12. Kejadian Tak Terduga

12 4 0
                                    

"ini semua salah gue."

-Jean Adeline

Lorong itu semakin di penuhi dengan siswa yang penasaran dengan keributan yang di buat Elvano dan kawan kawan. Sedangkan Elvano menatap Galen dengan raut wajah kebingungan.

"Kenapa lo jadi natap gue terus? Bentak lagi kalo berani!" ucap Galen yang tampaknya emosi.

"Apa-apaan lo jadi ikut campur? ini urusan gue sama Klara," jawab Elvano tidak mau kalah. 

"Tapi gue nggak bisa diem aja lo bentak bentak Klara kayak tadi. Dan lo kalau mau cari ribut mending sama gue aja nggak usah sama cewek dong!" 

"Lo kenapa sih? Ini masalah gue sama dia dan lagipula gue nggak mau ribut sama lo. Lebih baik lo minggir!" seru Elvano sambil berusaha meraih tangan Klara yang kini berada di belakang Galen.

Dengan cepat Galen menepis tangan Elvano dengan kasar.

Elvano menatap temannya tidak percaya. "Galen lo kenapa sih? ini bukan urusan lo gue cuman mau tanya sesuatu ke dia. Kenapa lo malah belain dia? Nggak biasa." 

"Kenapa emang kalau gue belain dia? ada masalah sama lo? udah lah gue tau maksud lo! Sini berantem sama gue!" Tegas Galen dan langsung meraih kerah baju Elvano.

"Hey santai dikit kalian kenapa sih? Galen!" Teriak Arvin yang berusaha melerai keduanya.

"Arvin, Ray udah biarin aja dia mau ngapain sama gue,"  kata Elvano.

"Apaan sih El kalau di biarin dia bisa gebukin lo sampe bonyok! lo tau kan emosi dia?" Jawab Ray yang tak kalah panik.

Di sela-sela keributan ini tiba tiba Klara mulai mengeluarkan suara, "hm, Galen sebenernya gue juga nggak tau dia mau ngapain tapi gue rasa dia mau ngelakuin sesuatu yang buruk ke gue, tolongin gue ya." ujarnya berbohong dengan muka memelas mencoba menarik Galen agar lebih bersimpati padanya.

Awalnya Klara tak bermaksud ingin mengadu domba persahabatan mereka seperti ini. Akan tetapi jika ia berkata sejujurnya ia takut teman-temannya akan menjauhinya. Jadi ia terpaksa melakukanya.

"Klara!!! lo ngomong apaan sih?! nggak mungkin Elvano ngelakuin hal  itu!" Teriak Arvin yang juga ikut tersulut emosi.

Galen yang terbujuk oleh perkataan Klara malah membuatnya semakin tidak dapat menahan emosinya. "Bener kan dugaan gue! Lo nggak bakal gue biarin gitu aja!"  Kata Galen lalu langsung memberi satu pukulan yang sangat keras di pipi Elvano. Pukulan itu cukup keras hingga membuatnya tersungkur di lantai.

Tak sampai begitu  saja Galen terus menerus memberi pukulan bertubi tubi kepada Elvano. Sampai Elvano tak sanggup untuk bangun.

"Kenapa lo nggak lawan gua?! sini!" 

"G-gue nggak akan pernah pukul sahabat gue sendiri meski lo berbuat jahat ke gue." ucap Elvano yang sudah lemas.

"Halah! nggak usah banyak bacot lo!!" Baru saja Galen hendak memukul Elvano lagi tapi sudah ditahan oleh Arvin dan ia membawa paksa Galen keluar dari kerumunan orang-orang ini sebelum sesuatu yang lebih buruk terjadi.

"Apa apaan sih lo?! Lepasin gue nggak! Gue belum selesai sama baji**an itu! Awas lo!!" Teriak Galen berusaha melepas gengaman Arvin.

"Ray cepet bawa Elvano jauh-jauh dari sini!" seru Arvin dari kejauhan.

Dengan cepat Ray langsung menggotong Elvano keluar juga dari kerumunan ini dan sebelum itu ia sempat menghapiri Klara yang hanya diam saja.

"Buat lo, makasi karena sudah buat persahabatan ini hancur. Jujur gue sama Arvin kecewa sama lo, untuk sekarang jangan tunjukin muka lo ke kita lagi." bisik Ray ke telinga Klara lalu langsung membawa Elvano keluar dari tempat itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DAREWhere stories live. Discover now