelkan kamera?

"Itu untuk Dino dan Jeonghan.. aku tidak mau mengulangi penjelasan ku" jelas Joshua menatap Mingyu

"Tapi... Hoshi, Jun, dan Minghao belum datang" Seungchol membuka suaranya

"Sebentar lagi... Nah itu dia"

"Permisi"

"Jun?? Hao? Hoshi!!" Semuanya menatap pintu utama dengan bahagia.

"Maaf membuat khawatir" suara Jun tertuju pada Seungchol yang menatapnya kesal

"Duduklah siniiii" Seungchol tak bisa terus-terusan marah pada anak itu.

"Ayo semuanya duduklah, ahhh... Hoshi terima kasih banyak... Dan apa kau baik-baik saja, kudengar kau pingsan" perkataan Joshua langsung mendapat reaksi kaget dari semuanya

"Ahhh... Yaa.. itu karena kau yang telat menolong kamiii" keluh Hoshi mengerucutkan bibirnya

"Iissshhh... Itu karena aku tahu Hoshi kami kuaattt" kekeh Joshua mencairkan suasana.

Mereka semua rindu

Senyuman

Dan

Suara tertawa

Seorang

Joshua Hong

Manis

Menyejukkan

Dan membuat tenang

"Baiklah, langsung saja" Wonwoo yang berada di Sofa menginterupsi. Pikirannya berkeliling dan ingin segera meluruskannya, karena aksi mengupingnya dengan Jihoon membuatnya banyak pikiran.

"Baiklah... Aku tidak ingin ada yang menyela sampai aku ijinkan" Joshua mulai serius sekarang dan semua orang mengangguk.

Joshua menatap kamera dan tersenyum..

"Pertama, Jeonghan dan Dino maaf karena kalian hanya akan melihat rekaman ini... Aku berjanji akan meluruskan semuanya..

saat kalian melihat video ini aku yakin kalian sudah siap tentunya dibantu oleh teman-temanmu yang begitu... Sangat berharga...

Kalian semua, tahu mengenai darah kerajaan??.. bukan darah kerajaan dalam arti sesungguhnya.. tapi, bisa dibilang ini adalah siklus kerajaan...

Akuu, terlahir diantara orang-orang seperti itu. Seharusnya kalian merasa aneh, saat aku begitu tenang dan membosankan. Aku juga tidak mengerti, tapi di usiaku yang masih kecil aku sudah memikirkan banyak hal sambil meminum teh hangat di sore hari.

Staff yang selama ini berada di setiap kita pemotretan, membuat MV, dan lain sebagainya adalah salah satu utusan ayah untuk melindungiku, Kyuhyun Hyung. Ia juga yang sering mengirimiku pesan agar aku waspada.

Banyak orang yang mengincar nyawaku dan merebut tahtaku nanti..

Aku seorang pangeran, bukann.. bukan arti sebenarnya.. aku, calon pemimpin selanjutnya sebuah perusahaan besar. Tentunya banyak kubu di sana yang ingin menjatuhkan keluargaku, merebut saham dan juga merebut posisi dengan cara politik bahkan cara keji.

Seperti yang dialami Jeonghan dan Dino, itu semua gara-gara aku..

Aku tahu, Hoshi curiga tentang 'apa mungkin aku trauma pada kamera?' dan dia bahkan menanyakan hal itu saat aku menelepon di hotel dan meberinya beberapa tugas bersama dua kurcacinya.. maaf.. bukan aku tak mempercayai yang lainnya, tapi.. dikeadaan seperti kemarin mereka bertigalah yang paling waras.."

Joshua tersenyum menatap ketiga orang yang dimaksud tersenyum jumawa

"Aiisshh... Aku sungguh sakit hati" Vernon mengeluh karena ia kewarasannya dianggap lebih buruk dari ketiga pria konyol itu.

"Haha.. sebenarnya bukan karena Trauma.. lebih tepatnya karena aku sedang bersembunyi dari para pasukan jubah hitam... Aku juga tidak tahu mereka dari kubu mana saja, yang jelas aku menamainya seperti itu agar mereka mempunyai nama... Aku juga membuat identitas para bodyguardku agar mereka dikenali oleh Hoshi, Deogyeom dan Seungkwan...

