MELTING THE COOLEST HUSBAND [LENGKAP]

[ MTCH - BAGIAN 06 ]

MELTING THE COOLEST HUSBAND - DEKLARASI

SALSA POV

I know I can’t take one more step towards you
Cause all thats waiting is regret
Don’t you know I’m not your ghost anymore
You lost the love I loved the most

I learned to live, half alive
And now you want me one more time

Aku memejamkan mata sembari menikmati alunan musik, perjalanan memakan banyak waktu. Setelah pesawat landing, 20 menit lalu, aku duduk di sebelah sopir yang mengendarai mobil.

Benar-benar menggeser posisiku sebagai pasangan Arnold. Pertama kali bagiku, duduk di depan. Tuhan, hidup memang selucu ini, ya?

"Matiin," titah Arnold, aku menoleh berbalik ke arahnya yang duduk di kursi penumpang belakang sopir.

"Apa?" tanyaku, "Lagunya, matiin," ulang Arnold.

Aku mengangguk, segera menekan tombol pause di layar. Berdebat dengan Arnold adalah opsi terburuk, aku memilih diam tak ingin mengurusi dirinya. Aku merindukan pekerjaanku, sangat lelah harus menghabiskan waktu tanpa melakukan apa-apa.

"Sir Arnold, frekuensi pelonjakan saham Mr. Thono meningkat, apa anda berniat mengakuisisi?" suara Shofia terdengar pelan, seperti tengah merintih dan mendesah.

Aku hampir muntah, tak tahan. Bergidik, aku bersumpah seumur hidupku takkan melakukan hal yang sama. Sudah jelas sekali, Shofia tertarik secara sexual pada suaminya. Biarkan sajalah, bagus jika mereka jatuh cinta dan Arnold meninggalkan dirinya.

Toh, janda di usia muda tidaklah terlalu buruk. Menemukan orang lain dengan latar belakang keluarga, sangat mudah bagiku. Selama lelaki itu tidak semendominasi Arnold. Masalahnya, aku takkan sanggup.

Aku menulikan pendengaran, mengabaikan semua percakapan yang tidak related untukku. Aku hanya paham seputar fashion, makeup, OOTD or hairstyle. Segala penampilan adalah bagian diriku. Aku mencintai mereka, bukankah semua orang punya passion dalam pekerjaan mereka masing-masing?

Ya, aku tertarik dunia permodelan dan penampilan. Maka dari itu, aku merasa harus memanfaatkan Kota ini mencari keperluan diriku. Aku takkan merepotkan Arnold, makeup dan pakaian tanggunganku sendiri, aku menghasilkan budget lebih dari cukup.

Aku menggeleng kuat, berhenti memikirkan seputar Xeinold! Aku telah menetapkan hati agar tidak menangis lagi. Aku menoleh pada sopir saat merasakan laju mobil terhenti.

Hotel berbintang menjadi pemandangan yang ku lihat pertama kali keluar kaca jendela. Aku tidak senorak itu untuk mengagumi kemegahan bangunan tersebut. Yang membuatku kesal, bagaimana Arnold sangat kurang ajar membiarkanku membawa koper sendiri?!