"Gue ngaku kalah dalam permainan ini."
-Elvano Savian AltezzaKali ini Jean dan Elvano tengah berada di dalam ruang musik. Karena terlalu panik saat melihat Robert Jean menarik tangan Elvano menuju ke ruangan ini. Ruangan ini adalah tempat terbaik karena tidak ada banyak murid yang berlalu lalang di sekitar ruang musik dan saat ini Jean perlu bersembunyi.
Sambil mengintip melalui celah pintu yang sengaja Jean buka sedikit ia mendesah lega saat melihat Robert pergi meninggalkan tempat itu. Merasa kelelahan Jean duduk di lantai merasa malas untuk berjalan dan duduk di kursi yang tersedia di ruangan itu.
Sedangkan Elvano ia ikut duduk disebelah Jean memandangi gadis itu dan bertanya, "Jean lo nggak apa-apa kan?"
Jean menghembuskan napasnya dan berujar, "gue takut El."
"Gue nggak tau lo punya masalah apa sama dia Jean. Tapi kalau lo nggak ma-"
"kejadiannya udah lama." Kalimat Elvano terhenti saat Jean mulai berbicara kini Elvano memusatkan seluruh atensinya pada gadis itu. Dengan diam Elvano mendengarkan Jean berbicara.
"Udah lima tahun yang lalu kejadiannya. Robert mantan gue El."
Pernyataan yang diberikan Jean membuat Elvano sedikit terkejut. Ia tidak menyangka bahwa Jean memiliki mantan.
Kemudian Jean melanjutkan kalimatnya kembali, "dulu dia selingkuh dari gue sampai gue tau dan gue minta putus. Sejak kejadian itu kita hilang kontak tiba-tiba aja dia dateng ke gue minta balikan dan gue nggak mau. Terus tau apa yang terjadi?"
Elvano tetap diam mendengarkan Jean dan kali ini ia dapat mendengar suara Jean bergetar, "dia hampir ngebunuh gue El karena gue nggak mau balikan sama dia lagi. Setelah kejadian itu dia pindah ke luar negeri. Gue udah berusaha lupain dia dan setelah gue bisa dia malah kembali ke hidup gue. Jujur aja El gue takut."
Elvano memindahkan posisi duduknya menjadi di depan Jean. Ia menatap gadis di hadapannya dengan tatapan iba. Ia sungguh tidak menyangka bahwa Jean memiliki masalah sebesar itu dihidupnya. Orang-orang mungkin berpikir bahwa Jean adalah gadis yang kuat tapi siapa sangka dibalik itu semua Jean hanya gadis rapuh yang butuh perlindungan.
Dengan senyum hangatnya Elvano menatap dalam kedua mata amber milik Jean. "Boleh gue peluk lo?"
Tanpa ragu sedikitpun Jean menganggukkan kepalanya. Elvano memajukan tubuhnya dan dengan hati-hati memeluk Jean kemudian mengusap punggungnya memberi kehangatan.
"Gue nggak tau masalah lo sebesar ini Jean dan kali ini lo nggak sendiri ada gue. Gue janji bakal lindungin lo."
Kalimat Elvano membuat Jean tersenyum ia membalas pelukan Elvano.
Elvano tersadar sesuatu bahwa perasaannya pada Jean bertumbuh makin besar. Ia sudah jatuh cinta pada gadis itu. Ya, Elvano mengaku kalah. Kini Elvano berjanji akan melindungi Jean ia tidak akan membiarkan satupun orang mencelakai Jean.
***
Istirahat pertama Elvano berjalan dengan ketiga sahabatnya menuju Kantin. Tempat nongkrong favorit mereka. "Lo makan sama kita?" tanya Arvin. Elvano menggelengkan kepalanya, "gue makan sama Jean."
"Lo sekarang sama Jean terus lo jatuh cinta ya sama dia?" Ray menolehkan kepalanya pada Elvano. "Iya," jawab Elvano singkat membuat ketiga temannya itu menghentikan langkahnya dan meolehkan kepalanya.
"SERIUS LO?" teriak Galen heboh hingga beberapa murid melihat ke arah mereka. Elvano memukul pundak Galen, "nggak usah sampai teriak gitu juga kali."
YOU ARE READING
DARE
Teen FictionIni semua berawal dari sebuah tantangan yang diberikan sahabatnya pada Elvano untuk mendekati Jean Adeline si Putri Es hingga menjadi sebuah cinta yang berujung pada kepedihan dan penyesalan.