Sejak kecil aku dilindungi oleh Kyuhyun Hyung dan pantauan dari kedua orang tuaku.. awalnya aku ditentang untuk masuk seventeen, tapi aku ingin... Karena aku ingin..

Aku bertemu kalian, dan itu membuatku senang. Mengenali setiap dari kalian dan mempelajari kepribadian kalian.. aku tak tahu, kenapa aku menjadi berarti untuk kalian. Yang aku tahu, aku melakukan yang terbaik agar bisa mengenali diriku sendiri.

Untuk pertama kalinya dalam hidupku.. aku tertawa karena ulah kalian semua. Aku senang, tentu saja..

Tapii... Aku sadar, aku salah melangkah.. aku seharusnya tak pernah ada di seventeen..
Aku... Seharusnya tetap diam berlindung dan menunggu waktunya tiba untuk naik tahta..

Aku seperti mengorbankan kalian untuk rasa bosanku... Aku menyesal menarik kalian dalam peliknya kehidupanku...

Takdir yang sudah tertulis untukku adalah dengan garis keturunan, bukan dengan kalian...
Aku menentang takdir, dan inilah yang terjadi padaku..

Wonwoo yang terluka fisik dan mental..

Jeonghan yang sedang buruk keadaannya dan diperburuk dengan dia menghilang

Dino yang seharusnya masih berada di pelukan kalian

Hoshi, Deogyeom dan Seungkwan yang seharusnya tak ikut campur melindungi kalian

Jihoon yang mentalnya sedikit terguncang

Seungchol dengan pikiran yang sangat membebaninya

Minghao, Jun dan Vernon yang mulai susah dikendalikan seperti dugaanku

Dan Mingyu yang dihantui rasa ketakutan..

Aku minta maaf...

Seharusnya kalian hidup damai..."

Joshua berhenti menjelaskan, ia tak kuasa menahan tangisnya karena kebodohannya

"Kami sama sekali tak keberatan Hyung... Masalahmu adalah masalah kami juga, aku menyayangimu... Bukankah ibumu juga tahu bahwa kami sangat menyayangimu??" Tanya Jihoon menatap Joshua yang kaget dengan ucapannya

"Kau... Tau dari mana??" Tanya Joshua kaget

"Kami mendengar pembicaraanmu dengan orang tuamu Hyung" Wonwoo juga ikut menjelaskan

"Kau seharusnya sadar..." Deogyeom kali ini mengeluarkan suara

"Kami menyayangimu, dan membutuhkanmu... Meski kami tahu, mungkin kebutuhanmu tak ada pada kami... Kurasa, kami akan tetap membantumu menyelesaikan maslahamu Hyung.. seperti kau menyelesaikan masalah kami.." Hoshi tersenyum menatap Minghao dan Kembali menatap Joshua

"Langsung ke intinya saja... Kau memilih berada di seventeen?? Atau kembali meraih tahtamu??" Tanya Jun menjadikannya pusat perhatian

"Heyyy... Kenapa kau membuat pilihan seperti itu??" Mingyu kesal mendengar perkataan Jun yang ia anggap keterlaluan

"Ayolah Mingyu, kita semua tahu ujung permasalahan ini... Shua Hyung harus memilih... Antara seventeen atau tahtanya" Seungkwan membela Jun dan menjelaskan duduk perkaranya pada Mingyu

"Kenapa pembicaraan soal memilih tahta itu begitu terlihat negatif?" Joshua mengeluarkan suaranya yang lirih

"Bukan begitu... Tapi... Itu kan yang sedari tadi dibicarakan??... Takdirmu dan apa pilihanmu??" Tanya Seungchol yang terdiam menatap sepatunya

"Apapun pilihanmu... Aku tahu itu yang terbaik dan kami akan mendukungmu" Minghao memutuskan untuk bersuara setelah keheningan yang melanda.

"Maaf..."

...

✓ | Thank's : Joshua HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang